Rissa tersentak mendengar perkataan Esther. Kini Rissa semakin merasa bersalah atas kejadian itu. Rasanya ia ingin menangis lagi. Tapi ia tahan. Ia tidak ingin Esther melihatnya lemah.
"Kenapa kamu mau dicium adik tirimu sendiri, Rissa? Apa kamu sudah gila?!"
"Bukan begitu, Kak. Aku tidak menginginkannya. Adik tiriku yang menciumku lebih dulu dan kebetulan Charlos melihatnya."
Esther menggelengkan kepalanya. "Dengarkan aku, Rissa. Aku tidak tahu kejadian sebenarnya seperti apa. Aku tidak peduli. Tapi satu hal yang pasti, Charlos adalah seorang pencemburu. Aku memberitahumu karena aku memang pernah mengalaminya sendiri. Charlos tidak suka jika kekasihnya diganggu pria lain. Apalagi kalau sampai kepergok sedang berciuman. Itu…" Esther meringis. "itu fatal, Rissa. Dia punya darah tinggi. Kalau sudah marah, dia akan sakit kepala dan pusing."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com