Mobil yang gue dan Pete tumpangi sudah berhenti. Kami sampai di tempat tujuan. Entah, gue gak ngerti ini tempat macam apa.
"Anda mau saya kunci dalam mobil?" sindir Pete dengan alus.
Gue berdecak pelan. Selalu aja cowok satu ini ga sabaran.
"Bukain gue pintu atau apa gitu kek," cibir gue. Lalu membuka pintu dengan sedikit gondok.
Sedangkan Pete? Dia bahkan cuman diam berdiri sambil menatap gue tanpa ekspresi, kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana. Sombong sekali anda wahai anak muda.
"Yuk," ajak gue ke Pete.
"Tangannya mana?" kata Pete.
Gue spontan melihat tangan gue. "Tangan?"
Tanpa banyak bicara, tiba tiba Pete udah ambil tangan gue. Dan menggenggamnya dengan erat. "Yuk." Kali ini gantian dia yang mengajak gue.
Parah, padahal ini bukan pertama kali gue digandeng Pete. Tapi kok jantung gue masih berdebar sih? Apa gue kena serangan jantung dari Pete ya?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com