Netra indah milik gadis bersurai pekat itu tegas membelah padatnya lorong sekolah yang ada di depannya. Bersama dengan langkah sepasang kaki jenjang yang mengiringinya untuk menapaki satu per satu ubin yang samar memantulkan bayangan kedua gadis yang bertemu di depan kelas pojok lorong. Davira Faranisa berjalan ringan dengan sesekali menoleh pada Rena yang fokus tak mau menoleh sedikitpun. Rasa lapar menguasai keduanya. Perut keroncongan sebab tengah hari datang menyapa dengan hawa panas yang nyata menggerogoti masuk ke dalam celah kancing seragam yang dikenakan oleh keduanya.
"Mau makan apa?" sela Davira sukses mencuri perhatian Rena yang kini menoleh tegas ke arahnya. Sejenak mengerutkan dahinya untuk berpikir menu apa yang pas untuk masuk ke dalam perut mereka di saat lapar akut benar melanda di tengah hawa panas yang datang menyapa.
"Nasi goreng?" tanya Rena memberi penawaran.
Davira menggeleng. "Itu enak kalau di makan pagi hari."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com