webnovel

HADIAH TAK TERLUPAKAN

Pete menatap gue dalam, ga ada tanda tanda dia mau ngelawak atau gimana. Suasana jadi serius seketika.

"Kenapa?" Gue berusaha menarik senyum, walaupun aslinya jantung gue udah ngedugem bareng sel sel darah merah.

Sekali lagi Pete menghela napas berat. Kemudian dia menarik senyuman. "Pricillya." Suara berat Pete berhasil membuat gue merinding. Pokoknya suaranya cowok banget.

"Sebelum lu kasih tau hadiah lu. Gua duluan mau ngasih tau sesuatu."

Jantung gue berdetak tiga kali lebih cepat dari sebelumnya.

"I-iya?"

Pete tersenyum kecil. Dia sedikit mendekatkan tubuhnya ke gue. "Jujur, gua udah sadar kalau ternyata gua su--"

'BUUKK!'

Nah kan. Gue paling ga suka nih kalau idup gue udah drama kayak di sinetron yang biasa bibi gue tonton. Selalu aja waktu bagian tegang tegangnya, ada hal yang bikin fokus teralihkan. Satu kata. 'Syalan!' Ucapkan ini dengan suara cetar membahana.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant