webnovel

Bab.35 Pergi Ke Kantor

Elang yang setelah melihat data-data profil milik Via kembali tersenyum dengan penuh arti. Setelah selesai mengecek data-data milik Via, Elang kembali ke pekerjaannya yang sudah menumpuk dan berteriak minta cepat diselesaikan.

Waktu sudah menunjukkan untuk makan siang. Roy memesan makan siang untuk Elang, karena tadi saat ditanya akan makan siang diluar atau di kantor di jawab di kantor.

Saat pesanan makanan tiba Roy langsung memberikan ke OB agar memindahkan makanan ke piring dan diantarkan ke ruangan Elang.

Roy yang memang sudah di ruangan Elang sedang mengecek berkas-berkas yang sudah ditandatangani untuk diserahkan ke divisi yang bersangkutan.

"Tuan makanan sudah siap" Roy memberitahu Elang untuk berhenti bekerja sebentar.

"Hmmm" ucap Elang dan langsung menuju sofa di ruangan tersebut.

"Kau temani aku makan Roy" sambung Elang berucap.

"Baik, tuan" jawab Roy

Mereka makan seperti biasa tak ada suara atau candaan yang keluar dari mulut mereka berdua hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring sesekali.

"Roy, apakah pertemuan di hotel tersebut memang sangat penting atau bisa di waktu yang lain" tanya Elang setelah selasai makan

"Tuan Sebastian yaitu papa dari Alexander Sebastian ingin menawarkan kerjasama dan mereka juga memesan wanita-wanita untuk menemani tuan dari informasi yang saya dapat" jelas Roy

"Kenapa kau sebut mereka, bukankah hanya tuan Sebastian saja sendiri? Terus kenapa kau menyebutkan nama anaknya itu?" tanya Elang

"Saya menyebut mereka karena tuan Sebastian mengajukan penawaran kerjasama ini bukan hanya sendiri melainkan bersama beberapa orang dan tuan Sebastian sebagai ketua atau juru bicaranya dari mereka semua, tuan. Alexander Sebastian itu adalah pria yang waktu hari pernikahan datang dan memeluk nona Via tiba-tiba diatas pelaminan. Anak tuan Sebastian ini selalu mengejar nona Via dari dulu tapi tak pernah ditanggapi" Roy memberi penjelasan secara rinci.

"Hmmm. Beritahu tuan Sebastian kalau pertemuannya tak perlu dilakukan dan minta dirinya mengantarkan proposal kerjasama ke perusahaan kita. Aku tak ingin menghadapi para penjilat yang bermuka dua itu" Elang memberitahu dan memerintah Roy.

"Baik, tuan akan saya beritahu tuan Sebastian kalau begitu" jawab Roy dan membungkukkan badannya pamit untuk kembali ke ruangannya mengerjakan tugas dan perintah dari Elang.

Elang yang sudah selesai makan dan ditinggal sendirian mengeluarkan ponselnya untuk menelpon ke rumah.

"Selamat siang, mansion Pratama. Ada yang bisa saya bantu" jawab salah satu pelayan di ujung telepon sana

"Hmmm, dimana pak San. Berikan telpon ini ke pak San" jawab Elang

"Baik, tuan muda. Saya akan berikan ke pak San" jawab pelayanan itu dan langsung meminta temannya memberitahu pak San yang ada di ruang makan menemani nona Via.

"Iya, tuan. Ada yang bisa saya bantu" ucap pak San setelah mengangkat gagang telepon.

"Apa yang dilakukan Via setelah aku pergi dan sekarang? Apa dia masih di lantai bawah atau sudah ke kamarnya"

"Setelah tuan pergi nona kembali ke kamar tanpa minta di antar ke ruangan perpustakaan seperti biasanya seperti ada yang berubah dari nona dan sekarang nona ada di ruang makan, saat saya tinggalkan nona masih makan" jelas pak San.

"Berikan teleponnya ke dia sebentar, aku ingin bicara padanya" Elang memberi perintah

"Baik tuan" jawab pak San.

Pak San membawa teleponnya ke ruang makan dan memberikannya kepada Via.

"Assalamualaikum, kak Elang" ucap Via setelah menerima telepon.

"Wa...walaikumsalam, sayang" jawab Elang kagok karena jarang klien atau orang terdekatnya memberi salam seperti itu.

"Sayang, aku nanti pulang sore. Jadi tunggu aku pulang, nanti kita mandi bersama lagi serta nanti akan ada hal penting yang ingin aku bicarakan kepadamu setelah makan malam" Elang memberitahu dan menjelaskannyaV

"Baik, kak. Kak Elang sudah makan atau belum" tanya Via hati-hati.

"Aku belum makan Via" jawab Elang

"Kenapa kakak menunda makan tak baik untuk kesehatan kakak nantinya" ucap Via reflek saat mendengar jawaban Elang.

Elang yang mendengar suara Via yang mengkhawatirkan dirinya dan melihat wajah Via yang panik lewat CCTV di laptopnya tersenyum senang tak seperti biasanya.

"Masalahnya makanan aku jauh dari tempat aku berada" ucap Elang yang tak lepas melihat ekspresi Via dari layar laptopnya.

"Memang makanan apa yang kakak mau makan, nanti Via buatkan dan minta supir antarkan ke kantor secepatnya" ucap Via yang masih panik.

