webnovel

First Encounter

Suara teriakan yang cukup keras dari Ace membuat para pria yang sedang memukuli Kento yang sudah tidak berdaya di lantai itu langsung menghentikan tindakannya, mereka lalu menoleh ke arah sumber suara untuk mencari tau si empunya suara. Begitu melihat sosok pemuda tampan yang baru saja bersuara itu keempat pria yang memukuli Kento atas perintah Yamada langsung mematung seketika.

"Tuan muda,"

"Tuan Ace, tuan muda Ace,"

Yamada yang baru sedang menikmati pertunjukan langsung mengernyitkan alisnya saat mendengar nama Ace disebut. Sebagai penghuni baru di kota Hokkaido, Yamada belum tau nama besar Ace. Sehingga ia merasa aneh saat melihat keempat pria yang ia bayar untuk memukuli Kento menghentikan tindakannya.

"Kenapa kalian diam saja, bukankah aku sudah membayar mahal kalian untuk menghajar pria itu," hardik Yamada dengan keras sambil meludahi Kento, yang sudah babak belur bersimbah darah di lantai karena pukulan dan tendangan empat orang pria yang dibayar Yamada.

"Itu karena…"

"Karena apa?" tanya Yamada dengan suara meninggi memotong perkataan salah satu preman bayaran yang ia perintahkan untuk mengajar Kento teman baiknya sendiri.

"Karena aku Tuan," jawab Ace lantang.

Yamada langsung menoleh ke arah sumber suara dan terdiam saat melihat sosok Ace yang berdiri tanpa rasa takut menghadapainya yang memiliki empat preman bayaran, ia melangkahkan kakinya mendekati Ace yang memiliki tinggi 7 cm diatas tinggi badannya sehingga membuatnya harus menengadah untuk melihat Ace.

"Siapa kau, beraninya kau mengganggu kesenanganku?" hardik Yamada dengan suara keras tepat di depan wajah Ace.

"Kau ingin tau namaku, silahkan tanya pada semua pegawai di tempat ini," jawab Ace pelan sambil tersenyum.

"Cari mati rupanya, heii kalian cepat hajar pria ini juga. Dia menantangku!!" pekik Yamada keras memanggil para preman bayarannya untuk menghajar Ace.

Keempat preman bayaran yang sudah tau siap Ace langsung terdiam seketika, mereka nampak menatap Ace tanpa berkedip dengan tatapan penuh ketakutan. Nama besar Ace di dunia bawah kota Hokkaido cukup membuat preman jalanan seperti mereka menciut, tanpa bicara keempat anak muda itu langsung meninggalkan Yamada yang sedang berdiri tepat di hadapan Ace

Melihat keempat preman yang ia bayar kabur seperti pencuri yang ketahuan, membuat Yamada kesal. Ia lalu memasukkan uang yang ada ditangannya kedalam saku celananya, lalu menatap Ace kembali yang sangat tenang menghadapainya.

"Siapa kau sebenarnya!!" hardik Yamada kembali dengan emosi memuncak.

"Bukankah aku sudah bilang padamu untuk bertanya pada karyawan yang ada di tempat ini siapa namaku, lalu kenapa kau tak melakukannya," tanya balik Ace sambil tersenyum.

"Benar-benar cari mati kau rupanya arrgghhh…"

Suara arogan dari Yamada berubah menjadi suara teriakan yang cukup keras, saat tangan kanannya ditangkap oleh Ace yang sigap. Yamada kembali berteriak, saat tangan kirinya yang ia gunakan untuk meninju Ace berhasil terkunci di ketiak Ace. Senyum Ace menyeringai saat melihat ekspresi kesakitan Yamada ketika kedua tangannya ia kunci, Ace menikmati kesakitan lawannya. Melihat lawannya menderita dalam kesakitan membuat kesenangan tersendiri baginya, hal inilah yang membuat Ace terkenal. Terkenal akan kebengisannya.

Karena sudah tak berminat untuk bermain-main dengan pria kecil yang baru ia temui itu, Ace kemudian menyudahi permainannya.

"Kkraakkk"

"Aaarrrgggghhh…"

Suara tulang tangan Yamaha terdengar cukup keras dan mengerikan ditelinga beberapa orang yang berdiri cukup dekat dengannya, saat Ace menggerakkan tangan kirinya untuk menghantam tangan kanan Yamada. Setelah Ace melayangkan pukulannya, Yamada langsung terkapar di lantai sambil berteriak kesakitan saat tangan kirinya dipatahkan oleh Ace.

"Kauuu arrgghhh, tunggu pembalasanku arrgghhh,"

"Siapa namamu, aku pasti akan membuatmu membayar mahal atas perbuatan yang kau lakukan ini,"

"Arrgghhh tunggu pembalasanku,"

Sumpah serapah masih terucap dari Yamada yang sedang meringkuk di lantai, ia mengerang kesakitan saat hasta-nya terkena hantaman Ace. Bagi Ace mematahkan tangan seseorang seperti itu bukan hal sulit, belajar karate sejak kecil sudah membuat tangannya terlatih.

Ace akhirnya berjongkok di samping Yamada sambil tersenyum jahat,"Ingat namaku baik-baik, namaku adalah Ace," ucap Ace pelan sambil kembali memberikan sedikit remasan di tangan Yamada yang sudah patah.

"Aaarrrgggghhh,"

Pekik kesakitan Yamada kembali terdengar di bar, saat Ace menambahkan sedikit sentuhan di hasta Yamada yang sebelumnya ia berikan hadiah tameshiwari( sebuah jurus dalam karate). Para bodyguard yang berjaga di bar akhirnya berdatangan saat mendengar teriakan kedua dari Yamada, mereka sempat menganggukan kepalanya perlahan ke arah Ace sebagai bentuk penghormatan. Tak lama kemudian tubuh Yamada dibawa keluar dari tempat itu, sementara bodyguard yang lain terlihat menggotong Kento yang sudah babak belur.

Perkelahian seperti itu memang tak bisa terhindarkan di bar-bar yang penuh dengan alkohol dan wanita, oleh karena itu saat orang yang berkelahi dibawa pergi para bodyguard yang berjaga suasana bar kembali seperti sedia kala seolah tidak terjadi sesuatu. Ace sendiri akhirnya duduk di sofa yang ada di barisan paling belakang. Ia memilih duduk di sofa yang gelap dan terpojok itu bukan tanpa alasan, ia ingin menikmati jalannya acara utama yang akan dimulai.

Saat semua orang sudah kembali duduk di kursinya masing-masing bersama para wanita penghibur yang sudah disewa tiba-tiba musik dimatikan, tak lama kemudian terdengar teriakan dari para pengunjung yang protes karena musiknya dimatikan.

Teppp! Tiba-tiba lampu bar dipadamkan.

"Selamat datang tuan-tuan sekalian, acara puncak kita akan dimulai. Siapkan uang kalian, karena para gadis yang akan di lelang kali ini adalah gadis kualitas super," terdengar suara laki-laki yang tak terlihat wujudnya membuka acara.

Protes para pengunjung yang kesal karena musik dimatikan langsung menghilang seketika saat menyadari kalau acara puncak akan segera dimulai, merasa yang sudah mempersiapkan banyak uang untuk melelang para gadis baru di bar Moon langsung konsentrasi.

"Ladies silahkan ambil posisi, biarkan Tuan-Tuan kalian melihat kemolekan tubuh kalian," ucap pria misterius itu kembali dengan keras.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki beberapa orang, diatas meja panjang yang biasa dipakai oleh penari striptis untuk melakukan aksinya.

Blarrr! Lampu sorot akhirnya menyala.

Kelima lampu sorot itu langsung terarah kepada lima gadis yang tengah berdiri di atas meja, tangan mereka nampak terborgol satu sama lain. Sebuah upaya pencegahan agar mereka tak kabur.

"Inilah kelima barang lelang kita malam ini," pekik pria itu kembali dengan keras yang disusul suara tepuk tangan yang cukup keras dari para pria hidung belang.

Glek.

Ace menelan salivanya. Jantungnya terasa diremas saat melihat sosok gadis yang berdiri di paling pojok.

"Kau milikku, siapapun namamu kucing liar," desis Ace lirih, kedua matanya tak berhenti memandang gadis incarannya.

Bersambung

Chapitre suivant