Lily menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi. Tidak, Lily tidak gila. Lily hanya kesal kepada dirinya sendiri karena tidak bisa memahami soal yang begitu mudah.
Matematika adalah kelemahannya.
"Ly, laper."
"Sssst."
Lily hampir saja mendapatkan jawaban dari soal ini. Tapi ocehan Yuli membuat jawabannya melayang dari otaknya begitu saja.
"Gara-gara lo otak gue nge-bug nih." Bisik Lily sadar saat ini mereka sedang ada di perpustakaan. Yuli hanya mengangkat kedua bahunya acuh.
"Lo kesambet setan Bali jadi rajin belajar ya Ly?" Lily terdiam. Ingin sekali menampol temannya ini.
Alasan Lily menghabiskan waktunya di perpustakaan hari ini tak lain adalah untuk menghindari Angkasa. Bukan, tepatnya kerumunan fans Angkasa.
Lebih baik memilih menghindarinya daripada Lily mengamuk tidak jelas untuk mengusir kerumunan itu. Bukannya tempat Angkasa biasa menghabiskan waktu adalah perpustakaan?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com