Kata orang, kalau bangun pagi, rezekinya ga akan dipatok sama gajah. Tapi kenapa hal ini tidak berlaku untuk gue.
Belum sempat ngapa ngapain, gue harus kembali dihadapkan dengan atasan yang sangat memancing emosi gue.
"Cillya, lo dipanggil ke ruangan Pak Aron." Begitu kata Rey, teman sekantor gue. Dia malah udah menatap gue dengan ngeri. Seakan ada hal besar yang akan menanti gue.
Gue menarik napas dalam dalam. Semoga gue gak membuat masalah.
Baru aja gue meraih gagang pintu. Pintu tersebut sudah terbuka dari dalam. Membuat gue hampir menubruk ke tubuh Aron.
"Datang juga kamu. Ck, lama," kecamnya saat mendapati gue di sini.
Gue melotot sempurna. Lama apanya anjir! Sehabis dengar kabar itu dari Rey, gue langsung jalan ke sini.
Pengen banget tuh gue tarik congor pedesnya.
Tapi nyatanya, gue cuman diam sambil tersenyum kecut.
"Kenapa ya Pak memanggil saya ke sini?" tanya gue. Pengen cepat cepat selesain permasalahan ini. Gue gak mau liat muka sengah ini lebih lama lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com