webnovel

Hidup Sebatang Kara

Telepon terhubung dengan cepat, dan terdengar suara wanita yang lembut, "Satya?

Tatapan Satya beralih dari kemudi mobil ke arah butiran air hujan di kaca depan mobil. Setelah beberapa detik diam, dia berkata dengan lemah, "Bu…"

Yohanna tersenyum lembut, "Tumben sekali kamu menelepon ibu saat ini, apakah ada masalah?"

Saat ini masih sekitar jam sepuluh pagi. Biasanya, Satya harus bekerja di kantor.

Sosok tampan Satya terdiam sejenak. Matanya sangat tenang, tapi luar biasa dalam, seperti terowongan tak berujung. Dia hampir tidak pernah memberitahu orangtuanya di Bukittinggi tentang apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun. Dia hanya menelepon untuk melaporkan kabarnya sesekali, dan mengatakan sesuatu yang sepele dan tidak penting. Selain itu, dia juga selalu mentransfer uang tepat waktu.

Meskipun Satya ia memberi mereka uang, mereka pada dasarnya tidak menginginkan itu. Mereka tidak meminta terlalu banyak, hanya menyuruhnya memperhatikan keselamatan dan kesehatannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant