MY BOSS PERVERT
*
*
Setelah mereka dari kantor kepolisian distrik Apgujeong-gu, Eunhyuk mengantarkan gadis itu ke rumah sakit, mendaftarkan nama Jin Hye di resepsionis depan, meski dia harus mengantri cukup lama.
Meminta gadis itu duduk tenang saja di ruang tunggu rumah sakit.
"Nyonya Park Jin Hye"
Jin Hye yang tak mempedulikan panggilan suster, tersentak saat Eunhyuk tiba tiba menarik lengan nya.
"Kita sudah di panggil masuk, kajja!"
"Astaga....i...iya"
***
"Luka nya akan sembuh sekitar tiga sampai empat hari lagi, selama itu usahakan jangan terkena air ya nyonya, obati tiga kali sehari dengan alkohol atau handuk yang di basahi dengan air hangat"
Setelah mengobati bibir dan wajah Jin Hye, dokter cantik itu menuliskan resep obat untuk pasien nya.
"Ini resepnya, obat antibiotik nya harus di habiskan nyonya"
"Nde dokter terima kasih, saya akan ingat nasihat nya"
"Suami anda sangat sayang ya, sampai ikut menemani anda masuk ke ruang periksa juga"
dokter wanita yang tadi mengobati luka di wajah Jin Hye terkekeh, saat dua orang itu malah langsung kikuk saling tatap.
"Dokter sebenar nya kami~"
"Terima kasih Dokter Oh, kami akan ke apotik sekarang untuk tebus resep obatnya"
Eunhyuk langsung memotong meski Jin Hye bingung dengan reaksi pria itu.
"Baiklah jaga nyonya Lee baik baik jangan sampai jatuh lagi ya tuan"
"Nde gamsahamnida dokter"
Dua orang itu berdiri, seperti pasangan suami istri saja Eunhyuk langsung menggandeng tangan Jin Hye, saat berjalan keluar dari ruang dokter.
*
*
"Aku akan mengantarmu pulang setelah ini, liburlah dulu sampai luka mu sembuh"
Eunhyuk menyetir mobilnya, sambil sesekali menoleh dan memperhatikan mimik gadis itu.
"Kenapa? Apa ada yang salah."
"Jika saya pulang sekarang dengan bibir berdarah dan wajah luka seperti ini, ayah saya pasti akan bertanya macam macam"
Eunhyuk manggut manggut, baru sadar jika orang tua Jin Hye pasti tak tahu musibah yang menimpa putri nya kemarin.
"Ah iya benar juga, lalu sekarang kita ke mana?"
"Antarkan saja saya ke daerah Gwangji, saya akan menginap di rumah teman dulu, sampai luka dan bengkak ini hilang"
"Lalu jika ayahmu mencarimu bagaimana?"
"Tadi saya sudah menelpon jika menginap di rumah Kim Sunhee, dan ayah saya tak curiga apa apa kok"
"Hufft baiklah terserah kau saja, tunjukkan arah jalan nya rumah teman mu ya"
Jin Hye meremas tangan nya gugup, cepat atau lambat dia harus menegaskan ini.
"Engh soal surat pengunduran diri saya kemarin ~"
"Aku tak menganggap serius surat itu, jadi sudah ku robek dan sekarang sudah ku buang di tong sampah"
Eunhyuk berujar sambil terkekeh, menganggap itu hanya hal sepele.
"Sajangnim, maaf tapi saya tetap ingin mengundurkan diri dari Tous Les jours"
Ciiiiittttt....
"Astaga ya tuhan!"
Eunhyuk menginjak rem mobilnya kontan, dan Jin Hye reflek berteriak histeris memejamkan matanya takut, untung saja jalan tol ini sepi, jika tidak mobil di belakang nya pasti sudah menabrak nya dari belakang.
"Apa kau sedang bercanda?"
Wajah pria itu kaget dengan rahang tegas nya yang mengeras. Dia menatap Jin Hye tajam, menunggu gadis itu bersuara lagi.
"Maaf kan saya, tapi mungkin ini yang terbaik, saya akan mencari kerja di tempat lain saja"
"Apa kau masih marah padaku soal kemarin?"
