Kafe mini malis dekat sekolah menjadi pilihan keduanya untuk kembali memperbaiki hubungan persahabatan yang belakangan merenggang. Dita, perempuan itu sedari tadi sibuk menyendokkan ice cream coklat pesanannya sedangkan Radit memilih menikmati ice coffe latte miliknya.
“Lama nggak ketemu tetep aja masih kayak bocah ya lu.” Perkataan Radit membuat Dita mendongakkan kepalanya dengan sendok yang masih bertengger di mulutnya, dé javu, mereka pernah ada disituasi ini hanya bedanya ada sesuatu yang tidak lagi sama. “Gimana jadi Ketua Mading?” lanjutnya menghalau perasaan dé javu itu.
Dita meletakkan sendok ice cream-nya di gelas. “Capek. Gua kangen jadi anak Lab,” jawabnya kembali menyuapkan ice cream ke mulutnya.
“Lab Bahasa emang buat anak Bahasa pinter!” Radit menyentil kening Dita pelan, “lu kan dari dulu emang udah anak mading,” lanjutnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com