Erlan berjalan perlahan ke arah Ivi namun Ivi justru berjalan mundur ke belakang dengan wajah yang ketakutan dan sudah berlinang air mata.
Tubuh Erlan semakin mendekat ke arah Ivi namun Ivi justru semakin mundur namun sayangnya, tubuhnya terhenti pada saat ia sudah bertubrukan dengan tembok. Ivi tak dapat lagi pergi ke mana pun. Ia sudah terjebak.
Jarak mereka berdua hanya beberapa inci saja.
"Do.. Aku minta maaf.." ucap Ivi terisak.
Erlando hanya diam, ia lalu menarik tubuh Ivi ke dalam pelukannya.
"Maafin aku ... Maaf karena aku sudah membentak kamu dan membuat kamu takut.. Maaf vi.. Maafin aku.. Aku gak bermaksud ngebentak kamu tadi.." ucap Erlando sambil mengecup kepala Ivi bertubi-tubi. Ivi menangis. Menangis dalam pelukannya Erlando. Air matanya membasahi jas yang Erlando pakai.
"Hiks.. Kamu gak salah do.. Aku yang salah karena sudah lancang membuka lemari kamu sembarangan." ucap Ivi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com