Cahaya matahari pagi menerpa daun-daun sebuah pohon setinggi 25 meter, butiran-butiran embun di dedaunannya bersinar bagaikan permata yang menghiasi mahkota.
Seekor tupai sedang asik memakan buah sejenis jambu berwarna merah di salah satu batang pohon itu. Tapi makan siangnya harus terganggu. Di bawahnya, cahaya sangat terang bersinar, saat dia menoleh ke bawah, dia melihat sesosok manusia muncul begitu saja dari ketiadaan. Sosok itu adalah Zein.
[Selamat datang di Legions Era]
[Hutan Greyrat, Benua Cenoa Planet Ina, 01-01-4101]
Memandangi sekitarnya, Zein sempat bingung. Dia tidak menduga akan ditempatkan di tengah hutan.
"Ini gim yang gila! Bagaimana mungkin newbie di tempatkan di tengah hutan? Ini sama saja menyumpahi pemain itu untuk mati!" Setelah menggerutu beberapa saat, Zein sadar, ini bukan saatnya untuk itu. Dia teringat, dia belum memeriksa Titan.
Khawatir akan adanya perubahan pada Titan, Zein memutuskan memanggil kudanya.
"Titan, keluarlah!"
Seekor Kuda besar berwarna merah lengkap dengan pelana, tali kekang dan sanggurdinya muncul di hadapan Zein. Kuda itu terlihat bingung dengan tempat dia dipanggil.
Zein lalu menggosok lehernya untuk menenangkannya, "Tenang sobat! Kita sekarang berada di dunia lain. Mulai hari ini kita akan bertualang di dunia ini."
Zein lalu melihat informasi kudanya.
Titan
Ras: Kuda (Dragon Bloodline)
Age: 13 tahun
Force: C
Stamina: A
Speed: B
Senses: D
Trait:
Prairie Kid: Saat berlari di padang rumput, sulit untuk dihentikan. Pertumbuhan Stamina +50% dan Pertumbuhan Speed +30%.
King of Cavalry: Jika memimpin pasukan kavaleri, moral dan koordinasi pasukan akan meningkat secara signifikan.
Vitality of Dragon: Tidak akan terbunuh, kecuali jantung, atau kepalanya dihancurkan. Memiliki kemampuan regenerasi jaringan yang cepat. Seluruh atribut naik satu tingkat.
Melihat status Titan, Zein merasa bangga, "Hahaha, kau memang luar biasa Titan."
Memang Titan tidak pernah mengecewakannya. Pada awalnya, dia agak ragu-ragu untuk membeli anak kuda dengan harga puluhan ribu Zira. Perlu diketahui, kuda perang terbaik pun tidak akan lebih dari 10 ribu Zira.
Tapi seiring perkembangan waktu, Titan membuktikan kepadanya bahwa keputusannya untuk membelinya saat kecil adalah tepat. Dari segi kecepatan, sangat sedikit kuda yang dapat mengimbanginya. Dan staminanya seakan tidak pernah habis.
Pernah, karena sebuah misi yang mengharuskannya menempuh jarak 300 km dalam satu hari. Titan menempuhnya dalam waktu 10 jam dan dia masih dalam keadaan tegar saat sampai. Justru Zein yang mengalami kelelahan yang sangat.
Zein lalu mengambil sepotong daging asin dari Inventorinya dan meletakkannya di bawah mulut Titan. Kuda itu lalu meringkik girang dan memakannya dengan lahap.
Karena Titan memiliki sedikit darah naga, dia tidak sepenuhnya herbivora. Dia juga memakan daging jika diberikan oleh Zein.
Setelah Titan menghabiskan makanannya, Zein menaikinya dan memeriksa kondisi di sekelilingnya. Saat ini dia berada di tengah hutan yang pohon-pohonnya setinggi puluhan meter. Pepohonan disekitarnya tidak begitu lebat, tapi semak belukar dan rerumputan yang tinggi memenuhi celah-celah pepohonan.
Dia dan Titan berada di jalan setapak yang terlihat sudah lama tidak dilalui, rumput-rumput liar mulai tumbuh tidak beraturan di badan jalan.
"Ini adalah tempat yang sempurna untuk serangan kejutan. Titan, ayo pergi dari sini!" Merasa khawatir mereka akan menemui bahaya di tempat itu, Zein menunggangi Titan pergi dari sana.
Beberapa detik setelah Zein pergi, belasan orc keluar dari semak belukar lima meter dari tempat sebelumnya dia berdiri.
"Kita terlambat, dia lari secepat kelinci. Cih... Beberapa hari ini sangat sulit mencari mangsa. Sepertinya kita harus pindah tempat penyergapan," Seorang Orc setinggi sekitar 2,2 meter bersenjatakan gada dari kayu menggerutu.
"Kau benar Faugh, tapi kita tunggu beberapa hari lagi. Siapa tahu akan ada mangsa yang tidak beruntung lewat. Apalagi, di sekitar sini banyak hewan yang bisa diburu," Orc yang lebih kecil berkata.
"Kau lebih pandai dariku, Argha. Aku mendengarkanmu."
Belasan orc itu lalu kembali masuk ke semak-semak.
***
Zein tidak tahu keputusannya telah menyelamatkannya dari serangan kejutan para orc.
Menyusuri jalan dengan kecepatan rendah selama dua jam, Zein kemudian berhasil keluar hutan itu. Alasannya untuk tidak melaju terlalu cepat karena ini wilayah yang asing baginya. Dia takut jika langkah Titan yang terlalu berisik akan mengundang monster yang kuat.
Di hadapannya terhampar sebuah danau yang sangat luas.
Jika dia tidak melihat bayangan gunung dan garis hijau yang diduganya sebagai hutan yang mengelilingi danau, serta tidak menemukan adanya gelombang di permukaan air, dia pasti mengira sedang berada di tepi laut.
Zein lalu mendekati danau. Setelah jaraknya dengan danau hanya 5 meter, dia menerima pemberitahuan sistem.
[Selamat anda adalah pemain pertama yang menemukan keajaiban alam Danau Aruna. Anda mendapatkan 100 heroic points.]
Danau Aruna
Luas: 24.580 km².
SDA: sangat melimpah.
"Wow, pantas ini disebut keajaiban alam. Aku menduga, danau ini adalah pusat peradaban di sekitar sini."
Zein lalu turun dari Titan dan meminum air danau itu.
"Ah... Segar sekali, ada sedikit rasa manis di dalamnya. Aku memutuskan untuk membangun kota di sini."
Zein lalu teringat telah mendapatkan heroic points.
Hal ini tidak disebutkan oleh Arteta. Jadi Zein tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Maka Zein mencoba cara yang paling umum untuk mencari tahu. Zein lalu melihat informasi pada heroic point. Dan berhasil.
Heroic Point
Digunakan untuk membeli props khusus di Heroic shop.
Merasa mendapatkan petunjuk, Zein lalu mencoba dugaannya.
"Buka Heroic Shop!"
[Selamat datang di Heroic Shop]
Sebuah layar hologram lalu muncul di depannya. Dibawahnya terdapat beberapa katagori.
• City Props
• War Props
• Adventure Props
Zein lalu melihat isi city props. Di dalamnya, Terdapat village core, dan berbagai macam blueprint bangunan, seperti perpustakaan, kandang kuda, kincir air dan angin, pasar dll. Di sampingnya terdapat harga setiap props tersebut.
Melihat isi Heroic Shop, Zein merasa lega. Sebelumnya, dia merasa bingung bagaimana caranya mendapatkan Village Core. Karena menurut Arteta, Village Core adalah salah satu syarat untuk membuat desa. Tanpanya, walaupun seorang pemain membangun pemukiman sebesar kota, tidak akan dianggap sistem sebagai kota yang resmi.
Zein lalu melihat kembali village core, di sampingnya tertulis harganya, 10.000 heroic points.
"Aku sudah mengetahui barang ini tidak akan murah, tapi aku tidak menduga bisa semahal itu. Aku harus mencari tahu bagaimana cara mendapatkan heroic points."
Zein lalu mencoba membuka war props, tapi usahanya sia-sia, dia gagal melihat isi war props. Dia menduga, hanya seorang yang setidaknya memiliki sebuah desa bisa membukanya.
Merasa kecewa, Zein melihat adventure props. Disana dijual berbagai macam barang, dan harganya cukup terjangkau. Di sana terdapat barang seperti, back to city scroll, lock picking tools, stealth amulet, squad creation scroll dll. Tapi untuk sementara, dia tidak memerlukan mereka.
Setelah menutup heroic shop, Zein memutuskan untuk menyusuri tepi danau. Siapa tahu dia akan menemukan sebuah desa atau bahkan kota.
***
Satu jam menyusuri tepi danau, Zein melihat asap di kejauhan.
"Sudah aku duga, pasti ada pemukiman di tepi danau seluas ini."
Zein lalu mengarahkan Titan ke arah asap itu berasal. Setelah berjalan beberapa menit mereka melihat sebuah area lapang yang sepertinya baru dibersihkan dari semak belukar dan pepohonan kecil.
Seorang anak kurus berbaju kain yang kotor dan kumal terlihat mengangkat beberapa batang ranting kering dari pepohonan di depan Zein.
"Hei nak, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
Anak itu terkejut mendengar suara Zein, setelah menengok kebelakang dan melihat Zein yang menunggangi kuda yang besar, dia merasa ketakutan, meninggalkan ranting-ranting keringnya dan berlari menuju area lapang di depannya.
"Jeez... Aku berharap dia berkata 'siapa kau?' seperti di film-film. Aku tidak menyangka dia begitu ketakutan."
Zein lalu turun dari Titan dan mengambil ranting-ranting kering yang ditinggalkan anak itu. Sambil memanggulnya di bahu, dia berjalan keluar pepohonan.
Setelah keluar, dia menyadari tempat ini bukan merupakan desa apalagi kota. Tenda-tenda dari kain dan perapian yang digunakan tadi malam menunjukkan ini adalah sebuah pengungsian.
Melihat dari jumlah tenda dan perapian, Zein menduga paling tidak ada 200 orang yang mengungsi di sini.
Kehadiran Zein membuat penghuni pengungsian waspada, para laki-laki berkumpul dan para wanita dan anak-anak berada di belakang mereka.
Saat Zein hanya 20 meter dari mereka, dia menurunkan ranting-ranting kering yang dibawanya dan mundur sekitar lima meter.
Zein tahu orang-orang di sini curiga kepadanya, maka dia memilih untuk tidak terlalu dekat dengan mereka. Zein dan mereka saling menatap, mengamati kondisi masing-masing.
Setelah Zein mengamati sekilas, dia menyimpulkan orang-orang ini lari dari sesuatu, hal ini terlihat dari reaksi ketakutan mereka saat melihat Zein. Kemungkinan sekelompok pasukan menyerang tempat tinggal mereka, bahkan mengejar mereka hingga masuk hutan ini.
"Namaku Zein, aku hanya petualang yang baru datang dari Hutan Greyrat sekitar 30 km dari sini. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Setelah itu aku akan pergi."
Orang-orang itu tidak menjawab Zein, seakan menunggu seseorang yang berwenang.
Benar saja, tidak lama, seorang laki-laki paruh baya yang kurus memakai baju lebih baik dari mayoritas dari mereka keluar dari kerumunan orang-orang itu. Di belakangnya, lima pemuda yang memakai armor kulit dan membawa pedang panjang mengikuti.
Laki-laki tua itu berkata, "Apakah anda yang menyebut diri anda Zein? Melihat dari pakaian anda, anda adalah seorang prajurit bukan petualang. Kami memang orang desa, tapi kami tidak bodoh. Katakan yang sesungguhnya tentang identitas anda. Atau kami terpaksa berbuat kasar."
Puluhan laki-laki ber-armor kulit lalu keluar dari hutan dan mengepung Zein.
Hai ini membuat Titan marah. Tapi karena Zein tidak berbuat apa-apa, dia hanya bisa berdiri dibelakang Zein.
"Baiklah, aku akan bicara terus terang. Aku tidak berbohong, aku memang petualang yang baru datang dari hutan Greyrat, tapi asalku adalah dari dunia lain. Aku sebenarnya ingin bertanya mengenai siapa yang mengejar kalian hingga datang ke hutan ini," Dengan santai Zein berkata.
Mendengarnya, semua orang terkejut dan mulai berbicara dengan orang di samping mereka. Laki-laki setengah baya itu juga terkejut lalu berkata, "Setelah hampir sebulan, aku tidak sadar sekarang sudah tanggal 1 Januari. Kalian para anak bintang akhirnya datang. Aku tidak tahu ini adalah berita baik atau buruk."
"Anak bintang, apakah ini panggilan orang sepertiku oleh kalian?"
"Ya, memang itu sebutan untuk kalian, maafkan kami atas kesalahpahaman ini. Kami memang pengungsi dari Desa Greenwall. Semuanya, dia bukan musuh. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian."
Semua orang lalu berpencar mengerjakan tugas mereka masing-masing.
"Namaku Alan, maafkan aku atas perlakuan kami tadi. Mari ke kemahku, anda bilang ingin bertanya pada kami, aku dengan senang hati akan menjawabnya," Laki-laki setengah baya itu berkata.
"Baiklah."
Zein lalu berjabat tangan dengan Alan. Saat mereka akan pergi, terdengar suara kecil dari belakang mereka.
"Terima kasih tuan."
Saat Zein menoleh, anak yang tadi berlari datang untuk mengambil ranting-ranting yang dibawakan Zein.
Sambil berjongkok, Zein mengusap rambut anak itu, Zein bertanya dengan suara lembut, "Siapa namamu nak?"
"A... Aran. Namaku Aran," Dengan gugup anak itu menjawab.
"Apakah tugasmu selesai setelah ini?"
"Ya, setelah menyerahkan ranting-ranting ini, aku boleh bermain."
"Ini untukmu. Jangan lupa berbagi dengan kawan-kawanmu ya...," Di tangan Zein lalu muncul lima potong roti. Diberikannya roti-roti itu kepada Aran.
Dengan mata berbinar, Aran menerimanya, "Terima kasih tuan."
Setelah itu, Zein berdiri dan bersiap berjalan bersama Alan.
Saat berjalan, Alan berbisik, "Kalau aku jadi tuan, aku tidak akan memberinya roti sebanyak itu."
Zein terkejut, "Oh, kenapa begitu?"