Davira menatap papan tulis yang ada di depannya. Putih bersih tak ada tulisan apapun yang menghiasi di atas sana. Suasana kelas ramai saat ini, sebab guru pergi lima belas menit sebelum bel pulang berbunyi. Menyisakan sebuah tugas besar yang harus dikerjakan Davira dengan tenggat waktu dua malam lamanya. Gadis itu menghela napasnya. Melirik jam dinding yang terus berputar menyusuri angka demi angka yang mengelilinginya. Arka belum kembali dari dalam ruang basket. Davina juga pergi entah kemana tak ada kabarnya. Ia ingin pergi, keluar dari ruang kelas dan pulang untuk memulai hukumannya.
Selepas sang mama melayangkan kalimatnya kemarin malam, Davira enggan berucap apapun paginya. Berangkat lebih pagi tanpa mau mengisi perutnya yang jelas keroncongan. Tak mau menyapa atau bersua dengan sang mama untuk sekadar bertegur sapa. Jika Davira marah, ia akan sangat mirip dengan sang mama. Diam tak bersuara sampai marah dan emosi dalam dirinya sedikit lega.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com