"Kakek?" pekik Mesi.
Ia mengucek matanya kemudian kembali memandang kakek itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, memastikan matanya tidak salah lihat. Tetapi kakek itu seperti benar-benar memijak tanah.
"Aku sedang tidak bermimpi kan?" gumam Mesi sambil memegangi kedua mimpinya, tetapi tiba-tiba saja kakek itu mencubit lengan Mesi cukup kencang.
"Auch.... Sakit Kek! Kenapa Kakek mencubitku! " protes Mesi kemudian mengelus lengannya.
"Aku hanya ingin membuktikan kalau kau sedang tidak bermimpi sekarang. Makanya aku mencibitmu, sakit kan?" ucap kakek mengangkat kedua bahunya, wajahnya benar-benar seperti orang yang tidak berdosa.
Mesi melirik kesal, tetapi kemudian ekspresinya berubah. "Kakek yang waktu itu aku temui di hutan kan?" ucap Mesi girang seperti orang yang baru saja menemukan peti harta Karun. Sedangkan si kakek terdiam menatap gadis itu dengan tatapan datar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com