webnovel

BAB 11 {BULAN}

Boom!!!

Ali Pov....

Setelah kami membuka portal menuju kerajaan Bryan Kalvin, Jhon, dan Louis, kami tiba di suatu.....

Itu tak bisa kujelaskan dengan kata kata. Tempat ini rapi, bersih, tadi banyak sekali barang rusak dan bekas yang diletakkan di sini.

Mungkin seperti Gudang, tapi bila ini gudang, mungkin ini salah satunya gudang terbaik dan terbersih di dunia.

Astaga... Tempat apa ini? Banyak sekali barang unik. Ini.melebihkan keunikan basement ku.

OFF TO ALI POV....

"Bentar. Aku panggil dulu Raib." Ucap Kalvin sambil segera pergi.

Ruang makan.....

"Eh Vin kamu ngapain disini?" Bisik ku pada Kalvin.

Jadi saat ini aku ada di meja makan bersama dengan Kquella. Dia gak bisa lihat, tapi anehnya dia tahu semua apa yang terjadi di sekelilingnya.

"Putri ayo ikut dengan kami."

"Nanti aja! Kamu gak tahu aku sama siapa? Kasian tau kalau dia aku tinggal!" Bentak ku pada Kalvin.

Kalvin hanya bisa mengangguk angguk sambil memandangi Kquella itu. Dia seperti bicara.

Aku tidak tahu apakah Kquella paham atau tidak dengan situasi sekarang ini.

"Pergi aja kak! Aku janji kok gak bakal kasih tau kak Bry." Ucap Kquella dengan nada imutnya.

Aku hanya mengangguk, aku tak tahu apakah dia bisa merasakan anggukan ku itu. Tapi dengan sekejap pula kalvin membawa ku pergi. Dengan lorong yang di buatnya.

"Ngapain sih Vin!"

"Eh Ra kamu udah gak peduli sama Seli? Dan lebih milih teman kecil mu itu? Kau ingin nostalgia ala korea?" Kata Ali dengan nada judes nya itu.

"Lo ngomong apa sih Li? Gue masih mikirin Seli kok. Tapi ini situasinya beda....

"Beda apa? Karena Bryan lebih istimewa buat lo?"

Belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku dia langsung marah.

"Li...

"Sudahlah Ra! Kita tuh gak bakalan bisa pulang kalau lo juga terus terusan deket sama Bryan. Lo itu di hasud...

"Cukup!!!" Sentak Kak Jhon.

Diam dan canggung melingkupi ruangan itu...

"Kalian ini peduli gak sih ama Seli? Kalau kalian peduli bukan gini caranya. Gue tau kalian pada bingung untuk cari Seli....

"Tapi kalau kalian pada marahan. Seli gak bakalan ketemu. Paham?" Jelas Kak Jhon.

Sepertinya kak Jhon telah marah.

Ini salah lo ra! Lo paham gak sih dari kemarin li malah ketawa bahagia sama Bryan dari pada cari Seli!

Sahabat macam apa lo Ra!

"Maaf. Putri. Kalau keadaannya makin runyam. Saya bakalan kasih tau siapa sebenarnya Pangeran Bryan."

Ucap BiBi yang tiba tiba membuka pintu ruangan ini.

"Maaf anda siapa yah?" Tanya Louis.

"Saya pelayan disini. Jadi Bryan itu sebenarnya bukan orang baik. Dia sengaja buat baik Raib untuk.....

"Untuk apa Bi?" Tanya Ali penasaran.

"Untuk membawa Raib agar hidup bersama ku. Puas?" Bukan Bibi atau Kalvin yang mengucapkan itu.

Melainkan Bryan.

"Selama ini kalian mudah sekali di rasuki. Dimulai dari Jhon, yang tiba tiba tertarik sama Seli, kemudian Ali yang pasang alat penangkal di ruma Raib, Kalvin yang udah tau aku permainan, dan Raib yang luluh setelah mendengar kisah lama kita dulu."

"Apa kalian tak sadar? Itu semua membawa kalian kesini! Kasihan sekali teman kalian Seli. Dia telah berlumur darah di lengan atasnya....

"Kalian mau tau kenapa? Karena telah ku kapak dengan golok ini. Hahahahhhaha!!!!"

Kami hanya bisa diam. Karena Bryan telah membuat kami terikat oleh sesuatu yang sangat kencang dan keras.

"Kamu apakan Seli hah?!!!" Bentak ku pada Bryan.

"Oh. Aku hanya membuat noda di lengan dan bahu nya saja Ra... kamu posesif sekali hari ini. Apa perlu aku buat noda pada Dia?"

Omong Bryan sambil menunjuk....

Kquella?

Perseteruan ku dan Bryan tak membuahkan hasil apa apa. Dan karena itu pula kami memutuskan untuk pergi ke kamar.

Begitupula dengan bryan dia mengizinkan kami untuk menumpang di sana. Karena yah bagaimana pula dia sangat membutuhkan ku, jadi tak mungkin dia melepaskan ku dengan cuma cuma.

"Li. Aku tadi udah bicara sama Kquella. Katanya dia disini tuh ada sebuah kayak..... ruangan bawah tanah gitu. Dan kemungkinan Seli ada disitu." Jelas ku pada Ali.

Karena sejak Ali ngomong kalau aku tuh gak peduli sama Seli, aku jadi merasa bersalah.

"Iya Ra. Tapi, gue minta maaf yah. Seharusnya gue gak harus ngomong gitu." Kata Ali sambil menatapku.

Demi apa? Kayak nya ini kali pertama Ali bilang minta maaf dengan tulus. Karena yah bagaimana pun Ali selalu mengucapkannya karena terpaksa.

Kali ini amat amat berbeda.

"Hah? Ali minta maaf? Demi apa?" Kata kak Jhon sambil tertawa bahagia.

Untung aja ada kak Jhon yang membuat nuansa jadi lebih ke bercanda untuk menghilangkan moment awkward ini.

"Apaan sih Kak. Eh Ra! Tadi Louis pamit duluan. Karena dia harus ngajar murid muridnya."

"Iya." Jawab ku singkat.

Selama 3 jam kami di dalam kamar menyiapkan matang matang rencana untuk menyelamatkan Seli, dan tak lupa kami bersama Kalvin.

Keberadaannya ternyata sangat di untungkan.

"Sebenarnya. Kalau posisi kita di bawah sana udah paling full. Kita bisa langsung pulang dengan aman dan cepat lewat gelas Jhon." Jelas Kalvin.

"Gelang?" Tanya Kak Jhon bingung.

"Gelang itu berfungsi untuk langsung pergi ke rumah mu. Lewat lukisan yang di dapur itu. Yang kata Seli sama Raib serem." Jelas Kalvin.

"Oh ternyata gelang ini ada fungsinya juga."

Dan demi apa? Ternyata kak Jhon sendiri tidak tahu fungsi dari gelang yang ada di tangannya itu.

Posisi kita memang sangat membingungkan. Di lain sisi kami harus menyelamatkan Seli. Tapi di lain sisi pula kami tak bisa menandingi kekuatan Bryan.

Termasuk Kalvin. Dia sama Bryan 11-12 tapi masih tetap jagoan Bryan.

Hari kedua aku di kerajaan Bryan setara selama sebulan aku di Bumi. Kebayang gak tuh? Di sini aku cuma nemenin Kquella main, sama sekedar dengerin dia curhat.

Kquella anak yang baru berusia sekitar 9 tahun itu, hanya menganggap kalau aku pacarnya Bryan.

Dia selalu bilang ke aku kalau jangan sering deket deket sama Bryan. Awalnya saat dia bilang aku pacaran yah... semoga. Eh jangan ngarep dah lu Ra!

Tapi kok lama lama cerita Kquella nih bener banget terjadinya. Bingung membendung semuanya. Tak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang ini.

Yah rencananya sih.... besok kita pergi ke bawah tanah itu. Tapi kalau misalnya Bryan tau gimana? Apa reaksi nya? Apa dia akan marah seperti iblis, menurut Kquella.

Enggak. Enggak Ra! Bryan, itu baik kok!

"Kak Raib. Kakak mau pergi ke taman nggak?" Tanya Kquella.

"Taman? Emang di sini ada taman yah?"

"Ada kak. Bagus banget." Kata Kquella.

Ini nih yang buat aku makin tersanjung sama Kquella, walaupun dia tuh gak bisa lihat. Tapi dia katanya tuh bisa membayangkan. Dan bayangan nya itu bener bener sama persis.

Gimana nih? Sebelumnya aku juga bingung gitu. Tapi, yah pokoknya gitu lah.

Chapitre suivant