"Kenapa kamu sekarang menangis?" Davira melepas genggaman tangan si gadis. Memutar tubuhnya kala tetesan air mata jelas turun membasahi pipi gadis muda di sisinya itu.
Alia mengusap kasar air matanya. Berusaha membendung dengan senyum dan sesekali menggigit bibir bawahnya dengan kasar. Ia tak ingin menangis sekarang ini, sungguh. Dirinya hanya ingin terus tersenyum dan menjadi gadis kuat seperti Davira. Namun dirinya kalah, hati Alia benar-benar hancur sekarang ini. Besok adalah hari pertama dirinya hidup tanpa sang ibu. Sang papa mungkin akan menetap sementara bersamanya, sebelum perjalanan bisnis memisahkan mereka. Alia ingin ikut, namun ia tak bisa berpindah sekolah seenak dirinya sendiri. Semua akan berubah selepas jasad abu yang mama masukkan ke dalam guci. Ucapara sakral dilaksanakan dengan menandakan bahwa semua benar berubah tak sama seperti dulu lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com