webnovel

may be i love you

Ethan masuk ke kamar sembari membawa segelas susu untuk Luna.

Saat dia masuk, Luna baru keluar dari kamar mandi dengan mengenaķan bathrobe berwarna putih dengan bagian punggung bergambar kupu-kupu.

"Luna, minum susu dulu," seru Ethan sembari berjalan menghampiri istrinya itu.

Luna tersenyum menatap Ethan. "Aku kira kamu lupa." Luna mengambil susu itu dari tangan Ethan, lalu meminumnya.

"Rasanya beda, ini lebih enak," ucap Luna setelah meminum setengah gelas susunya.

"Iya. Kemarin mama yang belikan. Itu rasa caramel," balas Ethan dengan sembari menatap Luna yang tampak cantik natural. Bibirnya yang pink dan aroma harum sabun mandi, membuatnya ingin memeluk, mencium bibir itu. Tapi semua itu tidak akan pernah dia lakukan sebelum istrinya itu menerimanya sebagai suami. Pria itu mencoba menahan diri. huhh, itu pasti sangat menyiksa batinnya.

"Kamu coba saja." Luna menyodorkan gelasnya ke mulut Ethan. Ethan pun menurutinya dan meminumnya sedikit.

"Iya ini enak, lebih enak ini daripada coklat," ucap Ethan, kemudian berbalik ke arah kamar mandi. "Aku mau mandi dulu."

"Oke," singkat Luna kemudian meminum susunya hingga habis.

DRETTT ... DRETTT

Ponsel Luna yang ia letakkan di meja berdering. Dia segera mengambilnya dan melihat panggilan masuk dari Shandra.

"Hallo, kak," sapa Luna.

"Hallo Luna, kamu sudah pulang apa belum?" tanya Shandra dari telpon.

"Belum, kak, mungkin besok ... memangnya kenapa?" tanya Luna

"Tidak apa-apa, kakak cuma mau tanya aja. Tapi kalau sudah pulang, kakak pengen ketemu kamu. kan sudah lama kita tidak bertemu," jawab Shandra terdengar santai.

Luna mengangguk paham bahwa kakaknya itu mungkin rindu dan dia juga merasakan hal yang sama. "Iya, Kak. Setelah pulang, aku akan kerumah kakak."

"Tidak perlu, Luna ... biar kakak saja yang kerumahmu, kamu jangan terlalu sering bepergian, nanti kecapekan."

Luna menyunggingkan senyum di bibirnya. Dia merasa banyak yang peduli padanya semenjak hamil. "Iya, kak. yasudah aku harus bersiap karena aku akan sarapan diluar," ucap Luna.

"Apa mertuamu tidak masak?" tanya Shandra.

"Masak, tapi memang aku ingin sarapan di luar, sekalian mencicipi makanan-makanan khas di sini hehehe," balas Luna dengan terkekeh.

"Hahaha ...jangan makan berlebihan, nanti bayimu kegemukan, jangan minum es juga loh!" nasehat Shandra.

"Kakak kayak Ethan deh, jadi alarm pegingat," ucap Luna sembari mendudukkan dirinya di kursi menghadap cermin rias.

"Harusnya kamu bersyukur punya suami seperti Ethan, dia sosok yang sempurna. Calon hot daddy," ucap Shandra terdengar menggelikan.

Luna terkekeh mendengar perkataan kakaknya,"hahaha hot daddy. kakak ada-ada saja,"

"Sungguh! Kamu harus terus belajar mencintai dia! Lupakan si Edward pengecut itu!" seru Shandra terdengar pedas

"Iya, kak, aku sudah menghindarinya. Aku juga mencoba membuka hati untuk Ethan," balas Luna terdengar sendu. Mendengar nama Edward disebut, selalu membuatnya kembali bad mood.

"Kalau dia datang mengganggumu, abaikan saja. Jangan sampai Ethan jadi salah paham. Yasudah, aku tutup dulu telponnya. Aku harus segera berangkat ke kantor sekarang," ucap Shandra.

"Iya, Kak," balas Luna.

Sambungan telpon terputus. Luna segera menaruh kembali ponselnya ke atas meja.

Luna menghela napasnya sembari menatap pantulan wajahnya di cermin. "Hot daddy, mungkin benar. Ethan calon hot daddy untuk anak-anak," gumam Luna sembari mengusap perut buncitnya "dia akan menyayangi kalian."

CEKLEK

Terlihat Ethan keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Luna menoleh menatapnya. Melihat tubuh Ethan yang atletis, perut dan dada yang kekar, serta rambutnya sedikit berantakan. Uuh. Pria itu tampak menggoda iman. Jarang sekali Dia seperti itu di hadapan Luna. Biasanya dia malu-malu.

"Kenapa belum ganti baju?" Tanya Ethan sembari mengambil pakaiannya di lemari.

"Belum sempat, tadi kak Shandra telpon," jawab Luna sembari menatap Ethan yang sedang memilih pakaian di lemari. Luna beranjak dari duduknya dan mendekati Ethan.

Dia memeluk suaminya itu dari belakang.

"Kenapa?" tanya Ethan sedikit terkejut dengan sikap Luna.

"Baunya segar," jawab Luna sembari mengendus punggung Ethan, menghirup aroma segar Ethan yang baru selesai mandi.

Ethan tersenyum dengan rona bahagia di wajahnya karena merasakan pelukan Luna. Dia berbalik menatap istrinya itu dengan intens.

"Luna," panggil Ethan

"hemm," singkat Luna sembari memeluk Ethan dari depan.

"Aku ingin kita selalu seperti ini," ucap Ethan. Dia memberanikan dirinya menyinggung soal asmara.

"Aku juga. Aku sadar tidak seharusnya aku menolahkmu. Aku tidak ingin anak-anak jadi korban dari keegoisanku," balas Luna sembari melepas pelukannya.

Ethan mendongakkan wajah Luna dengan memegang dagunya. Menatap intens wajah istrinya yang tampak natural tanpa sentuhan make up, bahkan rambutnya masih lumayan basah.

"Aku mengayangimu. Menyayangi mereka ... Aku akan menunggumu hingga bisa mencintaiku sampai kapanpun," ucap Ethan dengan tatapan sendu, meyakinkan istrinya akan perasaannya.

Mata Luna berkaca-kaca melihat Ethan yang tampak bersungguh-sungguh. 'Ya Allah, seharusnya sejak dulu aku membuka hatiku untukmu, Ethan, aku benar-benar istri yang bodoh,' batinnya.

"Tentu saja kamu harus bersabar dengan sikapku, Maafkan aku yang selalu egois dan membuatmu kesal," ucap Luna dengan tertunduk. Tidak terasa airmatanya menetes begitu saja. Entah kenapa dia mudah terharu dan perasaannya sangat sensitif.

"Hey ...don't cry," seru Ethan sembari menunduk mengusap air mata Luna dengan lembut menggunakan ibu jarinya.

"Aku keterlaluan selama ini." Luna terus menangis

"Tidak, kamu tidak keterlaluan, aku bisa memahami situasi dan perasaanmu. Sudah jangan nangis atau anak kita akan ikut sedih," bujuk Ethan, kemudian merangkul Luna kembali..

"Aku akan belajar mencintaimu, atau mungkin aku sudah merasakan cinta itu, aku selalu nyaman di dekatmu Ethan," Ucap Luna dalam pelukan Ethan.

Ethan tersenyum puas, kemudian mencium kepala Luna yang harum aroma shampo pada rambutnya yang panjang. dia merasakan rambut Luna masih basah.

"Yasudah, kita bersiap dulu, katanya kamu ingin makan diluar," ucap Ethan sembari melepas pelukannya.

Luna tersenyum mengangguk, "Iya. Aku ingin mencicipi aneka makanan di sini," balas Luna sembari berbalik kembali ke meja rias.

"Tidak takut gendut?" tanya Ethan sembari memakai pakaiannya. Ah dia bahkan tidak malu ganti baju di hadapan Luna.

"Em, makan sedikit-sedikit saja. ah tapi aku juga pasti akan tambah gendut," jawab Luna, dia menatap perutnya yang buncit.

Ethan terkekeh. "hehe itu karena ada si kembar." dia menghampiri Luna karena sudah selesai ganti pakaian. Dengan cekatan Ethan mengambil hair drayer lalu mengeringkan rambut Luna.

"Aku bisa keringkan sendiri," ucap Luna.

"Tidak apa-apa. Aku bantu biar cepat kering," balas Ethan.

Luna menatap cermin dan melihat pantulan dirinya dan Ethan yang sedang mengeringkan rambutnya. Dia tersenyum senang melihat perhatian suaminya itu

'Dia sangat sweet. Bagaimana bisa aku mengabaikannya selama ini? Bodoh sekali! tentu saja Ethan lebih baik daripada Edward,' batin Luna merutuki dirinya sendiri.

buat yang suka baca karya aku, aku punya karya di fizzo. bisa dibaca sampai tamat gratis. judulnya the replacement bride love after marriage atas nama pena dellunaxray.

ada juga yang masih on going di akun baby Moonjuice judul : Obsesi gila tuan CEO.

bantu dukung di sana ya, karena saya nggak nulis lagi di sini. di sana semua karya bahasa Indonesia kok. dan gratis.

Chapitre suivant