Namun Tuhan berkehendak lain.
Tuhan tak mengizinkan ku Menyusul ayah ku.
Brakkkk!!!!
PROKKKK!!!!
Juedarrr!!!!!
Suara berisik dari luar padepokan terdengar
Para penghuni padepokan kaget.
Mereka mendapat serangan dadakan.
Sebelum mata benar-benar terpejam aku mendengar Kalimat
"KITA DI SINI TEMAN"
"HAJAR DAN HANCURKAN MEREKA"
Dan saya sangat yakin sekali itu suara bang Togar dengan bahasa Batak nya.
Brughh!!!
Aku pun pingsan dan kritis.
Karna bukan hanya mendapat serangan pukulan namun benda tajam.
pertarungan tak terhenti di situ
Anggota inti dari EM tiba-tiba juga ikut meramaikan tawuran kali ini.
Walau hanya 60 orang termasuk semi di dalamnya.
mereka sanggup menahan serangan ratusan orang.
Terus bantuan datang.
kita di bantu oleh warga sekitar yang menganggap bahwa ini padepokan aliran sesat.
Namun karna ada nya perlindungan dari polisi warga tak berani ikut campur.
Warga juga takut dengan kekuatan yang diluar nalar.
Maka dari itu warga memilih untuk tidak mencampuri urusan padepokan ini.
Namun karna awalnya sudah ada yang memulai.
Warga memberanikan diri untuk ikut menghancurkan padepokan ini.
Ini juga berkat ajakan deni, Dodi, dan Rudi.
Mantan nurut padepokan yang mengobrol dengan ku.
Tak lama kemudian EM harus mengakui kekalahan nya. Masa yang terus berdatangan membuat mereka harus menyerah.
Ditambah lagi mereka juga tidak lagi memmpunyai ilmu ajian Sukmo jiwo.
Karena ternyata Ki Kusumo sudah mati ketika selesai berduel dengan ku.
Seperti kata Deni pemenang akan menjadi pempin baru klompok ini.
Ini peraturan yang mutlak.
Padepokan pun di bubarkan. Atas perintah perwakilan bos klompok yang baru.
Mantan anggota meminta izin untuk menguburkan gurunya dengan layak.
Pak Toha pun mengizinkannya.
Para anggota inti mengikuti ku. Karna dalam aturan klompok aku lah pempin barunya.
"Kami tidak mempunyai dendam pribadi terhadap kalian"
ujar vino anggota senior Di klompok EM.
"Kami hanya bergerak kepada siapa yang membayar kami" ujar Fiki (anggota klompok EM)
Pak Toha "Kalau kalian mau bergabung, bergabunglah dengan kami"
Beberapa anggota ada yang memilih jalan nya. Dan ada yang ikut bergabung bersama kami.
1minggu kemudian ak tersadar dari koma ku.
Pak Toha sengaja tidak membuat pergerakan dan menunggu aku sadar.
Ketika aku bangun, aku sudah melihat banyak wajah menyeramkan menghiasi ruangan ku.
Seperti biasa!!!!!!
Para pejenguk ku manusia yang bertubuh kekar yang dihiasi banyak tato.
Tubuh indah gemulai tak pernah ada ketika aku terbaring di rumah sakit.
Dan yang parahnya adalah
kalimat
"Yahhh"
Suara bang Togar dengan ekspresi kecewa
Brendy "maksutnya muka mu itu apa bang?"
"aku sudah pesan buku bertulisan Arab dengan fotonya dk."
"Kenapa dia malah sadar"
"hahahahhaha"
Topan "anjing kau ya bang. Buku Yasin maksut mu"
Togar "entahlah apa itu!"
Pak Toha "aku malah sudah memilih bunga apa yang akan kujadikan karangan nanti"
Sambil tersenyum bahagia
Topan "kalau ak sih bingung tahlil dan rumah dukanya dimana?"
"Dia kan no maden rumahnya"
Brendy "parah - parah. Kalian itu temen apa musuh"
Togar "becanda bren. Agar suasana tidak tegang"
"Sudah capek kita dengan suasana tegang"
Ujar pak Toha
Ak pun tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Ak hanya terseyum bahagia.
Karna para saudara ku sehat smua.
Setelah para perusuh pulang. Tinggal Sigit dan Adi.
"Ada seseorang yang selalu menangis dan memnemani mu ketika kamu tidak sadarkan diri."
Ucap Sigit.
Tak lama kemudian ada beberapa orang yang mengenalkan dirinya dan mengucap kan janji setianya kepada ku. Mereka mantan anggota elang merah.
Aku masih belum sanggup untuk bersuara banyak.
aku hanya mengatakan
"besok ketika aku seudah agak mendingan temui aku lagi."
bersambung.....