webnovel

CH.304 Arti Putus Asa

Walau keadaan dunia untuk sementara sudah stabil, bukan berarti pekerjaan kami berhenti sampai di sini. Aku hanya bisa menggandalkan cara ini sampai solusi untuk masalah ini kami temukan walau tidak tahu berapa lama pastinya.

Entah kenapa, semakin waktu berjalanan, si badjingan itu membuat pekerjaanku semakin sulit. Buktinya, dari apa yang bisa kuselesaikan dalam waktu sehari, menjadi masalah yang solusinya perlu ditemukan dalam waktu berbulan-bulan.

Setiap kali saja selalu begitu, aku sudah benar-benar lelah sebenarnya. Tidak bisa ya, dia tidak mengusik diriku selama satu kehidupan begitu? Aku benar-benar ingin tenang di kehidupanku yang ini, lain kali akan kuteladi dirimu. Tidak ada tawar-menawar ya?

"Cih, kenapa tidak ada solusi ataupun teori yang bisa kugunakan untuk merancang rencana apa pun? Walau ideku banyak, tetapi semuanya berasal dari teori yang ada."

Mungkin aku dikenal sebagai strategis yang handal dengan menggunakan kalkulasi dan memperhitungkan segala kemungkinan yang tepat. Juga aku bisa mengkonstruksi segala teori untuk digunakan menciptakan hal baru.

Namun bodohnya diriku, kemampuanku berhenti sampai di situ. Walau aku dikenal sebagai dewa pencipta, tetapi aku tidak pernah bisa menciptakan dari apa yang tidak pernah ada. Itu batasan mortal yang tidak bisa kulampaui sebagai dewa.

Makanya, kekuatanku berdasarkan pada pengetahuanku. Inilah yang dimaksud orang dengan, buku setajam pedang. Tidak ada yang lebih kuat dari kekuatan oleh pengetahuan. Seolah-olah dengan pengetahuan, kau bahkan tidak akan pernah bisa mati.

"Tenanglah pikiranmu sedikit Sin, kau terlalu gegabah berpikir dengan amat sangat keras pun tidak akan merubah situasi yang ada."

"Itu benar, panik tak akan mengubah segalanya. Kau juga sudah tahu harusnya akan hal itu Sin lebih dari kami."

Apa kata kedua temanku itu sebenarnya memang tepat apa adanya, kalau aku panik hanya akan ada kehancuran yang menanti. Tidak, tidak perlu khawatir, otakku sudah kupaksa untuk dingin dan berpikir secara jernih.

Walau aku tahu bahwa ini sulit, tidak ada keuntungan yang kudapat dari kepanikan, itu motivasiku. Bagaimana pun aku tetap orang yang egois, mungkin lebih tepatnya katakan aku orang yang serakah. Namun begitu pun aku juga masih membutuhkan orang lain bukan?

"Benci mengakuinya, tetapi ini mungkin akan menjadi hal yang terumit untuk kupecahkan dalam waktu yang super singkat."

"Normalnya kita butuh waktu hampir berbulan-bulan untuk menemukan sesuatu yang baru dan menyempurnakannya, tetapi memang itu mustahil sampai sempurna."

"Resiko. Setiap pencapaian yang semakin besar, resiko dan pengorbanannya juga semakin besar. Tidak ada yang gratis di dunia mana pun, peraturan mutlak."

Gratis itu hanya abal-abal, pasti ada yang harus dibayarkan walau bukan uang atau secara bentuk fisik yang terlihat langsung. Aku pun juga tahu setiap tindakanku harus menguntungkan walau beresiko dan terlihatnya enteng sekali dilakukan.

Sebenarnya aku tidak suka reputasi, buatku ketenangan adalah segalanya. Orang yang jauh lebih serakah dari diriku tentu saja banyak, berjibun-jibun bahkan. Namun orang yang serakah dan bisa membawa keuntungan bukan untuk dirinya, tetapi orang lain juga walau tidak sengaja itu yang tidak ada.

Jangankan yang tidak sengaja, yang berusaha untuk sengaja saja bahkan lebih langka dari yang kau pikirkan. Sudah kubilang berkali-kali, kau selalu dalam pengawasan, tidak ada data yang tidak bisa terkumpul di tanganku selama metode pemecahannya kuketahui.

