Seger banget lihat penampilan Ardy sore ini tapi nggak demikian bagi si empunya, sepulang dari tempat cukur Ardy bete setengah mati meski pun nyokapnya memuji rambutnya mati-matian. "Udah jangan dipegangin terus rambutnya, bagus itu, rapi, kamu jadi makin ganteng," ucap nyokapnya untuk yang kesekian kalinya karena selalu nangkap Ardy pegang-pegang bagian belakang kepalanya.
Ardy berdecak lidah, kalau bukan karena mau ujian dia nggak mau potong rambut sependek ini. "Apa sih ibu, aneh banget ketentuan ujian kali ini, bikin males!" gerutu Ardy.
"Hus! Ujian disemester akhir pasti beda dari sebelum-sebelumnya, kamu harusnya bersyukur masih bisa ikut ujian nggak tinggal kelas," sahut nyokapnya pada gerutuan si putra.
"Nggak mungkin kalau nggak naik kelas mah, temen sekelas Ardy dulu nilainya dibawah rata-rata tetep naik kelas cuma rapornya merah doang," balas Ardy.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com