Erlan telah tiba di depan pintu kamar Ivi. Saat dirinya akan mengetuk pintu tersebut, ternyata pintu kamar Ivi tidak tertutup rapat, sehingga Erlan dapat mendengar apa yang Ivi ucapkan di dalam kamar. Dikarenakan dirinya penasaran dengan apa yang terjadi, dia pun membuka lebih lebar lagi pintu tersebut secara pelan-pelan agar Ivi tak mendengar suaranya.
Betapa Erlan terkejut kala melihat seluruh benda yang ada di atas meja rias telah berantakan. Ivi bahkan menundukkan wajahnya di atas meja rias.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Relivia?? Kenapa semuanya berserakan dan berantakan?? Apa jangan-jangan dia sudah mulai mengingat siapa dirinya?? Sial! Jangan sampai ini terjadi!" gumam Erlan.
Ivi benar-benar terisak. Ia berada pada posisi yang membingungkan.
"Argh!! Kenapa hidup aku harus seperti ini?!!" kesal Ivi menggebrak meja rias. Air mata di wajahnya terus saja mengalir.
Melihat Ivi seperti itu, membuat Erlan tak tega.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com