"Kalau begitu kau saja kesini diantar supir, tak perlu bawa makanan. Berikan teleponnya ke pak San lagi" jawab Elang

"Iya, kak" jawab Via yang binggung dengan ucapan Elang.

"Kenapa kak Elang minta aku ke kantor diantar sopir sekarang tapi diminta jangan bawa makanan padahal kak Elang belum makan" batin Via bertanya-tanya dan mengusap-usap tengkuknya yang tak gatal.

"Pak San, minta Dio untuk mengantar Via ke kantor sekarang dan tak usah bawa makanan karena aku sudah makan. Setelah mobilnya tiba di kantor minta Dio menelpon Roy untuk menjemputnya di lobby" ucap Elang memberi perintah.

"Baik, tuan saya mengerti" jawab pak San dan memberikan telponnya ke bawahannya untuk diletakkan ke tempat semula.

"Nona, mari saya antar ke atas untuk berganti baju karena tuan meminta nona secepatnya sampai disana" ucap pak San dan mengarahkan Via untuk menuju kamar utama.

"Kenapa lewat tangga pak San, biasanya lewat lift" tanya Via

"Karena saya hanya mengantar sampai depan pintu saja dan Lia yang akan membantu nona untuk berganti baju dan menyiapkan hal yang lainnya" jawab pak San.

Setibanya di depan kamar pak San membukakan pintu kamar yang menggunakan kode di pintunya. Setelah membukakan pintu Via dan seorang pelayan bernama Lia ikut masuk pak San meninggalkan mereka dan menuju lantai bawah untuk memberi perintah kepada Dio.

Mobil yang akan mengantarkan Via ke kantor suaminya sudah siap di halaman depan pintu utama. Via turun menggunakan tangga bersama Lia yang tadi membantunya bersiap. Via menggunakan dress panjang selutut berwarna salem dengan motif bunga yang kecil-kecil, dengan panjang lengan dress tiga perempat. Dress tersebut memiliki kancing dari atas sampai bawah, rambut yang diikat semuanya ke atas seperti ekor kuda dipadukan dengan sepatu flatshoes serta tas yang berwarna senada dengan bajunya membuat Via semakin cantik dan terlihat sangat muda sekali seperti anak ABG pada umumnya.

Mobil yang mengantarkan Via ke kantor suaminya dibawa dengan kecepatan sedang sesuai perintah yang diberikan tadi oleh pak San.

Saat tiba di lobby utama ternyata Roy sudah menunggu di lobby utama perusahaan tersebut dan langsung membuka pintu belakang untuk Via turun dari mobil. Setelah Via turun dari mobil, Roy memerintahkan untuk Dio kembali ke mansion karena Via akan pulang bersama tuan Elang nanti.

Via melangkah mengikuti Roy didepannya yang masuk ke dalam lobby perusahaan suaminya. Semua mata yang melihat asisten bos mereka membawa wanita muda dan diperlakukan special bertanya-tanya tentang sosok wanita yang bersama asisten bosnya tersebut.

"Hai, kalian lihat tidak yang tadi. Tuan Roy membawa wanita yang masih muda menuju lift memperlakukannya dengan begitu sopan. Apa itu kekasih tuan Roy atau jangan-jangan itu wanita yang dipanggil untuk menemani tuan Elang" kepo karyawan berbaju jingga

"Punya fotonya ga, mau lihat wajah wanita yang tadi kamu bilang" tanya salah satu karyawan yang melihat keributan tak jauh dari meja resepsionis.

Karyawan yang berbaju jingga memperlihatkan wajah wanita tersebut dan terjadi kehebohan. Salah satu karyawan membawa ponsel berbaju jingga ke resepsionis untuk menanyakan perihal wanita tersebut, dia berpikir kali saja mereka tau.

"Apa kalian kenal wanita yang ada di dalam foto ini" tanya karyawan yang merebut ponsel dari tangan karyawan yang berbaju jingga.

"Ini bukankah foto wanita yang bersama tuan Roy tadi. Kenapa kalian ingin tahu? Jika tuan Roy tahu kalian seperti ini pasti kalian akan kena marah dan peringatan sekaligus" ucap salah satu resepsionis.

"Jangan berpikiran aneh-aneh tentang wanita tersebut dan membuat gosip yang tak benar jika kalian tak siap menanggung konsekuensinya nanti dari tuan Roy ataupun tuan Elang jika menjelek-jelekan wanita tersebut" ucap resepsionis yang satunya lagi.

"Memang siapa wanita ini. Aku baru lihat pertama kali wanita itu kesini dan terlihat masih sangat muda sekali, dibilang selera tuan Roy ataupun tuan Ekang sepertinya tidak" jawab karyawan berbaju jingga yang makin penasaran.

"Baik, aku jawab keingin tahuan kalian. Setelah aku jawab kalian semua kembali ke pekerjaan masing-masing lagi, jika tak ingin dipanggil HRD nantinya. Wanita itu bernama Oktavia Prayuda, dia adalah istri tuan Elang. Untuk info lengkapnya silahkan cari sendiri dan sekarang kembali ke ruangan devisi kalian masing-masing" jawab resepsionis untuk membubarkan karyawan wanita yang menutupi meja resepsionis.

Setelah mendapat jawaban dari resepsionis mereka kembali ke devisi masing-masing dan mulai mencari data atau info tentang Via di internet. Mereka mengabaikan berkas dan pekerjaan untuk sementara waktu.

Chapitre suivant