Jin Hye menggeleng tegas, dia mengigit bibirnya resah, bukan karena itu, sebab utama nya dia takut tak bisa mengendalikan perasaan nya lagi, dan makin sakit hati jika besok besok mungkin ada Mahkluk wanita lain lagi yang di cium pria itu, tepat di depan nya, jika dia masih bertahan bekerja Di Tous Les Jours.
Sakit hati? Jin Hye memang mengakui sejak kemarin, rasa itu makin membesar dan dia tak bisa menjadi pengecut lagi, menyangkal perasaan nya tak jatuh dalam pesona seorang Lee Hyukjae.
"Bukan karena itu, hanya saja saya sedikit tak menyukai pekerjaan itu"
"Kau bisa pindah di bagian lain yang kau inginkan jika tak nyaman di meja kerja mu, atau jika kau tak suka satu ruangan dengan ku, tak masalah aku akan memindahkan meja kerja mu di ruangan Henry Lau"
Wajah Jin Hye memerah, karena wajah Eunhyuk begitu dekat tampak memelas.
"Tolong jangan pergi Jin Hye-ya"
Dengan wajah mereka sedekat ini, dia bisa melihat bibir pria itu terluka, ada bekas luka kering disudut bibir pria itu.
"Bibir anda luka, sajang-nim?"
Eunhyuk meraba nya sedikit, namun tersenyum santai saja merespon nya.
"Gwenchana, mungkin karena aku adu jotos dengan penjahat itu kemarin"
"Maafkan saya, jika bukan karena saya, anda takkan terluka begini sajang-nim"
Eunhyuk tertawa membelai rambut coklat indah itu lalu mendekatkan bibirnya di telinga Jin Hye.
"Karena hutang mu makin banyak padaku jadi aku memerintahkan kau tetap bekerja di Tous Lesjours, sampai semua hutang mu lunas, bagaimana setuju?"
"Apa saya harus tetap di sana karena hutang kontrakan dan soal hutang budi kemarin"
"Eum pajeo dan karena satu hal lagi~"
Mata lentik Jin Hye berkedip gusar, namun tatapan nya seakan terkunci dalam satu obyek, wajah tampan pria itu.
"Karena aku menyukai mu Park Jin Hye~"
Glek.....
Jin Hye tak tahu bagaimana bentuk wajahnya sekarang, rasanya darahnya berdesir hebat, dan perutnya geli karena ribuan kupu kupu menggelitiki nya.
"A...apa?"
"Aku serius eum~ bahkan tak pernah seserius ini, saat mengucapkan kata -suka pada seorang gadis"
"Sajang-nim ngh"
"Bisakah kita sepakati satu hal?"
Jin Hye masih terkejut, dia mengangguk pelan, mendadak tubuh nya lemas, saat kedua tangan pria itu menangkup di pipi mulusnya.
"Jika kau tak menyukai ku, kau bebas pergi dari Tous Lesjours aku takkan menahan mu, tapi jika sebaliknya, tolong tetaplah tinggal di Tous Les Jours bersama ku, apa pilihan mu~?"
Gadis itu mengigit resah bibirnya, sesuatu yang membuat Eunhyuk selalu tak tahan jika melihat bibir ranum merah tanpa lipstik itu, jika sedekat ini dengan nya.
"Jawab aku sekarang eum?"
"Ngh saya~"
Wajah Jin Hye kini berubah dari merona menjadi bahagia. Dia masih begitu gugup hanya untuk mengungkap kan perasaan nya. Tapi dia harus melakukan nya.
"Saya~?"
Eunhyuk menirukan cicitan itu, mendadak dia menahan senyum nya saat gadis itu mengangguk juga.
"Saya~ takkan pergi dari sana"
"Kau yakin?"
Senyum pria itu merekah, bak gayung bersambut kedua tangan nya mengusap lembut pipi Jin Hye yang tiba tiba di aliri air mata.
"Saya juga menyukai~"
Gadis itu mendelik kaget, meremas kemeja di lengan Eunhyuk yang tiba tiba menautkan kedua bibir mereka, melumat pelan bibir itu dengan kedua tangan nya yang mengunci tengkuk Jin Hye, dan beberapa detik berikutnya kedua lengan gadis itu berpindah ke leher Eunhyuk, memeluk melingkar dengan nyaman di sana menikmati dencapan bibir pria itu yang kini juga melesakkan lidah nya hingga rongga mulut, saling membelit bertukar saliva, ciuman lembut yang berubah basah dan panas, seakan sama sama tak rela melepas kedua bibir mereka.
