webnovel

Ch 3. Perburuan

Hadi kaget saat ia tahu ia hanya mengahabiskan satu jam di dunia nyata. Ia tidak segera kembali terhubung dengan game. Tapi, ia membuka browser hp nya yang bisa terbilang jadul namun tetap bisa di gunakan dengan baik.

Ia membuka forum Dragon Nest: Rise. Ia segera menyerap semua hal umum yang tertulis di layar ponselnya. Hadi merasa tidak ada yang banyak berubah pada jenis monster kecuali level beberapa monster dinaikan.

Setelah meyerap semua perubahan yang ada pada monster. Ia kembali terhubung, tidak langsung pergi berburu dengan mengandalkan informasi, justru Happo melihat equipmentnya yang sedikit memperihatinkan.

Senjata yang ada di ruang penyimpanan hanya sebuah pisau tumpul dan persediaan yang ada pun hanya sebotol air dan dua potong roti kering. Dengan dasar memperbaiki equipment ia mencari permintaan dari penduduk desa.

Pada akhirnya ia mendapat permintaan untuk mengumpulkan daun mint dengan upah 10 copper untuk 50 lembar daun mint ini. Merasa bukan misi yang sulit ia segera berangkat kelokasi yang di maksud oleh NPC pemberi permintaan.

Hutan bagian barat, dimana hutan bagian ini terdiri dari monster berlevel 1 hingga 4. Setelah masuk kedalam hutan cukup dalam akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Ia mulai memetik daun semak di depannya.

Mengumpulkan 50 lembar daun sebenarnya Happo hanya butuh waktu satu menit. Namun, karena Happo berpikir sedikit lebih jauh ia meneruskan kegiatannya hingga tanpa sadar ia sudah memetik begitu banyak.

[ Selamat! Karena memetik tanaman selama dua jam berturut-turut! Anda mendapatkan tittle!

Herbalist

Setelah memetik tanaman dua jam tanpa henti kamu dapat membedakan tanaman beracun dan yang tidak beracun.

Kondisi tanaman yang di petik +5%

Serangan terhadap monster tumbuhan +10%]

[ Selamat! Karena anda memetik lima ribu lembar daun mint yang merupakan bahan dasar dari seluruh potion anda mendapat tittle!

Newbie Alchemyst

Memetik lima ribu lembar daun mint. Dan kini anda mendapatkan skill produksi Alchemy.

Agi +3 ]

[Alchemy

Beginner (level 1) 0%

Dapat membuat potion berdasarkan level skill

Kualitas produk +5% setiap kenaikan level]

Happo hanya membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak sadar ia sudah memetik lima ribu daun mint dan sudah menghabiskan waktu dua jam! Dan lebih mengejutkannya lagi ia mendapat dua tittle dan satu skill produksi yang langka menurut pemain yang berdiskusi dalam forum! Ia segera ingat dengan permintaan dari salah satu NPC.

Namun, saat hendak kembali ia di hadang oleh seekor boar berlevel 1. Boar adalah monster yang agresif menurut informasi dari forum. Happo tidak takut dengan boar ini. Malah ia senang karena bisa mendapat culanya atau setidaknya dagingnya untuk di jual di kota.

Ia mengeluarkan pisau tumpul dari penyimpanan dan melakukan penghindaran dari serudukan boar itu. Dan itu berhasil di hindari dengan sempurna. Dengan cepat Happo menendang tanah menuju boar yang masih belum berbalik.

Ia mengenai boar itu, namun, itu jauh dari kata 'cukup' untuk langsung membunuh boar itu. Lagipula ia hanya memberi kerusakan sekitar 6 poin sedangkan poin nyawa boar itu ada sekitar 500 poin nyawa.

Setelah pejuangan panjang dan menyusahkan akhirnya boar itu mati dan menyisakan poin nyawa Happo tinggal 20% saja. Ia sedikit kecewa karena cula boar itu tidak jatuh sebagai drop item, dan hanya menjatuhkan dagingnya.

Sesaat setelah memasukan daging boar itu kedalam penyimpanannya. Ia mendengar suara dengusan dari belakang. Saat berbalik ia melihat ada dua boar yang sudah mengarukkan kaki belakang mereka.

"Hai" sapa Happo dan dibalas dengan boar itu berlari untuk mengejarnya.

Tahu dua boar itu ingin menghabisinya ia berlari sekencang yang dia bisa. Melewati ranting dan akar pohon, kecepatan Happo tidak melambat dan membiarkan poin nyawanya perlahan turun karena terkena ranting-ranting tajam.

Cukup lama berlari akhrinya ia bisa melihat kota dan masih di ikuti dua boar tadi. Beberapa meter di depannya ada seorang kakek tua sedang berjalan kearahnya. Dengan segera Happo memperingati kakek itu dari jauh.

"Kakek!! Pergi!! Ada dua boar yang mengamuk!!"

