webnovel

Chapter 9

Waktu menunjukkan pukul satu siang . Cuaca yang begitu amat sangat bagus , membuat gerah kota Bandung. Panas terik matahari siang itu cukup menguras keringat. Dirganpun menurunkan sedikit jendela pintu mobil agar dapat merasakan hembusan angin .

"Gila anjim , Bandung udah kaya neraka aja." Decak Jessica sembari mengipas ngipas badannya yang kegerahan.

"Emangnya elo pernah ke neraka ?" tanya Bella.

"Hehee... Enggak juga sih." cengir Jessica.

"Lex , ini bukannya jalan menuju TPU Astana Anyar kan ?" tanya Dirgan.

"Sepertinya..." kata Lexa mengingat ingat.

"Bener Lex , kita dijalan Astana Anyar." ujar Jessica. "Mobil bokap lo berhenti tuh didepan."

"Itu jalan menuju TPU kan ?" ucap Dirgan.

Lexa tak tahan ingin keluar dan menyusul ayahnya. Namun Dirgan tak mengijinkannya , sebab itu akan membuat kekacauan dalam pengintaian. Tak lama dari itu , ayah lexa keluar dari mobil. Dengan buket bunga yang dibelinya sewaktu dalam perjalanan tadi , beliau berjalan menuju TPU.

"Gimana nih , ikutan keluar gak ?" tanya Jessica.

"Mending jangan deh ." jawab Dirgan. "Kita tungguin disini aja."

Merekapun tak ada yang berani keluar dari mobil. Meskipun ada rasa penasaran terhadap ayahnya Lexa yang entah apa yang dilakukannya ditempat ini.

20 menit kemudian , ayah Lexapun kembali ke mobilnya lalu pergi entah kemana. Karena Dirgan tak membuntutinya lagi. Ia berpikir sepertinya harus turun dari mobil dan melihat ke makam ibunya Lexa. Untuk dapat menemukan jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang ada dibenaknya.

Lexa and the gengpun segera menuju TPU. Alhasil , memang benar. Dimakam ibunya Lexa terdapat buket bunga anyelir yang mirip dengan bunga yang dibawa oleh ayahnya Lexa.

"Bunga anyelir ?" Pikir Lexa sambil mengambil bunga tersebut. "What the fuck anjim !" Decaknya seraya melempar buket bunga itu. Lexa merasa kesal , ia tak habis pikir bahwa ayahnya bisa setega itu kepada anaknya sendiri.

Dirganpun terdiam dan bertanya tanya , apa arti dari semua itu.

"Apa gue bilang , bokap lo patut dicurigai." kata Jessica.

"Berarti dugaan gue slama ini , itu benar." ketus Lexa . "Bokap gue , emang nyembunyiin sesuatu dari gue."

"Lo harus benar benar selidiki semua ini ." ucap Jessica.

"Terus bokap lo kenapa nganterin tante tante tadi ke hotel ?" timbrung Bella.

"Maksud lo , tante Anna ?" tanya Lexa. Bellapun mengangguk. "I don't know." sambungnya.

"Dosa gak ya , kalau gue curiga sama sekertaris bokap lo ?" celetuk Jessica.

Mendengar perkataan Jessica , Dirgan mengernyitkan alisnya dan hanya tersenyum kecil.

"Kok elo bawa bawa dosa sih , takut gue." ujar Bella.

"Why ? What do you think about her ?" tanya Lexa.

"Mmm... Gue ngerasa ada keong dibalik batu." pikir Jessica.

"Ok fiks . Gue butuh bantuan kalian . And now , I'am not will go to Paris. Gue bakalan liburan disini . Dan gue bakal pecahin masalah ini." Jelas Lexa.

"Yah , gak jadi ke Paris dong." ucap Bella cemberut.

"Heh ! Siapa juga yang mau ngajak lo ke Paris ? Dasar cabe." kata Jessica judes.

"Habis ini , kita balik ke hotel yang tadi." Titah Lexa .

"Ngapain ?" tanya Dirgan.

"Gue mau cari tahu aja , tante Anna ngapain dihotel itu. Sedangkan rumah dia juga didaerah sini." jawab Lexa.

"Ide bagus tuh." pekik Jessica.

Merekapun segera balik ke mobil. Dan mengatur rencana. Bella yang tadinya suka nimbrung jadi pendiam. Kesal karena tiap bicara pasti disuruh diam oleh Jessica.

"Bel , kok elo diam mulu dari tadi ?" tanya Lexa.

"Aahh ngapain gue ikut nimbrung , orang tiap bicara suruh diam mulu. Salah mulu gue dimata c'kriwil." dumel Bella.

"Lagian lo ngomong kagak nyambung mulu." timpah Jessica.

Setibanya di hotel G.H Universal , Lexa menyuruh Jessica untuk masuk dan menanyakan ke resepsionis . Apakah ada orang atas nama Anna Septia yang bermalam dihotel itu ?

Jessica menyamar sebagai rekan kerjanya tante Anna . Untung saja pakaian yang dipakai Jessica sama persis dengan pakaian orang kantoran. Ia memakai rok hitam pendek diatas lutut , dengan kaos putih didalamnya yang dibalut dengan blezer merah. Tak lupa Jessica menyiapkan handphone untuk merekam pembicaraan dia dengan resepsionis hotel tersebut.

"Permisi." Sapa Jessica.

"Iya , selamat siang. Ada yang bisa saya bantu ?" tanya resepsionis hotel.

"Maaf mbak , saya mau tanya. Apakah ada pengunjung yang bermalam dihotel ini atas nama Anna Septia ?"

"Sebentar ya mbak , saya cari dulu." Resepsionis itupun mencari nya. "Atas nama Anna Septia ?" ujarnya. "Dia pengunjung hari ini , dan akan bermalam selama 1 minggu."

"Saya rekan kerjanya , apakah beliau datang sendirian atau bersama dengan orang lain ?"

"Beliau datang sendiri , tetapi beliau memesan dua kamar. katanya untukrekan kerjanya ." jelasnya.

"Apakah itu untuk saya ?" tanya Jessica.

"Oh bukan. Beliau memesan untuk seorang laki laki atas nama William."

Setelah bertubi tubi Jessica melontarkan beberapa pertanyaan , iapun segera pamit dengan alasan ada meeting dadakan dan berkata akan kembali lagi. Jessicapun berhasil keluar dan kembali ke mobil. Kemudian ia memberikan hasil rekamannya kepada Lexa.

Lexa tak tahu apa yang sedang dilakukan ayahnya dihotel itu. Setahu Lexa , ayahnya tidak pernah ingin mengunjungi kota Bandung sekalipun ada beberapa project yang harus diselesaikan. Lexa mencoba untuk menelpon ayahnya dan bertanya dimana beliau sekarang.

Tuuutttt.... Tuuutttt....

📞 "Hallo sayang." sapanya dari sebrang telpon.

📞 "Hai ayah." sapa balik Lexa. "Ayah lagi dimana ?"

📞 "Ayah lagi..." ucapannya seperti sedang berpikir. "Mmm... ayah lagi dikantor sayang. Kenapa ?"

📞 "Ini kan hari libur Yah , kenapa ayah ke kantor ?"

📞 "Euu , ayah lagi ada meeting dadakan bersama klien ayah. Makanya ayah ke kantor."

📞 "Ayah kapan pulang ? Lexa lagi kepingin makan malam bareng ayah."

📞.."Sepertinya ayah gak bisa , ini juga belum kelar meetingnya. Kamu makan sendirian aja ya , atau enggak kamu ajakin Dirgan atau temanteman yang lainnya."

📞 "Mmm... yaudah deh. Bye ayah."

Tanpa menunggu jawaban dari ayahnya , Lexa segera menutup telponnya. Lexapun merasa kesal , kenapa ayahnya sampai tega bohongin anaknya sendiri.

"Anjim , gue dibohongin." ketus Lexa.

"Terus gimana nih , kita mo disini aja atau balik ke Jakarta ? tanya Jessica.

" Ya balik Jakarta lah anjim. Gue kesini kan bawa anak orang. Kalau gue dilaporkan gimana ?"

Jessica dan Bellapun tertawa mendengar ucapan Lexa.

"Lah , kok malah ketawa sih ?" ketus Lexa.

"Lagian elo sih , maen bawa bawa anak orang aja. Gak bilang dulu lagi ma ortu kita." timpah Bella.

Merekapun segera balik ke Jakarta , sebelum kemaleman. Lexa menyuruh kedua temannya untuk menginap dirumahnya malam ini. Iapun menelpon satu persatu orang tuanya Jessica dan Bella , meminta ijin bahwa mereka akan menginap dirumahnya.

Beberapa jam kemudian mereka telah sampai di Jakarta. Lexa segera mengantarkan Dirgan pulang kerumahnya.

"Thanks ya udah nemenin." ucap Lexa seraya pindah posisi duduk mengambil alih kemudi."

"Hemm." singkat Dirgan.

"Bye Dirgan." teriak Jessica dan Bella.

Dirganpun melambaikan tangan dan segera masuk ke dalam rumahnya . Lexa kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah. Tak lama kemudian sampailah dirumahnya Lexa.

Lexa meminta pembantunya untuk menyiapkan makan malam yang spesial. Selepas itu , Lexa bergegas mandi sambil menunggu makan malamnya siap.

"Non , non Lexa. Makan malam sudah siap non." ujar pembantunya.

"Iya bi ." ucap Lexa seraya turun dari kamarnya menuju meja makan.

Seketika itu , Lexa melihat banyak sekali makanan yang tersaji dimeja makannya. Ada lobster , ada ikan gurame plus sambelnya. Ada steak daging juga , pokoknya malam itu benar benar dibikin spesial oleh pembantunya. Jessica dan Bella merasa dispesialkan dirumah itu . Mungkin karena bi Inah tahu bahwa mereka adalah orang yang paling Lexa sayangi.

"Bi Inah mau kemana ?" tanya Lexa.

"Bibi , mau lanjutin beres beres didapur non." jawabnya.

"Udah bi , mending makan dulu bareng kita kita." ujar Jessica.

"Enggak ah non , bibi nanti aja bareng sama yang lainnya."

"Bi ! Bi Siti !" teriak Lexa.

Pembantu dirumah Lexa memang ada beberapa orang. Bi Inah adalah pembantu paling lama dirumah Lexa , ia bekerja dari pertama Lexa tinggal diJakarta. Dan udah dianggap kaya ibu sendiri oleh Lexa. Kemudian ada Bi Siti yang bekerja khusus beres beres rumah seperti ngepel dan nyapu semua ruangan kecuali kamar Lexa dan ayahnya. Lalu ada mang Aceng sebgai tukang kebun , ada Pak Toni supir pribadi ayahnya dan ada pak Temon supir biasa .

Lexa memanggil semua pembantunya , dan menyuruhnya untuk makan malam bersamanya. Merekapun seperti sedang berpesta malam itu. Semua bercanda tawa bersama tanpa beban , tanpa membedakan antara majikan dengan pembantunya.

Malampun semakin larut , mereka masih menikmati keseruan malam itu. Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Lexa and the geng berpamitan naik ke atas kepada seluruh pembantunya.

"Bibi bibiku , Lexa mau pamit ke atas ya." ujarnya. "Jangan lupa , makanannya dihabisin. Jangan sampai ada yang terbuang. Kalau mau lanjut silahkan."

"Bye mang Aceng." goda Jessica.

Mang Acengpun tersipu malu , saat digoda oleh gadis cantik seperti Jessica.

Saat dikamar , mereka masih membahas soal ayahnya Lexa . Mereka beranggapan bahwa ayahnya Lexa dengan sekertarisnya itu mempunyai hubungan lebih dari sekedar rekan kerja saja.

"Mungkin juga sih ." ujar Lexa. "Karena tante Anna udah lebih dari 20 tahun bekerja jadi sekertaris bokap."

"Bukannya tante Anna juga teman kuliahnya bokap lo ya , Lex ?" tanya Jessica.

"Bukan teman lagi sih , mereka udah dekat banget." jelas Lexa. "Tapi sejak kejadian tadi , gue ngerasa ada sesuatu yang berbeda dari tante Anna."

"Beda gimana maksudnya ?"Jessica slalu saja melontarkan pertanyaan.

"Ya pokoknya , beda aja gitu."

"Eh , bokap lo tinggal di apart kan ?"

"Yes." singkat Lexa.

"Kenapa lo gak nyoba ke apart bokap lo ? Siapa tahu elo dapat kabar atau berita gitu."

"Kabar ? Kok kesan nya gue kaya wartawan."

"Iya maksud gue gosip . Slama ini elo juga gak pernah ke apart kan ?"

Seketika , Lexa ingat seseorang yang ia kenal di apartemen ayahnya. Sontak Lexa segera mengambil hapenya dan mencari nomor di dial kontaknya.

"Ketemu !" Ujar Lexa.

Jessica tak mengerti , apa yang diucapkan Lexa. Ia hanya menatap Lexa sambil mengerutkan dahinya.

Terlintas dibenak Lexa , ia ingin menelpon nomor itu. Sialnya , ketika Lexa menengok benda berbentuk karakter mickey mouse yang bergantung didindingnya yang dipenuhi angka dari 1 sampai 12 alias jam dinding , waktu telah menunjukkan pukul 00.00 .

"Anjim , udah malam juga nih. Gak mungkin juga gue nelpon jam segini. Tu orang juga udah molor kali." Ujar Lexa ngomong sendiri.

"Kenapa sih Lex ? Kok elo ngomong sendiri ?" tanya Jessica penasaran.

"Gue baru ke inget sama seseorang yang gue kenal diapartemen bokap."

"Siapa ?"

"Tante Chyndi." jawabnya. "And gue nemu kontaknya juga dihape gue. Tapi gue gak tahu , masih aktif atau nggaknya."

"Kenapa gak elo coba ?"

"Iya kali , gue nelpon jam segini ."

"Gak harus ditelpon juga cabeee." Tukas Jessica. "Miscall juga bisa kali. Atau elo gak punya pulsa ? Gue pinjemin nih hape gue , atau lo pinjem hape si Bella. Iya gak Bell ?" ujar Jessica seraya memanggil Bella. Namun tak ada sahutan karena Bella udah tepar duluan. "Yeh , molor tu anak. Pantes gak nyaut pas gue panggil."

"Masa sih gue harus miscall ?"

"Coba aja dulu. Apa perlu gue yang miscallin ?"

"Iya , iya gue miscall nih." Seraya memencet tombol hijau. Lexapun memberanikan untuk miscall malam malam . Dan ternyata nomor itu masih aktif. Kemudian tiba tiba , Lexa dapat notif pesan dari nomor itu.

💬 "Maaf , dengan siapa ?"

"Oh my god , she's send messege for me." ucap Lexa kaget.

"Yaudah buruan lo bales." Lexapun segera membalasnya .

💬 "Ini dengan tante Chyndi bukan ?"

💬 "Iya , saya Chyndi."

💬 "Tante masih ingat saya gak ?" tanya Lexa. "Saya Lexa , anaknya Pak William."

💬 "Lexa ?"

💬 "Alexandra tante."

💬 "Oh iya , saya ingat."

💬 "Maaf Lexa ganggu tante malam malam gini."

💬 "Gak papa ko , lagian tante juga belum mau tidur. Memangnya ada apa ?

💬 " Lexa mau minta ijin , besok pengen ke apart . Boleh gak ? Lexa pengen ketemu juga sama tante."

💬 "Ke apart ? Lho , memangnya kamu belum tahu ?

💬 " Tahu apa tante ?" tanya Lexa penasaran.

💬 "Tante sudah gak bekerja lagi di apartemen ayah kamu."

💬 "Yang benar tante ?"

💬 "Iya , sudah lama juga tante gak bekerja disitu."

💬 "Lho kenapa ?"

💬 "Kalau diceritain sih panjang banget ."

💬 "Kalau gitu , tante ada waktu gak ? Lexa pengen ketemu sama tante. Lexa juga mau ada yang ditanyain sama tante.

💬 " Boleh , besok siang gimana ? Kalau mau , besok tante share lokasinya."

💬 "Iya mau tante. Lexa tunggu ya. Makasih tante.

💬 " Sama sama "

Merekapun menyudahi obrolan di sms itu. Lexa merasa lega , karena ada seseorang yang bisa ia intimidasi. Akhirnya Lexa dan Jessicapun menutup matanya untuk beristrahat. Karena waktupun semakin larut. Malam semakin gelap , hanya sinar rembulan yang membuat alam terlihat sedikit terang. Kerlap kerlip bintangpun menghiasi angkasa pada malam itu. Bagi Lexa , malam itu adalah malam yang begitu indah.

Chapitre suivant