webnovel

11. Cemburu

"Apa kau bertengkar dengan Bella" sepeninggalnya Callista dan Bella, Almero langsung bertanya pada Harry.

"Aku tidak bertengkar dengannya. Kami mengakhiri hubungan, lebih tepatnya aku yang memutuskan" Harry menjawab dengan tenang.

"Kau ini, apa kau tidak bisa merubah sifat jelekmu itu, Sudah berapa banyak wanita yang kau sakit"

"Biasanya kau sangat tidak peduli dengan itu, Lalu kenapa beberapa hari ini kau selalu mengomel tentang sifatku ini. Apa karena aku menyakiti sahabat dari istrimu?"

"Aku hanya ingin kau tidak menyesal dimasa depan. Apa aku salah memberitahumu?"

"Itu tidak salah. Tapi yang salah kenapa kau baru mengomel tentang itu setelah aku menyakiti Bella. Kau sudah berubah" Harry berbicara dengan kesal. Ia lantas pergi meninggalkan Almero yang masih berdiri menatapnya.

"Dasar anak itu" kesalnya.

Callista mengajak Bella ke dalam gedung kampus mereka berbicara ditempat sepi. Bella mulai menangis, Callista bingung dengan semua ini.

"Ada apa Bella? Apa kau bertengkar dengan Harry?" Callista menepuk punggung sahabatnya.

Bella menggeleng pelan "Harry memutuskan hubungan denganku" Bella berbicara sambil menangis

Callista yang mendengar itu ikut merasa sedih, kenapa Harry begitu jahat. Bella sangat mencintainya terlihat sangat jelas bahwa Bella sering menceritakan Harry padanya

"Bella, aku minta maaf karena tidak tau tentang masalahmu. Aku begitu egois karena saat kau membutuhkanku, Aku malah sibuk dengan olimpiade. Apa 2 hari ini kau menghilang gara-gara semua itu?"

"Tidak Callista Aku tidak ingin membebanimu kau sudah cukup sulit saat ini"

"Kau seharusnya berbicara padaku. Jangan memendamnya sendiri, Itu membuatku menjadi seorang sahabat yang sangat egois"

Callista memeluk Bella erat, dia mencoba menengkannya "Mungkin Dia bukan yang terbaik untukmu, aku yakin suatu hari ini kau pasti mendapatkan yang lebih baik lahi selain Harry"

Bella semakin menangis dengan kencang ia membenamkan wajahnya pada pundak Callsita.

Bella masih sangat mencintai Harry, Meskipun pria itu telah menyakitinya.

***

Callista maupun Almero saat ini tengah berada didalam rumah. Setelah tadi siang Callista menemani Bella seharian.

"Kenapa kau diam?" tanya Almero.

"Aku hanya sedang memikirkan Bella, Entah kenapa aku ikut sedih melihatnya. Harry terlalu jahat untuknya. Tapi Bella sangat mencintainya"

"Aku tidak tau harus berbicara apa. Itu urusan mereka meskipun Almero adalah sahabatku namun aku tidak terlalu mau ikut campur urusannya. Dia marah-marah padaku karena aku menasihatinya"

"Kau seharusnya memukul dia"

"Aku tidak sejahat itu, meskipun dia brengsek tetapi dia sahabatku. Aku yakin Harry pasti akan menyesal nanti"

"Aku harap begitu"

"Apa yang akan kau lakukan diakhir pekan ini?"

"Olimpiadeku sudah selesai aku sekarang sudah mempunyai banyak waktu luang, Jadi aku berencana akan membersihkan rumah"

"Aku bisa menyuruh seseorang untuk membereskan rumah"

"Tidak!! Aku ingin mebereskannya sendir"

"Baiklah terserah padamu"

"Apa kau tadi melihatku berlomba?"

"Tidak aku datang terlambat jadi hanya bisa menonton akhirnya saja. Apa kau satu tim dengan seorang pria?"

"Umm dia Aldrich teman pria pertamaku dikampus. Aku pikir akan canggung jika aku satu tim dengannya, Namun nyatanya tidak Aldrich tipe pria yang asik dan mudah bergaul"

Almero terlihat kesal saat Callista begitu semangat menceritakan teman pria pertamanya itu.

"Apa kau selalu bersemangat seperti ini saat sedang menceritakan teman priamu itu?"

"Tentu saja. Aku sangat senang bisa berteman dengannya"

"Kau bilang tadi siapa namanya?"

"Aldrich"

"Baiklah aku akan mengingatnya dengan baik"

"Untuk apa?"

"Tidak aku hanya ingin bertemu dan berkenalan dengan teman pria pertamamu itu" Almero menekankan setiap kalimat dengan kesal.

Callista mengangguk, Namun dalam hati ia sangat ingin tertawa ekpresi wajah Almero berubah saat dirinya menceritakan Aldrich.

"Apa kau cemburu?"

"Tidak untuk apa aku cemburu"

"Aku pikir kau cemburu. Baiklah nanti aku akan perkenalkanmu dengan Aldrich"

"Aku harus pergi keruang kerjaku sebentar" Almero berdiri dari duduknya.

"Apa kau ingin aku buatkan teh?"

"Tidak usah, sebaiknya kau pergi tidur ini sudah malam" setelah mengucapkan itu Almero bergegas pergi.

"Apa dia benar-benar marah"

***

Harry saat ini tengah berada disebuah Club favoritnya. Ia menyesap Wine yang ada ditangannya. Entah kenapa hari ini moodnya sangat buruk.

Dia bahkan tidak menikmati music serta beberapa wanita yang ada disisinya. Ia hanya terus saja meminum Wine dengan pikiran kosong.

"Apa kau ingin Menari?" tanya salah satu wanita yang kini bertengger manis di bahu Harry.

"Aku sedang tidak mood, kau bisa menari sendiri" ucapnya

Wanita itu tampak kesal, dia merubah posisinya menjadi duduk.

Pandangan Harry mulai menajam saat dirinya tak sengaja melihat wanita yang tak asing baginya.

Dia Bella, wanita itu tengah asik mengobrol dengan beberapa temannya. Bella tampak mabuk, dia terlihat beberapa kali meminum alkohol.

Harry terus saja memperhatikan. Disana ada beberapa teman prianya yang nampak mulai tertarik dengan Bella. Beberapa kali salah satu dari mereka mulai merangkulnya, Namun Bella beberapa kali menepisnya dengan halus.

Entah kenapa Harry yang melihat itu terlihat sangat kesal. Moodnya menjadi lebih buruk, ngin rasanya dia mengahajar pria itu. Namun dia masih tetap diam memperhatikan.

Harry menyesap habis Winenya. Dia sudah tidak mempunyai mood yang bagus dan memutuskan untuk pergi dari Club.

Baru saja Harry berdiri, dia melihat pria itu nampak menarik lengan Bella dan memintanya untuk menari. Bella sama sekali tidak sadar dan mengikuti pria itu menari.

Harry berdecih kesal, dia sungguh kesal dengan pandangannya saat ini. Entah kenapa ia sangat tak rela jika Bella disentuh seperti itu.

Harry berjalan kearah mereka, Ia lantas menarik lengan Bella dan menepis lengan pria yang tengah memegang Bella dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan?" teriak pria itu marah.

Harry masih dia diam, Ia semakin menggenggam erat lengan Bella yang berusaha melepaskan genggamannya.

"Lepaskan dia" pria itu mulai menarik kembali lengan Bella. Suasan didalam Club menjadi tegang, banyak orang mulai tertarik dengan pemandangan ini.

Harry dengan cepat menarik menepis lengan pria itu "aisshh" pria itu mulai melayangkan tinjuan pada Harry

Dengan cepat Harry menghindar dan membalasnya dengan pukulan telak.

Pria itu tersungkur, Harry kembali menarik lengan Bella untuk pergi keluar dari Club.

"Lepaskan" teriak Bella berusaha memberontak.

Harry tidak mendengar itu ia terus menarik lengan Bella menuju tempat parkir.

"Ku bilang lepas Brengsek" Bella berteiak dengan kencang

Harry berbalik dan melepaskan genggamannya.

"Apa kau sudah gila? Kenapa mabuk seperti ini" Harry mulai berteriak pada Bella.

Meskipun Bella mabuk dia masih mendengar dengan jelas ucapan Harry.

"Yang aku lakukan disini itu bukalah urusanmu brengsek. Apa kau kesal dengan tingkahku ini?" Bella berbicara dengan nada tidak jelas.

