webnovel

Petunjuk Terselubung

Mereka bertiga mengikuti ke mana Hugho berjalan. Arletha kesal mengetahui ponselnya, tak bisa mengabadikan apa yang dikerjakan Hugho, dan ketiga rekannya ke dalam ponselnya. Hugho kemudian berlari mengoper kunci, yang dia genggam ke salah satu rekannya dan bertukar kunci. Hugho membuka pintu mobil Toyota silver tetapi saat dia masuk ke dalam, muncul panggilan masuk.

"Aku sudah mengalihkan perhatian mereka. Sekarang saatnya" kata seseorang dari ponsel Hugho.

"Sial!! mengapa kau tidak mencoba kabur saja?!" maki Hugho sambil membunyikan klakson tiga kali. Maka mobil kedua rekannya meluncur lebih dahulu entah ke mana.

Hugho tampak gusar dengan apa yang terjadi dia memilih turun dari mobil, mengawasi sekeliling, lalu masuk kembali ke dalam Motel. Anehnya, dia meminta seluruh staf untuk keluar dari ruangan karyawan, bahkan diwajibkan untuk menghentikan seluruh kegiatan. Mereka semua berbaris, dengan tenang menuju ke suatu tempat. Hugho membuka pintu gudang bahkan, jika dilihat luas ruangan itu hanya bisa memuat sekitar lima orang saja.

Zack, Arletha dan Casandra beruntung karena mereka bisa menembus antrean panjang. Mereka melihat Hugho menggeser sebuah lukisan bergambar Gajah Ke samping sekuat tenaga.

"Pergilah jangan pernah berpikir kembali" kata Hugho, memperingatkan semua orang untuk pergi melewati pintu besi yang baru saja dia buka di balik lukisan bergambar gajah.

"Zerra kapan dia akan menyusul kami?"

"Bersamaku segera. Tolong jangan buang waktu" Hugho menegaskan. Semua orang pergi melalui pintu besi dan ketika gudang menjadi kosong, Hugho menutup pintu besi, menyembunyikan pintu tersebut dengan lukisan gajah kembali.

Dor dor dor!!

Suara tembakan terdengar sangat keras.

"Zerra?! Sial!!" teriak Hugho bergegas berlari ke lobi Motel, mengintip keadaan diluar, dari dalam Motel. Zerra terlihat diam tak berkutik sementara para penjahat itu, terus mengamati Wanita tersebut masih dengan menodongkan senjata. Hugho melihat para penjahat pergi meninggalkan Zerra.

"Kumohon jangan mati" gumam Hugho dengan suara bergetar. Hugho berlari menuju tubuh Zerra yang terkapar tak berdaya. Hugho memberi isyarat dengan menjatuhkan sebuah uang koin ke atas aspal. Zerra yang masih hidup berdiri dengan tegak.

Muncul suara langkah kaki berlarian ke arah Zack, Arletha dan Casandra.

"Kalian ke mana saja? Kami panik, mencari kalian" kata Lucas menepuk bahu Zack.

"Kami mencoba menyelidiki dari dalam Motel. Kalian menemukan di mana Theo berada?" Zack langsung teringat tentang Theo. Semua orang, yang mencari keberadaan Theo menggeleng frustrasi.

BOoooOOoM!!

Suara ledakan itu lagi!! tetap saja mengagetkan. Semua orang yang berteriak malah, menghilang!! Kecuali Zack dan Lucas.

"Apa mereka sudah kembali lebih dahulu? Atau mereka menghilang seperti Theo?" Lucas bertanya kebingungan menoleh ke seluruh penjuru arah.

"Lupakan itu dahulu. di antara kita, siapa yang masih tetap berada di sini, harus terus merekam dalam ingatannya apa saja, petunjuk yang bisa kita dapatkan, dari peristiwa ini. Setuju?!" Zack mencoba fokus pada petunjuk baru. Zack dan Lucas terdiam sejenak melihat jazad Hugho dan Zerra tercerai berai. Mual menjalari tubuh mereka. Banyak orang tiba-tiba berlarian berhamburan ke arah mereka berdua.

"Ini terjadi lagi. Sebenarnya siapa pelakunya?" salah seorang warga setempat berbisik pada orang di sebelahnya.

"Hey, kalian!! bukankah kalian, sudah ada sejak ledakan itu terjadi? Siapa kalian?! Aku tidak pernah melihat kalian sebelumnya" panggil seseorang di belakang Lucas dan Zack. Mereka berdua berbalik badan dan mendapati salah satu dari penghuni dimensi lain, menyadari keberadaan mereka secara mendadak.

"Kami pendatang baru. Tinggal di Motel K-Rosel untuk sementara waktu" jawab Zack meyakinkan.

"Lalu di mana seluruh penghuni Motel itu sekarang? Hanya kalian yang bisa mendengar ledakan sebesar ini?" seorang Wanita menatap mereka curiga.

"Kami tidak tahu. Baru saja kami ingin kembali ke sana tetapi ledakan dahsyat ini, menyita perhatian kami" kilah Lucas. Perhatian warga setempat teralihkan oleh suara sirene mobil polisi yang melaju ke arah tempat kejadian perkara.

"Kau tahu mengapa mereka sekarang bisa melihat kita?" tanya Lucas penuh tanda tanya disela tiba-tiba, seseorang menyenggol Lucas hingga menubruk Zack ke samping.

"Lihat? Bahkan mereka sekarang bisa menyentuh kita. Apa yang terjadi?" panik Lucas.

Zack hanya memberi isyarat, agar Lucas diam saja. Mereka berusaha berjalan sejauh mungkin keluar dari kerumunan orang, yang dihalau oleh para Polisi. Mereka berlari secepatnya ke arah Motel tetapi memutuskan untuk tidak masuk ke dalam melainkan terus berlari sejauh mungkin.

"Saksi mata!! Berhenti!! Atau kalian pelaku sehingga kabur?!" seorang Polisi menyadari keberadaan mereka. Karena Zack dan Lucas tidak kunjung berhenti, Polisi memberi tembakan peringatan pertama di udara. Zack dan Lucas tetap berlari tak ingin terlibat jauh, lebih dalam.

Suara gonggongan anjing herder terdengar. Derap langkah kaki hewan-hewan penghasil air liur itu, mengindikasikan polisi telah memerintahkan 5 ekor anjing mengejar mereka. Kabut tebal lagi-lagi menyelimuti mereka meski, tak dapat melihat apa pun, mereka tetap berlari takut terkejar oleh kawanan anjing.

"Aaaaaaa!!" teriak keduanya di dalam kabut tebal tersebut, merasakan sesuatu telah menarik tubuh mereka ke belakang.

Alangkah terkejutnya mereka, ketika menyadari bahwa mereka justru jatuh, dari langit-langit kamar, dan berguling ke atas tempat tidur.

"Apa kita sudah kembali?"

"Bukan ke dunia kita. tetapi sepertinya hantu itu ingin kita tetap di dalam kamar Motel K-Rosel ini" jawab Zack sambil mengusap-usap lengannya.

"Pasti ada petunjuk lain bukan?"

"Di ruang karyawan!! Sepertinya peristiwa ini ada hubungannya, dengan apa yang Hugho dan dua rekannya lakukan" Zack memberi tahu Lucas.

"Kau bisa membawaku ke sana?"

"Ya" Zack berdiri, berjalan sambil mengarahkan Lucas ke tempat itu tetapi, pintunya ternyata terkunci.

"Aku tidak mencari tahu passwordnya. Ah, bodohnya!!" pekik Zack kesal pada diri sendiri.

Ceklek

Krieeeeeek.....

Tiba-tiba saja, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Zack memberi kode masuk pada Lucas. Zack memberi tahukan benda apa, yang sedang dikerjakan Hugho dan kedua rekannya.

"Ini..., sebuah vaksin untuk virus tertentu. Pamanku adalah Ilmuwan jadi aku sedikit tahu, cairan apa yang ada di dalam benda ini" bisik Lucas setelah melihat labelnya.

"tetapi untuk apa mereka membuat vaksin? Sementara orang-orang jahat itu sibuk mengejar mereka untuk dibunuh" Zack merasa ada hal yang mereka lewatkan setelah mendapatkan penemuan vaksin.

Bragh!!

Bragh!!

Mereka terkejut mendengar ada beberapa orang datang, mencoba mendobrak pintu. Lucas mengambil sebuah tabung reaksi berisi vaksin, berbentuk sebesar jari tangan manusia, ukurannya berdiameter 10-20 dengan panjang 50-200mm. Di masukkannya ke dalam saku celananya.

"Kali ini kita tidak akan selamat" Zack berani bertaruh tetapi Lucas, masih sempat mencari apa pun benda di dalam loker. Sebuah buku bertuliskan nama-nama orang. Lucas memasukkan buku itu ke balik bajunya.

Secara mendadak, lampu di ruangan itu malah padam!! Zack dan Lucas ternyata kembali di pindahkan oleh kekuatan misterius sehingga, mereka mengerang kesakitan begitu matanya terpapar cahaya secara tiba-tiba.

"Lucas!! Zack!! Kalian baik-baik saja?!" teriak Berta menyadarkan mereka bahwa...mereka benar-benar kembali.

"Hampir saja aku jantungan" kekeh Lucas menepuk-nepuk dadanya lega.

"Apa yang kalian lakukan di sana?" terlihat Theo masih berada di atas tempat tidurnya.

"Kalian menemukan Theo di mana?" Zack bingung.

"Yang terlempar ke dimensi lain itu bukan aku tetapi kalian, semua. roh Wanita itu sengaja mengirim kalian, untuk memberikan petunjuk. Dan mulai sekarang, kita semua bisa berkomunikasi dengannya tanpa harus ketakutan padanya" kata Theo memberi penjelasan.

