webnovel

Curhat Dengan Uty

Dee, Luna dan Nayla sudah selesai kompre. Mereka menuju kampus karena ada pembekalan selama dua Minggu sebelum mereka koas di rumah sakit. Ketika sampai di kampus Dee didatangi teman-teman seangkatannya karena video live di IG Onya. Demir melamar Dee, Onya merekamnya dan membagikannya ke medsos. Sontak video live itu membuat heboh. Tanpa diketahui publik Demir, si dosen killer, dingin dan judes bisa dekat dengan mahasiswa paling pintar di kedokteran. Sejak kapan mereka dekat karena setahu mereka Dee tak pernah menunjukan rasa suka pada Demir. Teman seangkatan Dee mempunyai sejuta tanya bagaimana Dee dan Demir dekat, jadian dan lamaran. Dee bukan mahasiswi genit yang berani menggoda Demir seperti mahasiswi lain yang terang-terangan menggoda Demir. Pegawai kedokteran juga banyak yang patah hati karena Demir melabuhkan cintanya pada Dee.

"Ya ampun Dee. Kok bisa pacaran dan mau nikah ma Pak Demir. Hebat ya bisa taklukin dosen killer. Lo pakai pelet apa? Lo curi kolor Pak Demir dan lo jampi hingga klepek-klepek sama lo?" Kelakar Lusi mahasiswi bermulut pedas bak cabai rawit.

"Dasar kuntilanak goyang patah - patah. Sembarangan kalo ngomong. Saring dulu baru ngomong,"maki Nayla pada Lusi.

"Becanda boleh aja tapi jangan kayak gini amat."

Lusi tertawa ngakak karena Nayla memakinya. Harusnya Dee yang memakinya,tapi malah Nayla yang pasang badan.

"Bukan. Gue ralat ucapan gue. Lo operasi gelap kayak intelijen. Ga tahu kapan dekat ga tahunya dah nikah aja. Sebagai salah seorang fans Pak Demir garis keras gue patah hati dan kecewa. Kenapa bukan daku yang dilamar? Benar ga teman-teman? "Lusi meminta dukungan dari teman-teman yang lain.

Luna yang sedang asik makan beng beng kesel juga mendengar ucapan Lusi. Daripada Lusi banyak bicara Luna menyumpal mulut Lusi pakai beng beng.

"Lo rese kalo lagi lapar," kata Luna menirukan ucapan sebuah iklan snack.

Lusi memuntahkan beng beng," Yang gue becandain siapa yang ngerjain gue siapa. Ternyata lo ada pengawal pribadi yang siap membela Dee."

Dee hanya tertawa ngakak mendengar ucapan Lusi.

"Makanya mulai sekarang hati-hati sama gue. Sedikit aja lo ganggu gue, kedua sahabat gue akan bantai lo duluan ampe mampus."

"Btw lo kapan nikah ma Pak Demir."

"Tunggu aja undangannya," kata Nayla dan Luna serentak.

"Jangan lupa bantuin cuci piring pas kawinan gue," kata Dee mengerjai Lusi.

"Enak aja lo. Lo pikir gue pembokat? Setidaknya gue jadi bridesmaid lo," ucap Lusi percaya diri.

"Terserah lo dech. Sekarang bukan saatnya bahas masalah bridesmaid. Kita serius ikuti pembekalan sebelum koas di rumah sakit. Ok?" Dee mengalihkan pembicaraan. Jika Lusi bicara ga bisa berhenti akan nyerocos sampai pagi.

Ketika sedang mengikuti pembekalan. Notif pesan WA muncul dilayar smartphone Dee. Ada pesan dari Uty.

Kak Uty :

Dee maaf aku ga bisa menepati janji sama kamu. Aku baru ditelpon rumah sakit buat operasi caesar. Pasien aku mengalami pendarahan jadi harus SC secepatnya. Kalo penting banget kamu bisa datang aja ke rumah sakit. Maaf ya Dee😘😘😘😘.

Me :

Baiklah kakak cantik. Aku nyusul ke rumkit aja. Ini masalah hajat hidup orang banyak 🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭

Kak Uty :

Jadi penasaran😝😝😝😝. Ya udah aku tunggu ya. Kalo belum selesai op tunggu aja di ruangan aku ya Dee.

******

Selesai pembekalan koas, Dee segera menuju rumah sakit menemui Uty. Walau Uty mantan kekasih calon suaminya Dee tak menaruh rasa takut atau curiga. Ia malah ingin berteman dan menjadi adik Uty karena Uty orang yang baik.

Perjalanan menuju rumah sakit berjalan lancar karena tidak ada kemacetan yang berarti. Dee sampai di ruangan Uty. Kebetulan Uty belum selesai operasi SC. Dee menunggu di depan ruangan Uty. Tidak enak menunggu didalam sementara ia bukan pegawai rumah sakit.

Dee sibuk memainkan smartphone membaca gosip-gosip selebritis di medsos. Seperti biasa Dee baca gosip bukan membaca beritanya,ia membaca komentar netizen yang aneh bin ajaib. Dee terhibur membaca komentar netizen. Dee tertawa cekikikan membaca berita artis yang halu tingkat dewa. Udah ga ada bakat malah berani tampil di depan TV, kalo nyanyi suara pun fals bikin yang dengar jadi budeg. Si artis malah pede ngomong melakukan perjalanan Jakarta menuju New York hanya delapan jam. Ya ampun langsung jiwa nyinyir Dee bergejolak.

Dunia oh Dunia gini amat cari duit ! Batin Dee berucap. Dee senyum- senyum sendiri membaca komentar netizen. Perutnya sakit karena kebanyakan tertawa.

Uty yang baru selesai operasi kembali ke ruangannya. Ia melihat Dee tertawa seraya memandangi smartphone.

Uty menegur Dee," Udah lama Dee?"

Dee bangkit dari tempat duduk dan cipika cipiki dengan Uty,"Enggak kak. Baru aja nyampe kok."

"Ya udah kita ke dalam yuk." Uty mengajak Dee menuju ruangannya." Silakan duduk Dee."

"Makasih kak." Dee mengambil posisi duduk di depan Uty.

"Angin apa yang membawa kamu kesini?"

"Angin surga kak," jawab Dee sekenanya.

Uty tertawa ngakak," Kamu belum tahu apa itu angin surga. Kalo dah nikah ma Demir baru kamu paham apa itu angin surga."

Dee terbatuk mendengar ucapan Uty," Isssh kak Uty porno. Aku anak dibawah umur kak,"ucap Dee sok polos.

"Walau dibawah umur udah bisa bikin anak," balas Uty mencandai Dee.

Dee berdehem dan memasang wajah serius.

"Kak aku to the point aja ya,tapi jangan tersinggung ya kak." Dee bicara dengan lembut takut menyinggung perasaan Uty.

Uty bersedekap memandang Dee. Ia jadi penasaran apa yang akan dibicarakan Dee.

"Kak gimana caranya kita masa bodoh sama seseorang yang telah kita buat patah hati? Kakak gimana dulu enggak peduli meninggalkan Demir karena menikah dengan Rizki?"

"Coba kamu cerita dari awal. Kalo aku tahu ceritanya baru bisa memberi masukan. Jangan-jangan beda kasus ma aku, Rizki dan Demir."

"Kak dulu aku dekat sama teman aku dari Jerman. Dia CEO sebuah maskapai penerbangan asing di Jakarta. Kita dulunya dekat banget. Cuma aku tahu diri ga suka sama dia karena kami berbeda bangsa dan budaya. Perbedaan paling mendasar kami tidak seiman. Makanya aku ga pernah menaruh perasaan sama dia. Aku dan dia sahabatan aja. Ternyata dia suka sama aku kak. Waktu Demir melamar kemaren aku melihat dia di taman menangis seraya melempar buket bunga ke tong sampah. Saat liat Bryan nangis aku hati aku serasa di remas kak. Sakit melihat dia nangis kayak gitu karena kecewa. Aku pilih Demir bukan dia. Aku kesini mau minta saran ma kakak. Ajarin aku biar tega sama Bryan. Aku mau ga peduli sama dia."

Chapitre suivant