webnovel

Intimasi

Kemarahan Dina Narendra telah hilang, dan suasana hatinya menjadi bahagia. Jubah mandi Dodi Mulyadi terbuka lebar, memperlihatkan dada yang kuat, dengan beberapa tetes air di rambutnya, kulit yang cerah, fitur wajah yang mempesona, dan sepasang mata ungu. Bibirnya cemberut dengan manis, tidak peduli bagaimana dia terlihat seperti gadis kuning yang menunggu untuk disetubuhi, atau gadis yang sangat murni yang tidak tahu apa-apa seperti kertas putih.

Dina Narendra berdehem, "menyeka rambutnya dan pergi tidur."

"Tidak, istriku menemaniku tidur." Dodi Mulyadi dengan manis membungkuk dan membawa Dina Narendra kepelukannya, memeluknya seperti bayi, "Aku benci tanpa istri".

Nafas pria panas itu terasa keras. Bahkan jika Dodi Mulyadi berubah menjadi idiot, napasnya tetaplah pria besar. Jantung Dina Narendra berdetak dua kali dan mendorong Dodi Mulyadi, "Aku akan mandi."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant