Bisikan kalimat cinta Angkasa membuat Nadira merinding. Keduanya masih dengan posisi jarak yang sangat dekat. Masih saling memandang bibir satu sama lain. Untung saja deretan kursi atas memang benar-benar sepi. Tak ada yang duduk disana selain mereka. Paling banyak ada di jarak dua deretan ke bawah dari posisi deretan mereka. Yah, setidaknya aman.
Meraih tengkuk Nadira, Angkasa memperdalam ciumannya. Memagut lagi dan lagi seolah itu benar-benar sangat memabukkan. Dira tak menolak sama sekali, tangannya meremas baju Angkasa. Gadis itu entah mengapa menurut saja. Ciuman yang diberikan Angkasa terasa sangat lembut dam memabukkan. Manis.
"Emmhh.." desah Dira.
Angkasa melepas pagutannya dengan pelan. Menatap Dira yang sedang mengambil napas dalam-dalam. Perlahan tangannya mengelus bibir Nadira, seolah sangat menyayangkan jika harus melepaskan bibir itu sekarang juga.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com