THE DEMON
Writer by : Deeta
Warn!
BxB
AU
Fantasi, Romance, Horor
Enjoy reading^^
Ini adalah pagi hari yang cerah. Cahaya mentari masuk ke dari jendela kamar yang terbuka lebar. Hawa dingin pun terasa seperti mencubit-cubit kecil di kulit.
Hyukjae terbangun dari tidurnya. Ia terduduk di ranjang, menguap dan merenggangkan ototnya. Ia mengucek matanya dan menengok ke arah jam.
Jam enam tepat. Sudah pagi rupanya.
Hyukjae dapat mendengar kicauan burung yang bersautan dengan kokokan ayam.
Ah, Hyukjae ingat punya kelas pagi hari ini. Ia harus segera mandi lalu bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya. Malas sekali rasanya, dirinya ingin membolos saja.
Tapi mau bagaimana, tidak mungkin juga kan? Kalau nanti dia tidak lulus bagaimana? Mau tak mau Hyukjae harus berangkat kuliah.
Hyukjae bangkit dari rajang dan menyibak selimutnya. Kakinya menapak di lantai yang dingin. Dia mengulat lagi. Tangan kanannya mengusap pipi sedangkan tangan kirinya ia taruh di pinggang.
Namun.
Sepertinya ada yang tidak beres.
Hyukjae meraba-raba tubuhnya. Kemudian Hyukjae tercengang, ia menegang.
Dia tidak mengenakan pakaian atasan –ia dalam kondisi toples. Mata Hyukjae seketika membulat.
INI ADALAH HARI JUM'AT!!!!
Hyukjae seperti kehilangan kata-katanya. Tidak mungkin!
Kenapa?
Tanpa sadar air matanya menderai. Ia terisak dengan keras.
Semalam Hyukjae tak mendapati suara itu, malaikatnya. Kenapa? Apa Hyukjae melakukan kesalahan?
Hyukjae kembali mengingat-ingat apa saja yang ia lalui semalaman. Namun nihil, tak ada apapun. Ia hanya bisa mengingat kejadian sebelum ia tidur.
Benar-benar tidak ada sapaan itu, sapaan dari malaikatnya seperti biasanya.
Hyukjae masih terisak, "Hiks, kenapa?" Hyukjae bermonolog sedih.
Padahal Hyukjae sudah menyiapkan banyak cerita yang ingin ia ceritakan pada malaikatnya itu. Ia juga ingin menagih janji yang diucapkan padanya.
Tapi apa?
Malaikatnya itu malah tidak menyapa Hyukjae malam ini. Hyukjae sangat sedih. Ia sudah menunggu untuk saat-saat itu.
Hyukjae kembali ke ranjangnya. Ia tidur tengkurap dan memeluk gulingnya. Hyukjae masih menangis, ia benar-benar tidak mengerti kenapa malaikatnya itu tidak datang seperti biasanya.
/Tok Tok Tok/
"Hyukie"
Hyukjae dapat mendengar suara ketokan dari pintu kamarnya. Itu Seyeon, Mamanya. Sepertinya ketika Seyeon ingin membangunkan Hyukjae, ia mendengar suara isakan.
Hyukjae tak menjawabnya, ia masih sibuk menangis.
Merasa tak ada jawaban dari putranya, Seyeon menghela nafas. Ia membuka pintu kamar itu –yang hampir tidak pernah dikunci itu dengan perlahan.
Ia memandang putranya yang tengkurap di sana. Dapat Seyeon lihat bahu Hyukjae bergetar. Ternyata benar, putranya sedang menangis.
Seyeon mendekati putra semata wayangnya dan menepuk pelan pundaknya, "Ada apa, Hyukie?" Lalu ia membelai surainya.
"Hiks, Mama~" Hyukjae menoleh, ia masih menangis.
"Hyukie kenapa, hmm?" Seyeon bertanya dengan lembut. "Mimpi buruk?" Lanjutnya.
Hyukjae mengangguk. Ia bangkit lalu memeluk erat Seyeon. Hyukjae tidak mengatakan hal yang sesungguhnya pada Seyeon.
Dulu ia pernah bercerita, namun hanya di anggap angin lalu oleh Seyeon. Karena itu, Hyukjae tidak mau membahas hal itu pada Seyeon. Mamanya itu tidak akan percaya apa yang ia katakan.
"Sudahlah, tak apa" Seyeon balas memeluk Hyukjae, ia mengelus punggung anaknya yang masih terisak di pelukannya. Sesekali ia juga mengecup pucuk kepalanya untuk menenangkan Hyukjae.
Seyeon melepas pelukannya, ia memandang Hyukjae yang matanya sembab karena menangis, "Hyukie kenapa tidak memakai baju?" Tanya Seyeon seolah baru sadar jika putranya itu tidak memakai baju.
Hyukjae mengusap air matanya. Ia bingung hendak menjawab pertanyaan mamanya barusan. Jika ia jujur, pasti mamanya tidak akan percaya.
"Sejak kapan kau punya kalung itu, Hyukie?"
Namun belum sempat Hyukjae menjawab, Seyeon sudah menanyakan hal lain lagi.
Eh, tunggu sebentar...
Apa maksudnya dengan kalung?
Hyukjae menunduk, dan benar saja. Ada kalung yang tersampir di lehernya. Hyukjae menyentuh kalung itu.
Kalung itu sangat indah. Berbandul kan batu safir biru yang menyala. Ditambah hiasan dengan pola-pola dan rantai emas putih kecil yang mengikatnya. Cantik.
Kalung itu memang terkesan kuno, namun terlihat sangat elegan dan mewah. Dan sekarang, kalung itu terikat indah di leher Hyukjae yang berkulit putih.
Sangat pas.
Hyukjae ternganga, kalung itu sungguh memikat matanya. Tangisannya pun seketika terhenti.
Bagaimana bisa dia tak menyadari kalung itu sebelumnya?
Kalung ini bukan miliknya. Bagaimana bisa ia tiba-tiba memakainya?
Kalung milik siapa itu? Tetapi Hyukjae merasa tak asing. Ia merasa seperti, pulang? Entahlah.
Rasanya sangat nyaman.
Namun ia masih heran, kalung apa ini?
.
.
.
"Kyu! Kyu! Kyu!"
Hyukjae berteriak dan berlari menghampiri pria pucat yang hendak berjalan menaiki tangga. Itu adalah Kyuhyun.
Setelah selesai dengan kelas paginya, Hyukjae langsung menghampiri Kyuhyun yang kebetulan satu fakultas dengannya. Hanya beda kelas saja.
Mendengar namanya di panggil, pria pucat itu berhenti. Ia berbalik dan menemukan Hyukjae yang berlari ke arahnya.
"Apa?" Tanya Kyuhyun datar setelah Hyukjae tiba di depannya, dengan mengatur napas yang tersengal-sengal.
"Hah! Itu," Hyukjae membungkuk dan menumpukan kedua tangannya di lutut –masih berusaha mengatur nafasnya. Sementara Kyuhyun hanya melipat kedua tangannya menunggu Hyukjae.
"Sudah?" Tanya Kyuhyun mematikan Hyukjae sudah puas mengambil nafas.
"Iya," Hyukaje menegakkan badannya, walaupun dadanya masih bergerak naik-turun dengan kasar.
"Itu, sebenarnya aku ingin berbicara tentang 'itu denganmu" Hyukjae berbicara dengan lirih, hampir berbisik.
Ia menggunakan isyarat dengan kedua jarinya saat mengatakan 'itu pada Kyuhyun.
Kyuhyun jelas mengerti dengan isyarat itu. Ia menghela napas.
Kyuhyun melihat arlojinya, sepertinya masih sempat. Karena Kyuhyun punya kelas setelah ini.
Jadi ia mengangguk, "Baiklah, ayo!"
Kyuhyun menarik Hyukjae ke atas, lebih tepatnya menuju rooftop fakultas.
Setelah sampai di sana, Kyuhyun langsung mengajak Hyukjae ke tepi pagar. Berbicara sambil memandang pemandangan kota sepertinya menyenangkan. Apa lagi dengan ditambah terpaan angin yang lumayan kencang.
"Jadi?" Kyuhyun menjeda ucapannya. Ia melepas tas ranselnya lalu ia taruh di samping kaki.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Lanjutnya.
Hyukjae sendiri terlihat gugup, ia bingung harus mulai dari mana. "Umm, jadi" Hyukjae menjeda kalimatnya. Ia melepas ranselnya dan membongkar isinya.
Ia mengeluarkan kalung dengan liontin batu safir yang dengan tiba-tiba tersampir di lehernya tadi pagi.
Kyuhyun menyerngitkan dahinya, "Apa itu?" Tanyanya.
Hyukjae menggeleng "Kau tau? Saat aku bangun tidur tadi, kalung itu sudah ada di leherku,"
'sepertinya sebentar lagi saatnya'
"Ha? Bagaimana bisa?" Tanya Kyuhyun terkejut. Sementara Hyukjae hanya mengedikkan bahunya.
"Aku tak tau,"
"Jadi, intinya?"
Hyukjae menghela nafas lesu, "Huh! Ya menurutmu bagaimana?"
"Apa?"
Hyukjae menghentakkan kakinya, "Kyuhyun! Kenapa kau menyebalkan sekali, ya Tuhan!" Ujarnya geram.
Kyuhyun terkekeh geli, Hyukjae itu menggemaskan jika marah.
"Baiklah, baiklah. Jadi bagaimana?"
Hyukjae menghela nafas, "Menurutmu bagaimana? Kenapa bisa aku mendapat kalung ini secara tiba-tiba?"
"Ya mana aku tau? Memangnya aku cenayang?"
"Ih, Kyuhyun. Aku serius," Hyukjae merajuk, ia mempoutkan bibirnya.
"Hah! Aku serius Hyukjae, aku tak tau" Kyuhyun menghela nafas.
"Lagi pula, kenapa kau bertanya padaku?" Lanjutnya.
"Lalu aku harus bertanya siapa lagi? Hanya kau satu-satunya orang yang aku kenal sama sepertiku"
Kyuhyun itu 'sama seperti Hyukjae. Maksudnya ia juga bisa berinteraksi dengan 'mereka. Dan Hyukjae sangat senang saat memiliki teman yang se spesies dengan dirinya.
Hyukjae juga sering menceritakan pengalamannya dengan mereka. Ia juga menceritakan hal-hal aneh yang sering ia alami pada Kyuhyun.
Termasuk tentang 'dia, malaikatnya yang selalu menghampirinya seruan Kamis malam pada pukul satu dini hari.
Dan karena itu, Hyukjae juga menceritakan hal yang pagi tadi ia alami. Lebih tepatnya berdiskusi dengan Kyuhyun.
Karena ia benar-benar heran kenapa bisa kalung itu tiba-tiba muncul.
Namun ternyata Kyuhyun juga tidak tau, "Apa kau pernah mengalami hal seperti ini?" Tanya Hyukjae.
Kyuhyun menggeleng, "Tidak pernah."
Huft! Lalu bagaimana? Sungguh rasanya Hyukjae ingin menangis lagi.
Ia tadi juga ingin menanyakan hal ini pada gadis kecil di lemari, namun gadis itu tidak muncul. Berkali-kali Hyukjae mengetok pintu lemarinya, tetap saja gadis itu tidak ada.
Kemana dia?
"Eh, kau tau Kyu? –" Belum selesai Hyukjae berbicara, Kyuhyun menyela, "Tidak! Dan aku tidak mau tau! Sudahlah, Hyuk. Aku ada kelas sebentar lagi,"
Kyuhyun mulai beranjak dari tempatnya. Ia mengambil tas ranselnya dan menggendongnya. Namun langkahnya terhenti.
"Dengarkan aku dulu, Kyu!" Hyukjae menggelayuti lengan Kyuhyun dengan maksud mencegah laki-laki pucat itu pergi.
"Hah! Apa lagi, Hyukaje?" Kyuhyun menghela nafas panjang.
"Dia tak menemuiku semalam," ungkap Hyukjae dengan sedih. Bahkan matanya sudah mulai berembun.
"Dia yang itu?" Ujar Kyuhyun sambil memberi Isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Hyukjae mengangguk.
Lalu seketika itu, tangisan Hyukjae pecah, "Huaa Kyu! Ada apa dengan dia, hiks? Padahal aku tidak hisk, melakukan kesalahan apa-apa, hiks"
Hyukjae berjongkok, ia menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan di atas lututnya.
Melihat Hyukjae menangis, Kyuhyun jadi kelabakan sendiri. Ia benar-benar bingung harus berbuat apa.
Kyuhyun ikut berjongkok, menepuk-nepuk pelan punggung Hyukjae yang bergetar, "Sstt, tak apa, Hyukjae. Mungkin saja dia sedang menyiapkan kado ulang tahun mu? Katanya kau meminta hadiah padanya, benar bukan?"
Hyukjae mendongak menatap Kyuhyun, "Begitukah?" Tanyanya.
Kyuhyun mengedikkan bahu, "Ya, mungkin saja"
Hyukjae mengusap air matanya. Ia mulai berpikir, benar juga apa yang di katakan Kyuhyun.
Jika benar begitu, ia akan sangat senang. "Aaaaa! Kyuhyun! Terimakasih!" Hyukjae berteriak heboh. Ia melompat dan memeluk Kyuhyun.
Kyuhyun bahkan sampai jatuh terduduk karena Hyukjae yang mendorongnya secara tiba-tiba.
Dan teriakan itu... Oh Tuhan, tolong selamatkan telinga Kyuhyun.
Hyukjae memasukkan kalung batu safir tadi ke dalam ranselnya. Setelah itu ia berlari dengan riang menuruni tangga meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun terkekeh melihat tingkah Hyukjae, "Kau tidak berubah," gumamnya.