webnovel

Part 2-Situasi yang Rumit

TRING! TRING!

Suara dering hp terdengar nyaring dari kamar Sakura. Perlahan dari dalam selimut keluar tangan yang meraba-raba kearah meja kecil yang ada di samping kasur. Setelah mendapat hp yang berdering tadi ditempelkannya hp itu ditelinganya sembari menjawab panggilan yang masuk.

"Halo, ya siapa ini?" Ucap Sakura yang masi setengah tertidur.

"Oh Ternyata kau, ada apa menelponku?"

"Bertemu, baiklah...."

Panggilan berakhir. Perlahan Sakura bangun dan mulai meregangkan tubuhnya yang agak kaku, lalu pergi ke kamar mandi. Setelah selesai ia keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga, tampak Nana sedang menonton tv sambil duduk di sova yang ada di sana.

"Nana sedang menonton apa?" Tanya Sakura saat melihat bibinya yang tampak sangat serius.

"Berita kemunculan gangler, katanya korbannya diselamatkan oleh seorang Lupinranger." Sembari melihat kearah Sakura.

"Oh ya, kapan?"

"Tadi malam, hah aku sangat takut. Sakura kau tidak apa-apakan? Apa terjadi sesuatu tadi malam?" Tanya Nana dengan wajah cemas.

"Nana....aku sudah di depanmu sekarang, apa yang kau cemaskan?"

"Kau benar, sepertinya aku terbawa suasana. Sebaiknya kumatikan saja tv ini." Sembari mengambil remot dan mematikan tv.

"Mmm...Nana kau tampak rapih sekali, kau mau keluar?" Tanya Sakura saat menyadari Nana yang sudah berpakaian rapih.

"Ya, aku ingin mengajakmu sarapan di restoran favoritku."

"Restoran! Apa kita tidak masak makanan saja."

"Makanan apa? Tidak ada apapun dirumah ini. Bahan terakhir yang kumasak adalah makan malammu tadi malam, sudah cepatlah bersiap!" Ucap Nana.

"Apa?"

-----

Di sisi lain para Trio Jurer tampak sedang beres-beres untuk membuka Bistro mereka. Terlihat Umika yang sedang menyapu lantai dan Toma yang sudah mengelap beberapa piring yang akan digunakan.

"Kairi jangan diam saja sebentar lagi kita akan buka!" Ucap Umika sambil melihat kearah Kairi yang sedari tadi hanya memainkan hp nya.

"Iya-iya."

"Kairi....!"

"Sudahlah Umika, sebentar lagi kita buka lebih baik kau selsaikan menyapu lantai." Sahut Toma.

"Baiklah." Lalu melanjutkan menyapu lantai.

Kairi yang sedang bermain tiba-tiba merasa bosan dan beberapa kali ia melirik kearah Toma dan Umika yang sedang bekerja. Wajahnya seketika lesu dan menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil menatap kearah langit-langit. Toma yang melihat itu langsung menyadari Kairi sedang merasa bosan.

"Ada apa?" Tanya Toma.

"Hah! Sudah lama tidak ada kemunculan gangler dan koleksi kita masih belum lengkap, membosankan sekali." Ujar Kairi.

Tidak lama setelah itu pintu Jurer terbuka dan beberapa gadis Sma masuk dengan seragam sekolah mereka. Umika yang sedang berdiri disana langsung mempersilahkan mereka duduk dan menyanyakan pesanannya. Sedangkan Toma langsung menuju dapur dan menyiapkan pesanan meraka. Saat sedang menunggu tiba-tiba salah satu pelanggan mengatakan sesuatu yang langsung menari perhatian mereka termasuk Kairi.

"Hei, apa kalian melihat berita pagi ini katanya ada penyerangan Gangler di Kota!"

"Benarkah."

"Iya dan yang lebih mengejudkan lagi katanya seseorang bertemu dengan sosok Lupinrager."

"Hah...apa itu mungkin kita taukan para Lupinranger telah dikalahkan oleh gangler beberapa tahun lalu, bagaimana bisa seseorang melihatnya paling itu Hoax."

"Tidak! Yang kali ini beda, warnanya hitam."

"Wah, sepertinya pembicaraan yang menarik. Ada apa?" Tanya Kairi yang sudah duduk di antara gadis-gadis itu.

"Berita tadi pagi katanya ada seorang reporter yang diserang gangler tadi malam, dan yang menyelamatkannya adalah sesosok lupinranger berwarna hitam."

"Benarkah!" Sahut Kairi.

"Ah, itu pasti bohong."

"Tidak, ini sungguhan karna reporter yang menyiarkannya adalah orang yang sama. Jika tidak percaya lihat saja videonya." Sembari memberikan hp nya.

"Ah, aku mau lihat." Ucap Kairi, lalu mengambil hp gadis itu.

Saat itu juga Umika dan Toma langsung menghampirinya untuk melihat video yang dimaksud. Video yang diambil oleh Haruka malam saat ia hampir diculik oleh seorang gangler. Dalam video itu ada satu hal yang peling menarik perhatian mereka yaitu saat video itu memperlihatkan secara jelas alat yang dipegang oleh sosok Lupinranger tersebut.

"Itu!" Sahut Umika saat melihat vs changer yang dipegang oleh lupinranger itu.

"Vs changer." Lanjut Toma.

"Siapa orang ini?" Pikir Kairi.

Tiba-tiba hp Kairi berdering dan nomor kontak yang tertera disana adalah "Keichiro." Melihat itu sontak Umika dan Toma pergi dan kembali ke pekerjaan mereka masing-masing, Kairi yang melihat tingkah kedua temannya itu hanya menghelah nafas lalu mengangkat telpon dari Keichiro.

"Halo." Ucap Kairi.

"Halo Kairi, apa ini kau?" Tanya Keichiro.

"Tentu saja."

"Baiklah, kau sudah melihat video itu?"

"Ya, sudah."

"Apa kalian tahu sesuatu?"

"Tidak."

"Bagaimana dengan Noel?"

"Kami belum mendapat kabar darinya, sejak ia kembali ke Prancis."

"Begitu ya."

"Kenapa kau menanyakan tentang ini? Kau mencurigai kami?" Tanya Kairi serius.

"Ya, kau benar aku mencurigai kalian."

"Kalau begitu biar ku beritahu padamu satu hal, kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal ini." Lalu mengakhiri panggilan.

Kairi menatap kesal kearah ponselnya, lalu memasukkannya ke saku celananya. Melihat itu Umika dan Toma kembali menghampirinya.

"Semuanya baik-baik saja?" Tanya Toma sembari menepuk pundak Kairi dan Umika yang mengintip dari belakangnya.

"Tidak juga, situasi kita cukup rumit." Sambil menatap kearah Toma dengan tatapan serius.

Tiba-tiba pintu Jurer terbuka dan masuk dua orang wanita kedalam, mereka adalah Sakura dan Nana. Nana yang melihat para Trio jurer, langsung menyapa mereka satuper-satu sambil tersenyum.

"Ah Umika, Toma, Kairi apa kabar...?" Ucapnya yang langsung mengahampiri mereka bertiga.

"Pa-pagi Nona Naeda." Ucap Umika.

"Hah, kenapa nenek-nenek ini datang lagi." Ucap Kairi sambil mengalihkan perhatiannya kearah lain. Sedangkan Toma langsung kembali ke dapurnya.

"Hei, kenapa masih memanggilku nona. Panggil aku Nana! Ingat Nana." Sambil mencubit pipi Umika.

"Ah-iya Nana."

"Oiya kenalkan ini keponakanku dia..."

"Senang bertemu lagi denganmu, Umika." Ucap Sakura sambil tersenyum.

-----

Di tempat lain, lebih tepatnya dunia gangler. Zanjio terlihat berjalan diantara reruntuhan markas lama para gangler. Saat sampai di depan patung batu Bos lama para gangler yaitu Dokhranio Yamun ia tersenyum, kemudian menekan salah satu jari patung tersebut. Tiba-tiba dari balik patung terbuka sebuah pintu rahasia yang mengarah kebawah. Zanjio masuk kedalamnya bersamaan dengan pintu yang kembali menutup.

"Sepertinya pria tua itu semakin tua meski kau telah mengubahnya, Medusa." Ucap Zanjio pada gangler berambut ular yang sedang duduk di depannya.

"Siapa yang peduli, aku hanya mencari patuang yang cocok untuk menjaga pintu rumahku." Balas Medusa sembari beralih pada Zanjio.

"Jangan bilang kau datang hanya untuk mengatakan hal itu."

"Tidak juga, aku menemukan hal menarik di dunia manusia."

"Oh, maksudmu Lupin baru itu."

"Bukan baru, tapi Lupin Black...." Sembari duduk di meja samping gangler itu.

"Sepertinya dia benar-benar sudah menarik perhatianmu. Hmm....kau membuatku penasaran." Ucap Medusa.

"Dia sangat sempurna...untuk kelinci percobaanku. Yah, sempurna aku harus mendapatkannya."

"Jangan terlalu memaksa, jika kau tidak ingin berasib sama seperti kakakmu....kudengar dia juga terobsesi kepada salah satu Lupinranger."

BAKK!

Zanjio memukul meja yang tadi didudukinya dengan tangan kirinya hingga hancur berkeping-keping. Lalu mengalihkan pandangannya pada gangler itu dan menatapnya dengan tajam.

"Jangan membicarakan tentangnya!" Bisiknya, sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

"Hah, keras kepala. Aku benar-benar pusing."

"Lupin Black sepertinya memang sudah ditakdirkan ya....meski aku tidak mencarimu kau tetap datang sendiri kepadaku." Sembari membelai rambut ularnya yang mulai mendesis.

Perlahan ia bangun dari tempat duduknya dan meraba Brangkas emas yang ada di punggungnya lalu menarik lapisan luar dari berangkas itu, saat lapisan itu terbuka tampak sebuah berangkas berwarna hitam yang terdapat pada punggung Medusa.

"AKHIRNYA KAU KEMBALI, KOLEKSIKU....HAHAHAHA!"

-----

"Ah, maaf siapa ya?" Tanya Umika sembari memiringkan kepalanya.

"Ini aku Sakura, ingat?"

"Hah! Sa-Sakura?" Sahut Umika dengan ekspresi terkejud.

"Hmm, siapa Sakura?" Tanya Kairi sembari melihat kearah Toma.

"Ntahlah, aku juga tidak tahu."

Setelahnya Toma langsung mempersilahkan mereka untuk duduk dan meminta Umika menanyakan pesanan mereka. Saat Umika meletakkan pesanan Sakura dan Nana di meja mereka ia juga ikut duduk dan menatap wajah Sakura dengan serius.

"Hei, menurutmu apa yang sedang dilakukan Umika?" Tanya Kairi pada Toma.

"Ntahlah, kenapa kau tidak mencaritahu...."

Belum sempat Toma melanjutkan kalimatnya Kairi sudah pergi lebih dulu ke meja Sakura dan Nana lalu duduk disamping mereka. Toma yang melihat itu hanya menggelengka kepalanya sembari menghela nafas pelan.

Sakura yang mulai merasa tidak enak langsung menghentikkan makannya dan beralih kepada Umika yang sedari tadi terus menatap kearahnya.

"Ada apa Umika? Ada sesuatu di wajahku?" Tanya Sakura.

"Tidak, kau benar-benar berbeda Sakura aku hampir tidak mengenalimu." Jelas Umika.

"Hei, kalian sudah saling mengenal?" Tanya Nana penasaran.

"Aku juga ingin menanyakan itu dari tadi." Tambah Kairi yang baru datang.

"Dulu kami satu kelas di Sma, sampai keluargaku pindah ke Prancis, sejak saat itu kami sudah tidak saling kontak." Jelas Sakura.

"Bagaimana keadaanmu di Prancis, apa pekerjaanmu?" Tanya Umika antusias

"Baik, sekarang aku seorang model."

"Hah, model!" Sahut Umika dan Kairi bersamaan. Melihat itu Sakura hanya tertawa.

"Sakura, lain kali apa kita bisa...."

"Tentu saja, ayo kita bertemu lagi ajak Siho juga ya." Ucap Sakura sambil tersenyum.

Akhirnya setelah pembicaraan yang panjang Sakura dan Nana kembali ke rumah. Dalam perjalanan mereka masih sempat mengobrol bersama dan membicarakan banyak hal. Namun saat melewati sebuah gang tiba-tiba pandangan Sakura teralihkan pada sebuah pohon, itu adalah pohon Sakura yang hampir mekar. Nana yang melihat hal itu perlahan mendekati Sakura.

"Maaf..." Ucapnya pelan. Seketika itu Sakura langsung sadar dari lamunannya.

"Nana..."

"Maaf, karna aku tidak bisa berada disampingmu disaat kau benar-benar membutuhkanku maafkan aku Sakura." Sembari melihat kearah Sakura.

"Tidak Nana....ini bukan salahmu, lagi pula itu sudah berlalu tidak perlu diungkit lagi. Ayo, kita pergi!" Ucap Sakura sembari menarik tangan kanan Nana.

"Iya...!" Sambil mengikuti langkah Sakura

"Sakura, apa kau benar-benar sudah melupakannya? Aku hanya tidak ingin kau tenggelam dalam masa lalumu yang kelam, jika itu sampai terjadi atau jika terjadi sesuatu yang buruk padamu aku benar-benar akan merasa bersalah." Ucap Nana dalam hati.

Chapitre suivant