Namun, kakek itu tidak mengindahkannya. Entah kakek itu sudah mulai tuli atau apa yang jelas Happo tidak akan membiarkan kakek itu terkena masalah karena dirinya. Mendecakkan lidahnya, ia kemudian berbalik dan langsung melempar pisau itu kearah salah satu boar.

Dan beruntungnya pisau itu mengenai mata dan langsung mengenai otak boar itu. Dan sekarang hanya ada satu boar tersisa. Tanpa senjata Happo hanya bisa berdoa bahwa beladiri yang ia pelajari beberapa tahun yang lalu berhasil di terapkan dalam melawan boar ini.

Boar itu datang dan menyeruduk Happo, tapi Happo dengan sigap menangkap dua cula dan berusaha menahannya. Ia terdorong oleh boar itu. Ia menambahkan kekuatan tangan dan kakinya. Dan tepat di depan kakek itu ia berhenti.

Kakek itu terlihat terkejut dengan apa yang di hadapannya. Seorang pemuda menahan seekor boar dengan tangan kosong yang mana perlu poin Str setidaknya 15 poin. Ditahan oleh pemuda berlevel 0 dengan Str 5 poin saja.

"Hyaaa!!" seru Happo ketila menendang wajah boar itu dengan lututnya dan mematahkan salah satu cula boar itu

Boar itu mundur, boar itu masuk kedalam mode berserk ketika tahu culanya patah dan ada di tangan Happo. Happo juga serius ketika ia sadar bahwa poin nyawanya hanya tingal 13% lagi. Jika saja tidak ada pinalti dia setiap kematian sudah pasti Happo memilih mati saat ia masih di kejar dua boar.

Masalahnya setiap orang yang mati akan kehilangan satu level karakter dan mastery, lalu jika pemain masih berlevel 0 maka jangan kaget saat kamu hidup kembali dengan salah satu poin kemampuan dasar berangka 0.

Happo menghindari serudukan boar kembali, namun, dengan cepat boar itu merubah arah dan kembali menyeruduk Happo kembali menghindar dan mencoba menyerang. Dan itu berhasil setidaknya memberi kerusakan yang cukup besar.

Boar itu semakin marah. Boar itu kembali menyeruduk Happo, karena kecepatan boar bertambah. Happo terkena serudukan itu walau begitu serudukan itu hanya mengurangi 3% poin yang tersisa karena Happo sedikit menahannya.

Saat terkena serudukan itu juga Happo melakukan counter dan mengurangi beberapa persen poin nyawa boar itu. Poin nyawa mereka benar-benar kritis hanya butuh satu serangan dan keduanya tamat.

Boar kembali menyerang dengan serudukannya sementara Happo melempar cula itu dan berlari kearah pisau yang jatuh di dekat daging boar yang tadi ia kalahkan. Cula yang ia lempar berhasil di hindari dan disaat yang sama Happo sudah menggenggam pisaunya dan berbalik ia meliha boar itu berjarak beberapa meter dengannya.

Dengan mata terpejam ia menusukkan pisaunya kedepan saat jarak boar itu sudah menjadi satu meter. Dengan takut ia perlahan membuka mata. Di depannya boar itu berubah menjadi partikel cahaya.

Happo bernapas lega melihat hal ini sementara kakek itu menghampiri Happo. Dan mengulurkan tangannya kearah Happo. Happo menerima uluran tangan kakek itu dan berdiri.

"Terimakasih anak muda telah menyelamatkan ku. Sebagai terimakasih aku memberikan kamu kalung ini" ucap kakek itu sambil merogoh saku celananya dan beberapa saat kakek itu mengeluarkan kalung dengan batu hitam mengkilap.

"Ini... Apa tidak apa?" tanya Happo ragu

"Tak apa, lagipula kau sudah menyelamatkan kakek tua ini" jawab kakek itu

"Baik kakek, aku terima dan terimakasih. Aku harus kembali ke kota untuk menyerahkan permintaan salah satu warga" ujar Happo

"Ya, kau harus hati-hati" nasihat kakek itu dan dibalas Happo dengan anggukan sebelum pergi

Dan Happo tidak tahu bahwa kakek yang di temuinya adalah si Game Master dan kalung itu adalah salah satu cara untuk memulai Main Story

"Hmm... Pemain yang menarik, tapi apa aku salah memberi hadiah ya? Apa kalung itu bagian dari Main Story? Ah, mungkin tidak. Lagipula jika itu ada hubungannya, para pemain pasti bisa mengatasinya. Karena pemilik GEMSCOOL akan memberi mereka 40% saham mereka pada seseorang yang berhasil mengalahkan boss terakhir dan menyatukan semua ras dan kerajaan. Itu juga menjadi landasan pertumbuhan level yang gila pada pemain profesional" ucap kakek itu sebelum akhirnya berjalan kembali dan menghilang di balik pepohonan

Chapitre suivant