Kelemahan terbesarku mungkin adalah keluarga. Tidak ada yang lebih penting bagiku selain keluarga. Bahkan untuk diriku yang selalu mencari keuntungan, akan meninggalkan semua harta demi menyelamatkan keluargaku. Apa gunanya harta tanpa keluarga? Hanya ada sengsara.

"Kalian benar-benar orang yang realistis, setiap kali aku berbicara kepada kalian, aku hanya mendapati diriku terpojokkan oleh semua ucapan itu."

"Hei, hei, kau seolah-olah menyalahkan kami. Lagipula dua konfirmasi itu saling bertolakan, memuji dan menyalahkan di saat yang sama."

"Itu terserah bagaimana kalian memahaminya, bagiku itu hanyalah ucapan kenyataan."

Oh tolong, aku pun juga orang yang realistis, kalau tidak aku mungkin sudah berhalu dengan apa yang tidak dapat kucapai. Bahkan bagiku yang mengharapkan untuk membentuk banyak hal, punya perhitungan apakah itu mungkin atau tidak, walau mungkin waktunya tidak singkat untuk menentukan.

Namun selama kemungkinan masih 1 persen bahkan 0.00000001 persen bahkan lebih kecil, itu artinya belum nol kemungkinannya. Jadi aku tidak akan menyerah selama kesempatan dan kemungkinan masih ada.

Kau pikir aku bisa menang terhadap Kuroshin? Tidak, kalau kau berpikir secara logis jawabannya tidak, itu tidak memungkinkan. Namun apa yang membuatku masih yakin untuk membunuhnya? Karena tak pernah ada yang bilang itu 100 persen tidak mungkin, bukankah begitu?

Bisa saja 1 di antara triliunan kesempatan, aku mampu membunuh Kuroshin dengan cara tertentu. Tidak ada alasan bagiku untuk mengalah atau menyerah, itulah takdirku yang sebenarnya.

"Sebaiknya sebelum kita membahas hal seperti itu, kita harus mengarahkan fokus kita terhadap hal itu. Tidak banyak waktu kita, paling maksimal adalah sebelum mana dunia-dunia lain yang dikenal Sin habis."

"Dan buruknya, kita tidak tahu persentase berapa banyak yang tersisa."

Yang menjadi masalah paling utama adalah batas waktu yang benar-benar rancu. Sihir penyembuhan yang tadi itu diarahkan ke seluruh dunia dengan mana yang dasarnya dari dunia Demonirya.

Selama mana dunia Demonirya belum habis, sihir penyembuhan itu dapat memberikan tenaga untuk orang-orang dunia ini berjalan. Seberapa cepat termakannya, seberapa banyak yang tersisa, semua itu tidak dalam jangkauanku.

Bisa lebih tepatnya kalkulasi seperti itu tidak mampu dilakukan. Memang seharusnya komputer buatanku ini bisa menerima begitu banyak data juga menyimpannya. Namun bahkan semua hal punya batasannya, tidak ada yang tidak. Lagi-lagi hukum mutlak.

"Sejauh ini yang aku cari tahu adalah alasan kenapa mana tiba-tiba menghilang. Terduga seperti yang kita tahu bahwa pasti ada biang keladinya, tetapi kita sebelumnya tidak mengetahuinya siapa. Benar bukan begitu?"

"Tepat seperti yang sudah kita duga. Sejauh ini dengan kemampuan kita, hanya itu yang memungkinkan untuk dipikirkan."

"Namun aku setidaknya menemukan petunjuk walau sedikit."

Iya… aku menemukan petunjuk yang mengarah pada penyebab masalah ini. Satu, itu adalah munculnya manusia yang memberontak dan memihak kepada para monster. Istilah lain, orang itu berkomplot untuk menghancurkan dunia ini.

Dengan persepsi seperti itu, orang itu kemungkinan besar tidak punya pilihan lain untuk menghancurkan dunia ini mungkin karena dendam pribadi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk yang lain.

"Jadi begitu ya… memang itu memungkinkan sejak waktunya seperti terlalu tepat karena begitu portal yang kita lawan itu terhenti, tidak lama setelah itu, kejadian ini terjadi."

"Menurutku itu yang punya kemungkinan paling besar sejak bisa saja orang itu sudah awal benci jadi manusia. Namun coba dengarkan pendapatku yang lain."

