webnovel

Bagian 4

    "Yaa tuhan, dimanakah aku sekarang?" ucapku dalam hati.

  Wuusshhh....!!

Tiba-tiba aku meraskan ada sesuatu yang lewat dibelakang ku, aku pun berbalik perlahan, tidak ada apapun yang aku temukan. Aku melanjutkan perjalan ku yang entah sampai mana dan arah kemana yang aku tuju, semuanya berdasarkan insting kaki ku melangkah.

   SRrrrrr....!!

Serasa ada hembusan angin kecil di belakang leherku. Yah, aku sangat merasakan nya, Takut? ya jelas saja aku takut untuk menoleh kebelakang. Tapi dengan mengumpulkan keberanian dan rasa penasaran ku, aku coba perlahan memalingkan wajahku kebelakang, entah apa yang aku lihat, seseorang? ya mungkin seseorang yang mirip dengan manusia namun ada lingkaran merah di kedua matanya mulut nya terbuka dan mengeluarkan taring begitu tajam yang siap menerkam ku kapan saja. Saat tangan nya berada dileherku...

 

  Aaaarrgghhhh....!!

Akupun berteriak sekencang mungkin dan aku terbangun.

  Ya tuhan ternyata cuma mimpi. Akupun menarik nafas lega dan mengeluarkan nya dengan perlahan.

  Kulihat jam sudah menunjukkan pukul empat dini hari, sebentar lagi waktunya sholat subuh, aku pun duduk bersandar di tempat tidur. pikiran ku berkelana entah kemana. semoga itu semua hanya mimpi belaka dan bukan sebuah firasat buruk.

"Ingatan ku di 10 tahun yang lalu"

  Aku pernah mendapatkan mimpi yang aneh sewaktu SMP saat aku baru saja pindah rumah di kota ******. karena pekerjaan Papa yang berpindah pindah.

Mimpi itu datang dengan tiba-tiba. awal nya aku hanya menganggap mimpi itu biasa, saat dimana tiba-tiba keanehan-keanehan mulai terjadi dirumah kami yang baru 1 minggu kami tinggali. aku memang  merasa ganjil dengan rumah itu tapi aku menepisnya. sampai akhirnya saat aku pulang sekolah mendapati Mama ku yang sedang menangis dipelukkan Ayah dan ada banyak warga dihalaman rumah.

   "Ada apa Mah, pah?"

Mamaku masih saja menangis. "Adikmu hilang Tia," jawab Papa.

Degg..., aku langsung terdiam, aku teringat mimpi ku kemarin malam yang bertemu dengan seorang perempuan dan dia mengatakan. "Tiara, cepatlah pergi dari rumah ini, mereka tidak suka dengan kehadiran kalian, pergilah."

Belum sempat aku bertanya, sosok itu menghilang dan aku pun terbangun.

  Aku berusaha menenangkan Mama. dari tadi siang sampai malam ini adikku belum juga ditemukan. Tiba-tiba datang seorang warga menghampiri kami.

  "Bu, Pak, maaf sebelum nya saya lancang, bagaimana kalau kita mencoba memanggil ustadz Hafidz untuk minta bantuan beliau mencari anak bapak, karena sebelum nya disini juga pernah kejadian hal yang sama Bu dan itu semua hanya ulah makhluk halus.

  Ssrrrr....

Akupun merasakan semilir angin bertiup dibelakang ku, kupalingkan pandangan ku dan aku melihat sekelebat bayangan putih di balik jendela dalam rumahku. "Siapa dia?" pikirku. aku pun melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah dan nihil, aku tak menemukan apapun dibalik jendela yang aku lihat tadi. aku kembali menemui Papa dan Mama.

  Setelah mendengar yang dikatakan salah seorang tetangga tadi, Papa pun menyetujui nya. tepat pukul 9 malam ustadz Hafidz datang kerumah, setelah sedikit ngobrol, beliau pun meminta segelas air putih. beliau mulai membaca ayat kursi dan lafaz-lafaz ayat al quran lain nya. ustadz Hafidz berkeliling menyusuri seluruh penjuru rumah dan memercik kan air tersebut. "Anak ibu masih berada didalam rumah, hanya saja dia di tutupi oleh makhluk yang tak kasat mata,".ucap ustadz Hafidz. Selang 15 menit setelah  air itu dipercikan, tiba-tiba terdengar suara adikku yang sedang menangis. kami pun bergegas mencari asal suara itu, ternyata berasal di kamar Papa dan Mama.Tepat saat kami masuk kedalam adikku berada dibelakan pintu kamar sambil meringkuk dengan wajah yang pucat dan menangis tersedu-sedu.

  Ibu ku pun langsung menangis memeluk adikku. Sejak saat itu kami memutuskan untuk pindah dari rumah itu.

  Allahu akbar..., Allahu akbar...

Terdengar lantunan adzan dari hp ku, menandakan waktu sholat subuh, aku pun tersadar dari lamunan ku. Ku bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat.

Chapitre suivant