webnovel

35. Rebung rebus

Art sedikit tertegun karena dia melihat bahwa waktu sudah hampir malam hari. Karena dia sangat fokus art berhasil menguasai dasar dari ilmu pedang bulan dengan lanjar. "groooowwwlllllll". Perut art protes karena dari pagi dia tidak mengambil makanan sama sekali.

Art akan mengeluarkan daging dari kalungnya ketika dia ingat bahwa dia memiliki rebung ungu yang dapat membantunya dalam mempercepat untuk membuka bukaan hidungnya. Art mengeluarkan panci dan pisau rusak yang dia dapatkan kemarin. Kemudian art memotong-motong rebung ungu tersebut menjadi ukuran kecil-kecil. Selesai memotong rebung ungu art memasukkan pisau di kalungnya dan mengeluarkan air untuk membersihkan kotoran pada potongan rebung ungu.

Mengalirkan air ke panci, art mulai membersihkan kotoran yang tersisa di potongan rebung ungu tersebut. Selesai membersihkannya art membuang air yang digunakan dan menganti air dengan yang baru. Art keliling disekitar gua untuk mencari ranting-ranting dan dedaunan pohon untuk membuat api. Menumpuk kayu dan dedaunan art membuat 2 tiang untuk menyangga panci di setiap sisi ketika akan diletakkan di atas api nanti.

Setelah siap art menyalakan api untuk membakar ranting dan dedaunan yang ada. Api dengan lambat menjadi semakin besar saat daun dan ranting terbakar. Art meletakkan panci di atas api dan menunggu untuk membuat potongan rebung ungu menjadi lebih lembut agar dia bisa memakannya.

Art menunggu dengan bosan karena dia berpikir bahwa rebung ungu itu tidak akan memiliki rasa sama sekali karena dia tidak memiliki bumbu yang dibutuhkan untuk memasak di hutan ini. Art merasa sangat bosan dan lapar sehingga dia mengeluarkan daging burung elang yang dia dapatkan terakhir kali dan memotong kakinya untuk dibakar sambil menunggu potongan rebung menjadi lebih lunak.

Art memotong kaki kiri dari burung elang itu dan memasukkan sisanya ke dalam kalungnya lagi. Art mulai membuang semua bulu dan cakar elang tersebut, art membuat sebuah tusukan dari ranting yang ada disana untuk menusuk daging kaki burung elang tersebut. Selesai dengan persiapan art menuangkan air untuk menghilangkan darah dan kotoran yang tertinggal dari pembersihannya.

Art memegang tusukan daging itu dan mengarahkannya ke arah api untuk membakar daging burung elang tersebut. Setelah 15 menit art membalik tusukan daging dan menusukkannya ke tanah agar bisa berdiri sendiri saat di panggang. Art melihat bahwa air dari panci sudah lama mendidih dan mungkin sudah waktunya untuk melihat apakah potongan rebung ungu sudah menjadi lembut.

Art berdiri dan mengambil sebuah ranting kecil di sisinya, ranting kecil diarahkan ke potongan rebung ungu yang ada di panci yang mendidih. Menusuk potongan rebung art sedikit terkejut karena itu mudah sekali untuk menembusnya seperti menusuk daging dengan benda tajam. Teksturnya seperti daging walaupun itu adalah rebung yang membuat art sedikit bingung tapi dengan cepat art membuang pikiran bodoh yang dia miliki.

Chapitre suivant