Dengan otak yang masih bisa dibilang membara karena otakku sudah terllau banyak berpikir, aku menyatakan kemungkinan kedua yang sudah kuprediksikan. Simpel, tetapi mematikan, itu adalah orang dari negara ini, pergi ke Logiate dan merencanakan ini semua.

Sejauh ini memang hubungan dunia baik-baik saja, tetapi kau tidak pernah tahu selamanya bisa begitu atau tidak. Bisa saja pemerintah dunia ini—bukan negara, dunia—dan pemerintah dunia sana ingin menguasai seluruh penduduk untuk memajukan dunianya.

Kemungkinan ini kuperhitungkan dengan memikirkan sifatku yaitu serakah. Sifat serakah adalah berbahaya, bisa saja dengan cara apa pun dunia dunia saling berkompetisi tidak sehat. Akhirnya semua itu mengakitbatkan ini, masalah ini.

"Namun bukankah itu berarti kau tidak tahu keadaan Loagite? Kau membuat prediksi yang jauh dari dirimu selain dan tidak ada kemungkinan untuk mengkonfirmasinya."

"Setidaknya itu tidak mungkin selama para pilot pesawat antar dunia atau katakan saja roket itu tidak bisa dikendalikan normal. Ingat bahwa seluruh mana dunia ini menipis dengan amat sangat cepatnya?"

Yah bahkan tebakanku yang kedua tidak berujung baik. Ini saja yang terus saja membuatku berkutat dengan masalah yang terus-menerus tidak ada jalan keluar bahkan sepercik cahaya pun tidak. Jujur, aku benar-benar lelah.

Boleh kukatakan sudah lewat kurang lebih tiga hari tanpa tidur yang berarti. Aku sudah bekerja selama ini tanpa memikirkan diriku sendiri bahkan. Kujamin kalau Kiera ada di sini, aku pasti sudah dimintanya untuk tidur langsung.

Dengan tambahan mata panda alias kurang tidur, itu melengkapiku seolah-olah aku benar-benar ilmuwan. Kali ini aku menggunakan pakaian yang santai karena aku tidak mau menggunakan jas kantoran maupun jas lab.

"Ya, ya, aku sudah tahu itu. Otakku benar-benar tidak bisa berjalan dengan baik. Sudah berapa jam yang aku lewatkan untuk tidur selama beberapa hari ini?"

"Tenang saja, tenang. Kita pasti akan menemukan jalan keluarnya dengan pasti."

Enak kau mengucapkannya, yang kumaksud adalah bagaimana kalau aku gagal dan akhirnya seluruh umat manusia mati. Padahal aku sudah berjanji bahwa aku akan berhasil menyelamatkan. Tidak ada yang lebih membebani otakku selain masalah Kuroshin sebenarnya, tetapi bukan berarti masalah ini tidak membebaniku juga.

Bagaimana reaksi para pemburu, apakah aku tega membiarkan umat manusia mati begitu saja? Aku tahu manusia bukan dewa seperti mereka akan mati cepat atau lambat, tetapi yang kumaksud itu adalah seluruh umat manusia di dunia Heresia.

"Aku lelah Shin, Jurai. Tubuhku sudah benar-benar mencapai batasnya, otakku sudah tidak bisa menghasilkan hasil lain. Bahkan dengan memindai satu dunia, aku tidak menemukan apa pun."

Kalian pikir aku tidak mencoba mencari tahu dengan bantuan satelit ke seluruh dunia ini? Aku sudah, bahkan aku mengecek berkali-kali melalui IAI. Namun aku tahu, semuanya itu sia-sia karena dunia ini bahkan 1.5 kali lebih besar dari Terra dan kondisinya berbeda.

Sudah beberapa tahun aku di dunia ini, tetapi bahkan aku belum bisa mencari tahu semua informasi yang ada karena masalah monster. Dalam keadaan normal mungkin aku sudah bisa mencarinya, tetapi tidak dengan masalah kali ini.

"Huft, huft, sayang!! Sebaiknya kau cepat lihat berita dan coba lihat apa yang terjadi pada dunia ini."

"Tidak mungkin… apakah aku sudah mencapai batas waktunya…?"

Chapitre suivant