webnovel

Nyi Blorong II

Betapa rapuh kehidupan manusia, ketika berhadapan dengan bencana alam dan kekuatan alam. Walau jaman semakin maju, begitu juga bencana alam seakan menyamai dampak dan besaran yang ditimbulkannya terhadap manusia.

Baru kemudian manusia sadar, ketika dihadapkan dengan kekuatan alam yang dia lihat. Baru merasa dirinya tidak berdaya dan selalu merasa kecil, disinilah peran doa dan keyakinan datang peran iman di uji. Dan hanya mereka yang berpasrah kepada Pencipta dan meminta perlindunganNYA yang mampu melewati dan selamat dari bencana.

Tiba tiba hawa dingin berhembus kencang dengan diiringi oleh awan yang gelap, seketika suasana sore yang mendung menjadi gelap dan seperti malam yang menghantui. Kasmo yang kaget dengan perubahan itu, tiba tiba mengencangkan hatinya dan berdoa kepada Sang Pencipta memohon perlindungan dari segala mara bahaya.

Hanya setelah hawa dingin itu lewat, tiba-tiba seperti gelombang ombak laut, air sungai yang mengalir deras kini bergelombang dengan kencang hingga meluap memenuhi jalan dipinggirnya. Menghantam pembatas dengan keras dan menimbulkan suara dentuman yang besar, saat Kasmo masih kaget dan takut oleh suara dentuman ombak sungai yang semakin deras dan kencang.

Sayup sayup terdengar suara ringkihan kuda yang menarik sebuah kereta, awalnya Kasmo merasa janggal dan kaget, dia tidak percaya siapa yang menunggang kuda di tengah hujan deras begini apalagi sekarang banjir akibat meluapnya sungai.

Karena langit yang gelap dan penerangan yang belum memadai, sehingga jarak pandang menjadi kecil. Hanya suara ringkikan kuda dan suara kereta yang berjalan, semakin jelas datang ke arah posisinya.

Mencoba memusatkan pendengaranya ke arah suara itu berasal, Kasmo memasang ekspresi yang bermatabat, dan saat dia yakin dari mana suara itu berasal dan ke mana suara itu akan datang dia terkejut, karena suara itu menghampirinya dan semakin dekat serta semakin jelas.

Samar samar terlihat gerbong kereta kuda yang berwarna emas, dengan empat kuda putih yang menarik, tidak ada kusir ataupun pendamping yang menemani kereta tersebut. Saat matanya terpaku pada kereta tersebut, Kasmo dapat bersaksi bahwa dia yakin kereta itu sangat mewah karena warna emas dari kereta itu terlihat benar-benar dari emas, yang mampu membuat orang yang melihatnya takjub sekaligus akan merasa tergoda untuk dapat memilikinya.

Saat kereta kuda itu berhenti tepat disamping rumah Kasmo, lagi lagi kasmo kaget karena dia baru sadar posisi kereta itu tidak di jalan, tetapi di atas sungai dan anehnya kereta itu mampu berjalan dan berdiri di atas sungai tanpa tenggelam.

Saat dia masih takjub dengan apa yang dia lihat, pintu kereta itu tiba tiba terbuka dan aroma wangi kembang langsung semerbak memenuhi segala disekitarnya. Perlahan sosok cantik dengan mahkota keluar, tampak wajah yang sangat cantik dengan riasan seorang ratu kerajaan, mengenakan baju bermotif hijau dan perhiasan emas dan permata sebagai aksesorisnya.

Saat sosok cantik itu keluar dari gerbong kereta, Kasmo jadi kaget dan takut karena kaki dari sosok cantik itu tidak berkaki, layaknya manusia tetapi berwujud ular yang sebesar badannya dengan warna hijau yang seperti jamrud berkilau bagaikan permata.

Sosok itu berjalan mendekati Kasmo dan tersenyum dengan anggun, tetapi dalam senyuman dan pandangannya yang anggun terdapat kewibawaan serta keagungan seorang ratu.

Saat keduanya berjarak 3 M kini Kasmo dapat melihat dengan jelas siapa sosok cantik yang ada di depanya, dia sekarang tahu kenapa hatinya resah dan kenapa cuaca tiba tiba berubah dan serangkaian kejadian alam yang ganjil.

Ternyata itu semua terjadi karena kedatangan dari sosok cantik itu, yang masyarakat Jawa tahu dan paham sejak jaman dahulu, sosok cantik dengan tubuh sebagian ular itu adalah Nyi Blorong, sosok gaib yang bertugas menguji iman manusia dengan iming - iming dunia, yang dipertukarkan dengan tumbal dan berbagai persyaratan yang tidak lazim.

Kasmo yang syok dengan apa yang ada di depannya, diam-diam meningkatkan kewaspadaanya dan menjalankan ilmu kanuragan yang ia pelajari. Seakan tahu bahwa Kasmo sedang siaga dan menjaga penjagaanya, Nyi Blorong tersenyum dan berbicara " aku tidak datang kesini dengan niat jahat, jadi tidak perlu kamu untuk begitu gugup dan waspada"

" aku tidak tahu tujuan mu kesini, dan aku tidak punya jaminan bahwa kamu tidak akan berbuat macam-macam dengan diriku dan keluarga ku" kasmo menjawab dengan tegas dan menahan rasa takut dalam dirinya.

"ya, apapun yang kamu pikirkan, bangsa manusia mu memang seperti itu selalu curiga satu sama lain, baiklah kita langsung masuk ke dalam urusan" menjawab kasmo dengan menjentikan jarinya sesaat kemudian, tiba-tiba muncul dua sosok cantik dengan wujud yang sama dengan dirinya, membungkuk dan berdiri diam di kedua sisi belakangnya.

Chapitre suivant