"Aku sedang kesal padanya. Katakan jangan menampakkan batang hidungnya dahulu" sinis Zack bersungut-sungut.

"Theo. Aku tidak mengerti. Waktu aku, Zack dan Casandra tiba-tiba berada di Motel, kami menemukan sesuatu yang tidak biasa dan sesuatu hal itu dibuat oleh Hugho dan dua temannya yang lain" kata Arletha mengutarakan apa yang dilihatnya selama dia di dalam Motel.

"Bahkan seluruh karyawan di Motel, diwajibkan meninggalkan tempat mereka bekerja itu pun, menggunakan ruang rahasia" sambung Casandra.

"Kalian tahu apa yang mereka buat?" Theo mulai duduk tegak saking penasaran.

"Lucas, tunjukkan apa yang Hugho ciptakan pada Theo" kata Zack mengingatkan apa yang tersembunyi di dalam kantung celananya.

"Ini Vaksin dan sebuah buku yang akan memberi kita petunjuk proyek apa, yang sedang mereka jalani." Kata Lucas memberikan semua itu kepada Theo.

"Vaksin?" Theo berpikir sebentar lalu merasakan kepalanya mulai berdenyut-denyut.

"Aku tidak menemukan apa pun soal ini dalam mimpiku" pekik Theo kesakitan.

"Sebaiknya kau tidak memaksakan diri Theo. Seluruh mimpimu belum tentu berdasarkan kisah nyata hantu itu" Lucas menggenggam kedua bahu Theo memintanya setenang mungkin.

"Satu hal yang aneh terjadi sebelum kami kembali" Zack membuat seluruh perhatian menyorot dirinya.

"Semua orang di dalam sana sebelumnya tidak tahu keberadaan kita bukan? tetapi tiba-tiba, saat ledakan terjadi, mereka bisa...melihat bahkan, menyentuh kami." Kata Zack keheranan.

"Kalau begitu kita harus lebih berhati-hati lagi. Jangan lengah karena bisa saja, kita terluka atau mati di dalam sana" Theo memucat setelah mengatakan hal ini.

"Demi kebaikan kita semua sebaiknya kita pulang saja. Jangan pertaruhkan nyawa kalian di sini" tambah Theo berusaha berdiri tetapi ditahan Zack.

"Sudah telanjur terlibat. Kau pikir kami akan diam saja, membiarkanmu, berkeliaran sendiri dengan hantu tanpa identitas itu? Kau sudah tahu siapa namanya saat kami tinggal tadi?" tandas Zack dijawab gelengan Theo.

"Jangankan nama. Keluarganya tinggal di mana pun, dia lupa" gumam Theo.

"Dia hanya mengingat detik-detik kematian Zerra dan Hugho? Kok aneh. Kau lihat wujud asli manusianya Theo?" tiba-tiba Berta mempertanyakan.

"Ya"

"Dia Zerra?"

"Sayangnya bukan. Dia jauh lebih muda dari Wanita bernama Zerra. Waktu kutanya apa dia ada hubungannya dengan Zerra dan Hugho, ekspresinya malah kebingungan. Dia menangis lalu menghilang dibalik tembok" gerutu Theo mengingat kelakuan ajaib si hantu.

"Beri dia waktu untuk membuat setengah ingatannya kembali. Kurasa kita, tidak perlu pulang terlalu cepat. Kita masih bisa bersenang-senang. Lagi pula orang tuamu sudah membuang begitu banyak uang untuk menyenangkan Putra dan teman-temannya bagaimana bisa kami tega pulang" Kabil Hanan menyeringai kecil sambil membuat ekspresi lucu.

"Ya ampun ini sudah pukul lima bagaimana jika kita bersiap-siap berkeliling tempat ini saja? Sebelum Winter Water Park dibuka kembali?" Nauctha mencoba mencairkan suasana.

Sekitar pukul tujuh mereka menggunakan pakaian olahraga, berniat lari pagi bersama. Theo tampak lebih segar dari sebelumnya karena dia sempat dibuat tertidur lelap oleh si hantu.

Di jalanan lengang itu, terlihat satu meter sebelum tikungan, seorang pejalan kaki akan menyeberangi jalan raya dan Casandra melihat sejelas mungkin, ada mobil melaju sangat kencang hendak menuju tikungan tajam.

"Hoy!! Hati-hati!! Ada mobil!!" teriak Casandra panik tetapi pejalan kaki itu melenggang dengan santai tak mendengar teriakan Casandra. Theo segera berlari menuju ke tengah jalan.

"Apa yang kau lakukan? Theo!!" teriak Nauctha kaget melihat Theo yang berinisiatif menolong nyawa seseorang. Theo menarik lengan orang itu kearahnya tetapi karena terkejut, kaki orang ini justru menyandung kaki kiri Theo akibatnya mereka berguling ke tepi jalan, membentur trotoar.

Ckiiiiit!!

Chapitre suivant