Dia menatap aku lekat dengan manik jelaga yang dulu kerap kali menemaniku saat aku banyak mengeluh, atau saat aku melakukan kesalahan, manik itu akan bicara mewakili pemiliknya untuk menyampaikan hal yang paling jujur. Di masa ini, sekarang ini, mata itu masih punya sorot yang sama, mendesakku untuk tahu bahwa dia menginginkanku, bahwa dia mencintaiku.
"Kamu masih punya hutang jawaban sama aku."
"Apa?"
"Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu."
"Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?"
"Tentu! Ray, marry me please ..."
Aku terperangah dengan pernyataannya kini. Benar-bebar terperangah, sampai tak bisa bicara. Dia membahas soal pertanyaannya dulu, saat kami perangkat darma wisata, dia pernah mengajakku menikah saat itu, lalu ku balas bahwa aku akan jawab pertanyaannya itu 10 tahun lagi. Dan ini sudah nyaris 10 tahun sejak saat itu, dia benar-benar menagihnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com