"Aku tidak ingin kau seperti ini" Nada suara Harry mulai menurut

"Apa pedulimu? Seharusnya kau tidak usah peduli padaku. Sama halnya dengan kau memutuskan hubungan secara sepihak. SEHARUSNYA KAU TIDAK USAH PEDULI" Bella berteriak dengan kencang dia mulai menangis.

Harry membuang nafas kasar ia mencoba merendam emosinya "Aku akan mengantarmu pulang" Ia kembali menarik lengan Bella.

Yuri menepisnya, Ia berjalan mendekat kearah Harry "Kau memang brengsek, kau brengsek Harry"Bella memukul-mukul dada bidang Harry sambil terus menangis

"Aku benci padamu, aku benci"

Harry hanya mampu diam, hatinya sungguh kacau.

***

Callista dengan buru-buru keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju kamar Almero dengan pelan ia mengetuk pintu. Namun tak ada tanda-tanda Almero keluar.

Karena ini tengah malam, sangat wajar jika Almero tengah tidur dan mungkin tidak mendengar ketukan.

Callista kembali mengetuk pintu kali ini agak sedikit kencang.

"Apa yang kau lakukan disana" Suara itu berasal dari belakang Callista.

Callista dengan cepat berbalik "Kau sedang tidak didalam kamar? Aku pikir kau sudah tidur"

"Aku sedang berada dikantorku. Ada apa?" tanyanya.

"Aku ingin meminjam mobilmu sebentar"

"Untuk apa? Kau akan pergi kemana tengah malam seperti ini"

"Aku ingin menjemput Bella, dia sekarang berada diClub dan mabuk, Harry menelfonku dan menyuruhku untuk menjemputnya"

"Bella bersama dengan Harry? Bukankah mereka telah putus?"

"Aku juga tidak tau. Cepat pinjamkan aku mobilmu"

"Aku akan mengantarmu"

Almero masuk kedalam kamar untuk mengambil jaket serta kunci mobilnya.

Mereka berdua kini telah sampai didepan Club. Callista segera turun dari mobil, ia melihat Bella dan Harry disana tengah duduk menunggunya.

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Callista saat sudah berada didepan mereka.

Harry melirik Bella yang tidak sadar disampingnya.

"Aku melihatnya sedang mabuk disini bersama teman-teman kampusnya mungkin. Dia sangat mabuk jadi aku membawanya untuk pulang. Namun Bella terus menolak, jadi aku menghubungimu" Jelas Harry.

"Baiklah, aku akan membawanya pulang. Tolong angkat dia kedalam mobil"

Harry mengangkat tubuh Bella dengan tenang, dia lantas membawanya masuk kedalam mobil.

"Masuklah, aku juga akan mengantarmu pulang" ucap Almero

"Tidak usah. Aku membawa mobil sendiri" Harry menolak ajakan Almero.

"Kau juga mabuk. Cepat masuk"

Harry membuang nafasnya pelan. Ia lantas ikut masuk kedalam mobil Almero.

Suasana didalam mobil sedikit canggung, tidak ada yang mengucapkan kata sedikitpun. Almero melirik Callista yang nampak sedikit ngantuk.

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu begitu tiba" ucapnya

"Umm aku ngantuk sekali. Aku akan tidir sebentar" Callista membenarkan posisinya dan mulai memejamkan matanya.

Kini tatapan Almero beralih pada kaca spion depan, ia melihat Harry yang tengah bersandar pada jok kursi mobil.

Suasana hati Harry sangat tidak baik saat ini, Almero sangat tau itu, jadi dia memutuskan untuk tidak berbicara padanya.

***

Harry kembali melirik Bella yang tengah tidak sadar disampingnya.

Entah ada apa dengan perasaannya saat ini. Biasanya dia sangat tidak peduli dengan wanita yang sudah ia campakkan. Namun begitu melihat Bella yang seperti ini entah kenapa Harry merasa kesal dan bersalah.

Mungkin karena Harry dan Bella menjalankan hubungan lebih lama dibandingkan dengan wanita lain yang berkencan denga Harry sebelumnya.

Ditambah lagi Bella adalah sahabat Baik dari Callista yang tak lain adalah istri Almero sahabatnya.

Mengingat kejadian tadi diClub membuat Harry merasa kesal. Ia sangat tidak suka jika orang-orang menyentuh Bella dengan tidak sopan.

Harry kembali membuang nafasnya kasar "ada apa denganku saat ini" gumanya pelan.