Setelah mendengar ucapan Aria, Raven akhirnya sadar, selama ini dirinya ketika bersama dengan Zen dan Luck selalu melakukan apapun yang menurutnya baik di depan mereka berdua. Raven juga tahu, akhir-akhir ini Zen dan Luck selalu memberikan respon dengan ekspresi aneh setiap dirinya memberikan jawaban.
"Haha ... sekarang aku tahu, sikap penurutku pada dasarnya hanya agar mereka tidak membenci dan menjauhiku, aku benar-benar takut kehikangan mereka. Namun sebaliknya, hal itu malah memberikan kesan aneh di hadapan mereka."
Sadar akan tubuh Raven yang gematar, Aria mencoba menenangkannya dengan beralih ke sebuah pelukan dan bisikan yang lembut di telinga.
"Kalau begitu berubahlah, masih ada waktu untuk itu."
"Ah ... entah kenapa, walaupun tempat ini sangat dingin tapi aku merasa sangat hangat dan nyaman. Ini ... pertama kalinya juga ada yang memberiku sebuah solusi, buka sekedar mengabaikanku. Dia benar-benar, membuatku nyaman," benak Raven ketika di pelukan Aria.
Duar! Wush!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com