Kedua tangan Eunhyuk yang tiba tiba berpindah di pinggang ramping itu, perlahan melepas safe belt gadis itu lalu tiba tiba menarik tubuh Jin Hye hingga berpindah duduk di pangkuan nya, meski gadis itu terkejut, namun hanya bisa bergumam karena bibir mereka yang masih saling berperang.
"Kau tahu, aku hampir saja menghabisi dua tikus brengsek itu yang lancang menyentuh tubuh mu kemarin"
Eunhyuk berbisik seduktif, masih melumat lembut bibir Jin Hye, dengan kedua tangan nya mengusap pinggang ramping itu dan menggeram tertahan, jari jari nya nya berpindah mengusap ke punggung Jin Hye yang mulus, kemudian memindahkan bibirnya mencecap pipi gadis itu lalu turun hingga leher, lidah nya yang panas mulai menjilat area itu dan Jin Hye seakan merasa terbang mengigit keras bibirnya.
Dia mendongak dan memejam memberi akses pria itu makin buas meninggalkan satu tanda di area lehernya.
Eunhyuk mengendus leher mulus itu bagaikan anjing pelacak, membau harum leher milik Jin Hye yang sewangi mawar, kedua tangan nya membuka dua kancing teratas kemeja gadis itu menyembulkan Bra merah nya dan dengan reflek dia mulai berpindah menciumi bukit kembar yang masih terbungkus BRA itu, hingga tangan Jin Hye tak sadar meremas rambut hitam nya yang berantakan, aktivitas panas mereka yang membuat sesuatu di selangkangan Eunhyuk sukses terusik.
Mereka terengah bersama saat sama sama melepaskan ciuman bibir, bahkan Jin Hye mengeluh perih, karena lupa luka di sudut bibirnya belum sembuh.
"I LOVE YOU HYE-"
Wajah nya merona tampak cantik dan menggemaskan juga membuat Eunhyuk tak tahan mencium bibir itu lagi, meski tubuh mereka yang menempel erat membuat sekitar tempat itu menjadi makin memanas.
"I Love you.....juga"
*
*
*
Paragon Penthouse, Seoul.
"JUNG JINA APA APA AN INI?!"
Brakk....
Wanita cantik yang sedang berbaring menonton TV, dan membaca majalah di ranjang empuknya dalam kamar luas dan tampak mewah itu langsung terlonjak kaget, menatap dengan mata melotot sesuatu yang di lempar Lee Kanghun tepat di depan nya.
Foto foto dia dan Lee Hyukjae seminggu lalu di Hotel TLJ World.
"Dia itu anakku!! Apa kau gila hah?! Cih kau benar benar wanita yang tak tahu malu!"
"Apa kau memata matai kegiatan ku?! Apa semua kegiatanku harus melapor padamu?!"
"Cih, tentu saja kau itu istriku!? jika aku memata-matai mu itu hak ku!"
Wajah Jung Jina memerah marah, dia memalingkan wajah nya dengan lelehan air mata yang deras hingga berjatuhan di lantai.
"Nde ku benar itu hakmu Lee Kanghun, hiks aku ini apa? Hanya seorang wanita yang dulu kau beli dengan uang mu, anggap saja aku hanya budak seksmu"
"Tutup mulutmu!! Kau bisa mencari lelaki muda di luar sana yang kau inginkan, jangan Lee Hyukjae, kau dengar hah?! Aku tak sudi melihat kau menjerat anakku lagi"
"Cih menjerat!? Apa karena aku miskin kau menganggapku seperti wanita gila harta yang menjerat pria kaya?!"
"Itu kenyataan nya kan? Kau menerima ku karena uang?! Kau jadi istriku karena harta, Bukan karena lain nya!!"
Wanita itu terisak, duduk di lantai dengan kedua lengan bertumpu di ranjang, hatinya sungguh sakit mendapat penghinaan ini dari suaminya sendiri.
"Aku akan menceraikan mu, jauhi Lee Hyukjae atau kau tanggung akibatnya"
Sebelum Lee Kanghun keluar dari kamar itu dia berkata tajam, membuat bulu kuduk Jung Jina merinding dan wanita itu merasa sekujur tubuhnya lemas.
Di ceraikan?? Apa ini akhirnya?