webnovel

[Vol. 2] Ujaran Sang Ayah

"Rizki?"

Seperti tak biasanya, sang ayah tiba-tiba masuk ke dalam kamar anaknya kemudian duduk sambil membawa makan malam.

"Apa kamu sedang sibuk?"

Rizki menggelengkan kepalanya. "Tidak, Pa."

"Kamu sudah makan?"

"Belum."

"Ini." ayahnya memberikan nampan itu kepada Rizki. "Makanlah."

"Kenapa papa tumben kemari?"

Ucapan anaknya itu seketika membuat sang ayah tertegun. Dia merasa malu karena memang, baru kali ini dia mengutarakan perhatiannya pada Rizki.

Sekelumat ada rasa tak tenang yang mengganjal dalam hati. Dia seperti gagal menjadi seorang ayah untuknya.

Seharusnya dia harus bisa menyempatkan waktu untuk mengenali bagaimana anaknya itu bisa bersikap dalam menghadapi sesuatu.

Dia terlalu sibuk dalam mengejar duniawi hingga kondisi anak satu-satunya pun dia tak dekat yang tak bisa memahami perasaannya.

"Papa hanya ingin mengobrol banyak dengan kamu."

"Tapi aku sudah baik-baik saja, Pa. Papa jangan khawatir lagi."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant