webnovel

107. Pukulan Pertama

"Kak Adam tahu tentang perasaan aku." Ia kembali memulai percakapan. Nada lirih masuk dan menari-nari di dalam lubang telinga gadis cantik bermata bulat di sisinya itu. Menarik segala pandangan Davira untuk kembali mengarah tepat pada remaja jangkung yang ada di sisinya.

"Tau?" tanyanya memastikan. Matanya sejenak membulat kemudian kembali normal kala diam adalah respon yang diberikan oleh Raffa. Ia tak menyanggah apapun, jadi bisa Davira simpulkan sendiri bahwa apa yang didengar oleh dirinya beberapa detik yang lalu adalah sebuah kebenaran.

"Lalu responnya?" Davira melanjutkan. Menatap Arka dengan penuh penghayatan. Remaja itu terus saja tersenyum manis. Seakan tak ada beban di dalam saat ini.

"Dia sudah tahu sejak dulu, kemarin hanya memastikannya. Reaksinya, tentu ada kekesalan dalam wajahnya, namun dia bisa apa? Dia hanya orang bodoh yang munafik." Remaja jangkung itu tersenyum seringai. Mengakhiri kalimat dengan nada singkat nan pendek.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant