webnovel

Ch.11: Move

Aloha chingudeul. Annyeong?? 👋👋

Seperti biasa jangan lupa vote dan komen ya. 😙

Happy Reading❤❤❤

"Ehh Chim, kau serius akan pindah ke Seoul? Kau sedang tidak membohongi ku kan?" tanya seorang namja tampan yang kini tengah duduk berdua bersama sahabat nya di pinggir pantai yang terlihat masih sedikit berkabut pagi ini.

"Mian Tae!! Tapi sayang nya aku serius," jawab yang ditanya, seraya menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Hmm ... begitu ya!!" tanggap Taehyung, namja yang bertanya tadi

dan seketika terlihat murung.

"Jangan sedih Tae!! Karena aku kalaupun bisa, rasanya aku ingin tetap di sini saja untuk menemani mu. Apa kau mau aku tak usah pergi?" ujar Jimin yang melihat, dan tampaknya sangat serius dengan ucapan nya.

"Andwae ... jangan bodoh Jiminnie!!" marah Taehyung seketika.

"Lalu kau di sini akan sendirian begitu? Aku tidak akan bisa berada di sisi mu lagi seperti saat ini Tae. Siapa nanti yang akan menemani mu eum?" kata Jimin khawatir.

"Hehe ... Chim, aku tau kau itu sangat peduli pada ku. Terlebih karena kita ini sudah bersahabat sejak lama. Tapi meskipun begitu, aku tak ingin gara-gara itu kau jadi harus terpaksa tinggal di sini karena ingin menemani ku Chim. Bagaimanapun, kau punya keluarga. Tak mungkin kan kau di tinggal di sini sendirian sementara imo, ahjussi, dan juga Hoseokkie hyung berada di Seoul. Jadi pergilah ... aku tak apa," sanggah Taehyung dengan cepat.

"Lalu bagaimana dengan diri mu eum?" tanya Jimin lagi, dan membuat Taehyung menjadi terhenyak untuk beberapa saat.

"Hehe, jangan khawatirkan soal aku Jim. Aku akan baik-baik saja. Sungguh!!" sahut Taehyung, sembari berusaha tersenyum yang rasanya begitu sangat sulit untuk di dilakukan di depan sang sahabat.

"Gotjimal (pembohong)!! Kau pikir sudah berapa lama aku mengenal mu eum?" ujar Jimin sebal, sembari meninju pelan bahu sahabatnya tersebut.

"Aniyo, aku serius Chim. Jadi kau tak usah khawatir nde?" tegas Taehyung pula, dan ikut membalas pukulan yang diberikan oleh sahabatnya tadi dengan cukup keras.

"Yaa ... itu sakit Kim Taehyung!!" ringis Jimin tak terima.

"Haha, masa begitu saja sakit!!" ejek Taehyung, dan kembali memberikan pukulan lain pada bahu Jimin yang satu nya.

"Yaa ... neo!!" sebal Jimin yang mulai kesal, dan bermaksud akan membalas Taehyung.

"Eitss!!" elak Taehyung segera, dan langsung kabur dari tempat nya.

"Yaa ... jangan kabur kau Kim Taehyung!!" seru Jimin sebal, dan segera berdiri untuk mengejar sahabat baiknya tersebut.

"Tangkap aku jika kau mampu Jimin bantet!!" ejek Taehyung lagi, dan berhasil membuat Jimin melotot pada nya.

Hingga akhir nya, aksi saling kejar-kejaran di antara ke dua nya pun sudah tak dapat dielakkan lagi di sepanjang garis pantai pagi ini.

"Yaa Jiminnie, kenapa kau lamban sekali eoh!! Lihat, kau bahkan tertinggal jauh di belakang ku," kekeh Taehyung cukup keras dari depan.

Sementara itu seperti yang dikatakan olehnya, Jimin memang sudah sangat tertinggal jauh di belakangnya.

"Hei Taehyungie!! Hosh ... hosh ... kau ini cepat sekali sih!!" kata Jimin yang terengah-engah.

"Aku tidak cepat Jiminnie. Hanya saja kaki mu itu yang terlalu pendek sehingga tak mampu menyusul ku. Jika begini terus, kau tidak akan pernah bisa menangkap ku Jim," ejek Taehyung lagi.

"Yaa ... jangan meremehkan aku ya!!" teriak Jimin kencang, dan kali ini benar-benar memompa spiritnya untuk mengejar Taehyung yang kembali berlari.

"Yuhuu ... kau akan tak akan mampu mengejar ku Chim!!" ejek Taehyung dengan riang.

Namun sial nya karena terlalu asyik mengolok-ngolok Jimin di belakang, kini tanpa sengaja kaki Taehyung pun telah tersandung sesuatu yang membuat tubuh nya telah kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan posisi setengah menelungkup di atas pasir.

"Aaa....!!" pekik Taehyung kaget.

"Ouch....!!" suara ringisannya kemudian.

Lain halnya dengan Jimin yang sudah semakin dekat. Melihat bahwa kesempatan telah berpihak padanya, kini namja itu pun bahkan telah memasang ancang-ancang untuk melompat ke atas punggung Taehyung yang masih dengan posisi menelungkup nya.

"Nah Kim taehyung, tertangkap kau sekarang!!" sorak Jimin gembira, dan langsung saja menindih tubuh sahabatnya tersebut sembari tertawa keras.

"Yaa yaa yaa Park Jimin, kau mau membunuh ku eoh? Cepat menyingkir dari ku Chim bantet," ronta Taehyung kaget, dan bermaksud ingin berdiri namun tak bisa.

"Shirreo. Ini hukuman mu karena sudah memukul ku dan juga mengatai ku bantet Tae," tolak Jimin, dan justru kini mengalungkan kedua lengan nya pula pada leher Taehyung guna mengunci gerakan pria tersebut.

"Yaa ... kau itu berat Park Jimin!! Cepat menyingkir sana," ronta Taehyung lagi, dan kali ini berhasil mengangkat tubuh nya, dan membuat Jimin terjungkal ke belakang.

"Yaak!" protes Jimin, namun sayang nya Taehyung dengan cepat membalas mengunci tubuh nya.

"Haha, dapat kau sekarang Chim!" tawa Taehyung dengan riang.

Sementara tak jauh dari sana, Hoseok, pria itu tengah memperhatikan interaksi kedua orang tadi dengan senyum yang tak luntur dari wajah tampan nya.

"Hahaha ... benar-benar mereka berdua itu!!" gumamnya pelan, dan sesekali menggeleng-gelengkan kepala nya sendiri. Terlebih ketika dilihat nya dua orang tadi kembali saling berkerjaran satu sama lain.

****

"Chim sobat ku, jaga diri mu di sana ya!! Jangan lupa untuk selalu mengabari ku. Janji ne?" ujar seorang namja tampan, yang kini tengah mengantarkan kepergian sahabat nya di sebuah stasiun kereta api.

"Hei, seharus nya aku yang berkata begitu pada mu Tae!! Kau, kau jaga diri mu baik-baik selama aku tak ada di sini eum?" balas sang sahabat, yaitu namja bermata sipit -Park Jimin-.

"Arraso. Tentu saja aku akan menjaga diri ku Chim," sahut Taehyung sendu.

"Soal mengabari mu, tentu saja akan selalu aku usahakan Tae. Jangan sampai kau melupakan aku nde?" ujar Jimin setelahnya, dan justru membuat Taehyung terkikik geli.

"Yaa .... siapa yang menyuruh mu tertawa eoh?" delik Jimin tajam dengan mata sipit milik nya yang tak terlihat ada seram-seram nya sama sekali.

"Habis nya jika kau bicara seperti itu, kau terdengar seperti kita berdua ini adalah pasangan kekasih saja Chim. Maka nya aku jadi geli sendiri," jelas Taehyung, diselingi dengan kekehan nya.

"Astaga Tae, kau ini benar-benar ya!!" ujar Jimin yang kehabisan kata-kata.

Sementara itu, kini perlahan kedua orang tua Jimin dan juga Hoseok pun mulai mendekati dua orang tersebut.

"Taehyungie!!" panggil Sora, dan membuat si empu yang dipanggil menoleh padanya.

"Ne imo?" sahut Taehyung sambil tersenyum.

"Kemari nak!" pinta Sora, sembari merentangkan ke dua tangan nya lebar-lebar, bermaksud menyuruh Taehyung agar memeluk nya.

Maka segera saja, Taehyung pun menghambur ke dalam pelukan wanita cantik tersebut yang sudah dianggap seperti ibu kandung nya sendiri.

Lain hal nya dengan Park Jungsu, Hoseok dan Jimin. Ketiga orang itu hanya mampu menyaksikan interaksi dua orang tadi dengan senyuman yang terpatri di wajah masing-masing.

Karena bagaimanapun, sebenar nya mereka sangat ingin sekali agar Taehyung mau ikut bersama mereka ke Seoul. Namun lantaran sikap Taehyung itu sangat keras kepala, dan masih begitu berharap bahwa ibu nya akan kembali. Jadilah, anak itu pun tetap menolak untuk ikut dan justru lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah imonya yang sekarang di desa mereka, yaitu desa Jangho.

"Tae-ya, nanti imo pasti akan merindukan mu nak!! Kau jaga diri mu dengan baik eum?" pesan Sora lirih, dengan posisi diri nya yang masih memeluk Taehyung.

"Hmm ... Tae juga pasti akan merindukan mu imo. Bahkan setiap hari nanti nya," sahut Taehyung manja.

"Tenang saja, Tae pasti akan menjaga diri Tae dengan baik kok imo. Kan Tae sudah besar?" lanjut nya, dan membuat Sora tersenyum.

"Arra. Tapi hanya saja imo tetap merasa khawatir lantaran kau masih tinggal di sana bersama imo mu nak. Kenapa tak ikut dengan imo saja eum?" tanya Sora, yang berusaha untuk membujuk Taehyung untuk terakhir kalinya.

"Mianhae imo, tapi imo tau alasan kenapa Tae ingin tinggal kan?" ujar Taehyung pelan. Sementara sebisa mungkin, namja itu kini tengah menahan air matanya yang entah kenapa akan siap turun kapan saja.

"Arra arra, imo sangat mengetahui itu nak!!" kata Sora segera, dan sekarang sudah menangkupkan ke dua pipi Taehyung dengan tangan milik nya.

"Tae-ya, nanti jangan lupa sering-sering lah kabari imo dan yang lain nya eum? Jika kau bisa, berkunjung lah juga nanti ke rumah baru imo. Imo dan yang lain nya akan selalu menanti mu nak," kata Sora lagi.

"Hmm, ne imo. Pasti Tae akan selalu mengabari imo dan yang lain nya kok. Dan nanti jika ada waktu, tentu saja Tae mau main ke sana imo. Kan sekalian bertemu dengan Chim," sahut Taehyung, dan membuat Sora lega.

Sementara Jimin sebisa mungkin sedang menahan tangisnya yang akan keluar sekarang.

"Eum imo, nanti setelah imo tiba di Seoul, jangan lupa bantu Tae untuk mencari eomma eum?" pinta Taehyung kemudian.

Sementara Sora yang mendengarnya, segera saja wanita cantik itu mengusap-ngusap surai hitam Taehyung dengan sayang.

"Ne Taehyungie. Tentu saja imo akan melakukannya," janjinya, dan membuat Taehyung seketika memberikan dia cengiran khasnya yang sangat lebar.

"Aigoo ... kau tenang saja Taehyungie. Nanti setibanya di Seoul, ahjussi juga akan meminta teman ahjussi untuk mencari keberadaan eomma mu. Siapa tau nanti ahjussi bisa mendapatkan petunjuk kan?" ujar Jungsu pula, yang mulai ikut bicara.

Sementara Taehyung yang mendengar nya, tak bisa dipungkiri bahwa anak itu benar-benar sangat bahagia karenanya.

Tuut ... tuut ... tuut!!

Bunyi kereta api tiba-tiba yang sudah datang dan mengalihkan perhatian orang-orang di sana.

"Nah Taehyungie, seperti nya sudah waktu nya sekarang ahjussi dan yang lain nya untuk berangkat!" ujar Jungsu, dan memberi kode pada anak-anak nya untuk menaiki kereta tadi yang telah berhenti di depan mereka.

"Ne Tae, hyung pergi eum? Jaga dirimu ne," pesan Hoseok yang telah berdiri di depan Taehyung seraya menepuk bahu anak itu pelan.

"Ye hyung, hati-hati dijalan eum! Dan hyung juga harus jaga diri hyung," ujar Taehyung pula sembari tersenyum manis.

"Hmm, oke. Sampai jumpa?" lambai Hoseok kemudian, dan mulai masuk ke kereta api yang di susul oleh Sora dan jungsu yang terus melambaikan tangannya pada Taehyung.

Sementara itu Jimin.

"Taehyungie!!" seru pemuda tersebut, sembari sudah mendekap tubuh Taehyung dengan sangat erat.

"Yaa Jiminnie, kenapa belum menyusul keluarga mu eum?" tanya Taehyung kaget, pada sahabat bantet nya yang kini tengah menangis terisak di bahu nya.

"Taehyungie ... aku tidak mau meninggalkan mu sendirian. Ayolah, ikut saja dengan kami sobat?" rengek Jimin dengan suara nya yang mulai serak.

"Aigoo aigoo, kenapa kau jadi cengeng begini sih Jim? Kan kita sudah sepakat kemarin!" peringat Taehyung.

"Arraso. Tapi tetap saja aku tak bisa Taehyungie!!" sahut Jimin terisak.

"Astaga Chim, jangan seperti ini!! Lihatlah, orang-orang sekarang jadi memandangi kita dengan heran Chim. Geumanhe?" bujuk Taehyung cemas.

Sementara Hoseok telah memberi kode pada Jimin untuk segera masuk lantaran kereta akan segera berangkat.

Tuut ... tuut ... tuut!!

Bunyi kereta yang kini telah dihidupkan kembali mesinnya oleh masinis.

"Chim, kereta mu sebentar lagi akan berangkat sobat. Bergegas lah!!" peringat Taehyung.

Sementara itu, kini akhirnya Jimin pun telah melepas kan pelukan nya dari tubuh sang sahabat.

"Dasar, kau memang keras kepala sekali Tae!!" umpat Jimin pelan.

"Hehe, mian Chim!!" tanggap Taehyung.

"Nah, sekarang pergilah sobat!!" dorong Taehyung kemudian, pada bahu Jimin yang enggan beranjak dari sana.

Tapi baru saja beberapa langkah Jimin berjalan, kini namja sipit itu telah membalikkan badan nya lagi untuk menghadap Taehyung.

"Hei Taehyungie, jangan lupa dengan janji mu eum? Awas saja kalau kau nanti sampai tak menepati nya. Ingat itu!" ancam Jimin, dan membuat Taehyung terkekeh.

"Arraso arraso!! Sudah sana pergi lah," usir Taehyung lagi.

Hingga mau tak mau, kini Jimin pun terpaksa melangkah kan kaki nya dari sana dan segera saja menyusul Hoseok yang sedari tadi telah menunggu di pintu kereta.

Maka setelah Jimin tadi masuk ke dalam kereta dan telah bergabung dengan keluarga nya, tinggallah Taehyung seorang kini yang tengah melambai-lambaikan tangan nya dari balik kaca yang menjadi pembatas mereka.

Terus begitu, hingga kemudian kereta pun mulai bergerak secara perlahan dan meninggalkan stasiun tersebut.

"Haahh .... sekarang aku tinggal sendiri!!" lirih Taehyung yang melihat nya, dan tanpa sadar sudah meneteskan air mata nya begitu saja.

"Sampai jumpa Chim," gumam Taehyung pelan, sembari menghapus buliran air matanya tadi dengan segera menggunakan telapak tangan.

Tuut ... tuut ... tuut!!

Suara kereta api yang dinaiki Jimin dari kejauhan, dan mulai tak kelihatan lagi ketika tiba di suatu kelokan. Bersamaan dengan itu, resmi sudah seorang Kim Taehyung kembali ditinggalkan oleh orang-orang yang di kasihi nya.

Tbc

Jangan lupa Vomentnya. 😁

Pai-pai....🤗🤗🤗

Update setelah 1500 view dan beberapa vote. 😉

Chapitre suivant