"Rizki, nanti jangan lupa kamu harus ikut pergi ke pameran ayahmu, ya."
Waktu masih pagi, tapi wanita itu sudah bersiap-siap rapi dengan balutan make up yang sangat mencolok.
Rizki saja baru turun dari kamar. Suasana juga di luar masih gelap karena waktu masih menunjukkan pukul setengah enam. Terkadang anak itu keheranan kenapa Ibunya bisa berdandan sepagi itu.
Dia juga berpikir entah kapan Ibunya bangun tidur kemudian bersiap dengan pakaian yang super mewah.
"Untuk apa?" tanya anak itu malas.
"Ya kan kamu harus bergaul sama anak orang-orang kaya. Lagipula kamu ini pria. Dari kecil harus diajari tentang bagaimana bisa memanfaatkan kekayaan ini. Nanti di sana juga ada anak perempuan temannya ayahmu. Dia kaya dan-"
"Hentikan, Bu!" Rizki menyelanya.
"Kenapa ibu harus saja mengaitkan seseorang dengan kekayaan, kekayaan dan kekayaan? Apa bagi ibu orang-orang yang yang bisa berkumpul dengan kita hanyalah orang-orang kaya?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com