webnovel

Rencana Perjanjian Damai

Michael benar-benar tidak bisa berkata-kata mendengar jawaban Yang Kun, terutama saat melihat masalah Gabriel.

Dia mengelus dahinya yang entah bagaimana berkeringat sejak tadi!

Pada akhirnya Yang Kun hanya menepuk pundak Michael dan berkata, "Lupakan masalah itu."

"Lebih penting lagi, kenapa kau menghubungkan jalan di Surga ketiga ini menuju Dunia Bawah yang dilindungi oleh Hades?"

"Maksudmu jalan itu?"

Michael menunjuk ke jalan terbuka lebar, dimana disana sebuah lorong yang sangat gelap terlihat jelas di Surga ketiga.

Memikirkan bagaimana untuk menjawabnya, Michael akhirnya berkata: "Pada awalnya, jalan lorong ini adalah hasil dari kesepakatan antara Surga dan Dunia Bawah...atau lebih tepatnya dengan Hades-dono."

"Kesepakatan untuk jiwa-jiwa di Surga Ketiga ini pada awalnya digunakan bagi mereka, jiwa yang kotor untuk dikembalikan ke Dunia Bawah dan tentu saja ini diserahkan padanya."

"Ohh..."

Yang Kun hanya tersenyum memikirkan jawaban Michael ini sebelum akhirnya dia berjalan lagi meninggalkan Michael.

Hanya saja jawaban ini membuat Michael curiga...

"Apakah ada masalah dengan saluran ini? Lagipula Hades-dono tidak mungkin membuka tempat itu sesukanya bukan untuk musuh kan?"

Setelah memikirkan ini, Michael membuang pemikiran ini sebelum akhirnya mengikuti Yang Kun ke tingkat Surga yang lebih tinggi.

"Ngomong-ngomong kapan kalian akan mengadakan perjanjian damai dengan dua faksi lainnya?"

"Perjanjian Damai? Ada apa Deus-dono, kau penasaran dengan masalah ini?" Michael kebingungan.

Yang Kun hanya mengangkat tangannya kesamping dan mengatakan dengan ringan, "Tidak mungkin, aku hanya menanyakan dengan santai."

"Lagipula perjanjian kalian dimisalkan atas dasar malapetaka itu bukan?"

"....Azazel pada dasarnya sudah memikirkan perdamaian ini sejak lama, hanya saja masih ada beberapa kendala di pihak Dunia Bawah terutama di pihak Sirzech."

"Lagipula kita sudah bertengkar selama puluhan ribu tahun, jadi kelakuan seperti Perjanjian Damai....itu terlalu sulit!"

"Sekarang kita mengalami malapetaka disaat yang sama, ini bisa kita gunakan dengan baik! Meskipun masih akan ada pembengkang di pihak Gereja, Dunia Bawah, atau mungkin Grigori."

Yang Kun melirik Michael dan berkata, "Jika itu masih susah, kenapa tidak meminta bantuan eksternal?"

"Eksternal? Misalnya?" Michael bingung.

Yang Kun mengangkat satu jarinya dan dia putar beberapa kali, "Misalnya kalian buat perjanjian damai ini bukan hanya dari faksi kalian saja."

"Perjanjian ini bisa saja dimulai dengan bergabungnya panteon Asgard yang dimiliki Odin atau mungkin Panteon Olympus yang dipimpin oleh Zeus."

"Kedua orang tua ini adalah orang yang sudah sering membicarakan kebosanan mereka baru-baru ini, jadi bukanlah hal yang mencurigakan jika mereka bersatu dalam perjanjian damai kalian~"

Michael membulatkan matanya karena kata-kata ini, tapi pada dasarnya dia mengangguk: "Biarkan saya memikirkannya."

"Itu masih merupakan saranku yang bagus oke? Tentu saja pasti akan ada halangannya~"

Selama perjalanan ini, keduanya masih berbicara dengan sangat tenang, sampai akhirnya mereka sampai di Surga Keenam, Zebel.

Disini, kerusakan tidak terlalu parah karena pada dasarnya ini adalah rumah bagi para empat Seraph Surga.

Jadi tingkat perlindungannya pasti lebih kuat!

Disana, Yang Kun tidak bertemu dengan dua Seraph lainnya karena menurut Michael, keduanya sedang melakukan bisnis di tempat-tempat lain.

Lagipula Gereja ada di seluruh Dunia, dan karena bencana Kiamat palsu kemarin, tingkat penganut dalam agama mereka bertambah berkali-kali lipat dari biasanya!

Jadi keduanya berjalan langsung menuju Surga ketujuh, tempat yang paling dijaga oleh Michael dan Seraph lainnya!

"Kita sudah sampai, tapi sejujurnya...aku tidak ingin kau masuk kedalam."

Yang Kun hanya menepuk pundak Michael dan berkata, "Jangan seperti itu, aku tidak akan menggunakan banyak hal di tempat ini."

"Aku hanya ingin melihat-lihat... Ngomong-ngomong, tunggu sebentar oke..."

Dengan kalimat ini keluar, Yang Kun menarik tangannya kesamping dimana dari sana dia mengambil kerah baju seseorang tiga kali!

Ketiga gadis kecil itu kebingungan sampai akhirnya Sheng Xian San berteriak: "Ayah! Kami bukan kucing !!!"

"Bukankah itu salah kalian karena bermain terlalu jauh? Kau mengatakan ingin ke Surga ketujuh untuk melihat tempat tinggal Dewa Bibel bukan?"

Mendengar ini, Le Fay segera memiliki mata berbinar: "Bisakah kami masuk kesana?!"

Yang Kun melirik Michael yang mana hanya bisa tertawa masam, "Kalian bisa masuk, tapi jangan terlalu banyak menyentuh barang-barang disana."

"Yay !!!" x2

Kunuo dan Le Fay langsung berpegangan tangan dimana mereka meloncat kegirangan disana~

Disaat yang sama Kunuo berkata, "Aku sangat penasaran dengan Dewa Bibel ini! Hahaue mengatakan kalau dia adalah Kakek yang sangat sangat kuat!"

"Kakak Yang, apakah itu benar?!"

Yang Kun menjawab dengan senyuman, "Ibumu benar, Dewa Bibel memang sangat kuat."

"Jika tidak, dia tidak akan bisa menyegel Beast 666 hanya dengan menggunakan kekuatannya sendiri~"

"Tentu saja karena ini pula, Dewa Bibel mati!~"

" !!!! "

Kata-kata Yang Kun membuat Kunuo dan Le Fay tertegun sejenak!

Apa yang mereka dengar?

Dewa Bibel, mati?!

Michael yang ada disana tidak bisa menahan raut wajah sedihnya mendengar ini, meski dia sudah lama tahu...

Tapi tetap saja, sosok yang dia anggap sebagai Ayah meninggal...Bagi Michael dan para Seraph lainnya, itu berdampak besar!

Mereka yang tahu bahwa Dewa Bibel meninggal hanya saat perang melawan Iblis dan Malaikat Jatuh...

Tapi yang benar adalah, Dewa Bibel jatuh karena dia menyegel Thrihexa yang dikatakan sebagai pembawa Kiamat bagi Dunia ini !!!

Jika saja Dewa Bibel masih hidup, maka ranking kekuatan di Dunia ini harus diubah!

Misalnya, dia bisa saja masuk ke tiga besar dari Ranking itu !!!

"Sekarang tidak ada gunanya memikirkan ini bukan?" Sheng Xian San tiba-tiba berkata.

"Itu...San-chan, kau tidak terkejut?" Kunuo menanyakan ini dengan hati-hati.

Sayangnya Sheng Xian San hanya menatap Kunuo dengan aneh, "Yang kalian sebut Dewa tetap akan mati pada akhirnya..."

"Kenapa aku harus merasa aneh?"

Chapitre suivant