Era pulang ke rumahnya karena hari sudah gelap. Ia lalu masuk ke kamarnya dan duduk di tepi ranjang dengan wajah yang sudah berlinang air mata.
"Hiks... Di mana Nisa menyembunyikan anak dan suamiku ya Allah.. Hiks..." ucap Era terisak. Ia lalu mengambil figura yang terletak di kamarnya dan memeluknya.
"Aku sangat merindukan kalian mas Rafi, Fara.. Hiks... Nisa benar-benar tega... Ia tega merebut kebahagiaan aku yang notabenenya adalah sepupunya sendiri. Ia rela menghancurkan Kebahagiaan aku aku demi ambisinya... Hiks..." tangis Era. Ia pun menatap figura itu dalam, lalu mengusap foto yang terpampang di sana.
"Kalian di mana? Aku sangat merindukan kalian... Hiks.." ucap Era menangis.
Drrrrrttttt....
Ponsel Era pun berdering, menandakan panggilan masuk di handphonenya. Ia pun mengambil handphonenya dari dalam tas dan melihat nama yang tertera di layar handphonenya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com