webnovel

21. Teruntuk Harapan

Davira menatap jalanan luas yang ada di depannya. Tak bergeming dalam sepersekian detik hanya membiarkan hening membentang di antara keduanya. Arka masih fokus dengan aktivitasnya menyetir dan mengarahkan mobil yang mereka tumpangi, tak bisa benar untuk menatap paras cantik sang sahabat.

Selepas keluar dari rumah sakit dan memutuskan pergi tanpa berpamitan dengan benar, Davira tak berucap sepatah katapun. Hanya berjalan dan terus menatap lurus ke depan. Sesekali menyela langkahnya dengan helaan napas ringan namun terkesan begitu berat dan panjang.

"Gue udah bilang untuk tidak lepas kendali. Lo akan terlihat menyedihkan nantinya." Pada akhirnya, remaja jangkung berponi naik itu mau membuka suaranya. Tak menoleh hanya sempat melirik posisi Davira saat ini.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant