Afka memperhatikan Siska yang terlihat kesal melihat Ghirel terbaring di ranjang rumah sakit. Gadis itu menyalahkannya, mengatakan bahwa Afka adalah penyebab Ghirel kelelahan. Dia bahkan mengatakan bahwa Afka yang menyuruh Ghirel datang ke kantornya. Padahal, Afka tidak mengijinkan Ghirel untuk menginjak lantai sedikitpun.
"Sudah kukatakan bahwa bukan aku yang menyuruh Ghirel datang ke kantor." Ketis Afka. Entah sudah berapa kali dia menyangkalnya, tetap saja Siska tidak mau percaya.
Dada Siska naik turun tidak menentu. Matanya bagaikan laser tajam yang siap membunuh Afka. "Aku sudah sering mengatakannya padamu, bukan? Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Ghirel." Geram Siska.
Gadis itu menyibakkan rambutnya, meninggalkan Afka yang diam mematung. Belum sempat kakinya keluar dari pintu ruangan kamar Ghirel, Afka terlebih dahulu menghentikannya dengan sebuah pertanyaan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com