webnovel

SEMOGA BELUM TERLAMBAT

"Hiks.."

"Hiks.., Peter. Hiks."

Gue menggigit bibir bawah gue kuat kuat untuk menghentikan tangis. Asli, rasanya nyesek banget.

Ga nyangka kalau Peter melewati banyak hari hari yang berat. Emang cowok itu pinter banget untuk menyembunyikan apa yang sedang dia rasakan. Dia tetap seperti Pete yang gue kenal dalam chat. Maaf, Pete, gue telat nyadar.

Gue mengadahkan kepala ke atas. Lalu menarik napas dalam dalam.

Kenapa sih mata gue ngeselin banget, terus terusan aja keluarin air mata.

Gue kembali menyalakan layar HP Peter yang sudah mati. Ada satu folder lagi kan yang belum gue buka. Teruntuk Pricillya.

Anjir, baru baca judulnya gue udah mewek lagi. Kali ini isinya hanya berupa tulisan.

(Teruntuk Pricillya, gadis yang paling gua sayang. Kalau bisa diukur, mungkin rasa sayang gua ke lu udah melebihi tinggi monas kali.

Notes ini sengaja gua ketik untuk menyampaikan perasaan gua sebelum semuanya terlambat.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant