webnovel

Diterima

Di sebuah gedung tak terpakai yang masih berada di kawasan sekolah, Hagin dan Buya menyantap roti yang mereka beli. Tempat itu terletak tak jauh dari kantin, mereka berdua di sana duduk di sebuah tangga, menatap para siswa yang lalu-lalang melewati gedung itu. Hagin merasa jika ada yang berbeda dengan para siswa yang berlalu-lalang, mereka semua terlihat marah dan beberapa tampak gusar.

"Bro... bagaimana kalau setelah ini kita pergi ke distrik pertokoan, mungkin di sana akan ada lowongan kerja, paling tidak kita melihat-lihat sambil mengenal kota ini lebih jauh lagi." Hagin mengajak Buya, dia merasa jika dirinya butuh pekerjaan secepat mungkin, apalagi keuangannya yang terus menipis.

"Ya... itu ide yang bagus, mungkin kita bisa menemukan beberapa gadis cantik. Hehehe... bro, aku rasa kau memang harus ikut campur di sekolah ini. Dengan kekuatanmu dan bersamaku, aku yakin jika kita dapat menjadi kekuatan yang diperhitungkan... ini juga untuk kenyamanan kita," ujar Buya dengan serius dan suaranya cukup dalam.

"Bro... kau tahu...meski semua itu menarik, aku tidak bisa melakukannya sekarang. Saat ini lebih bagus untuk kita mengenal sekolah dan kota ini dulu dan yang paling utama memperbaiki keadaan keuangan kita yang jelek, kalau semuanya sudah teratasi... kita akan masuk ke sana."

"Itu akan membutuhkan waktu yang lama bro, bagaimana kalau aku bergerak terlebih dahulu kemudian kau menyusul. Aku rasa ini dapat dilakukan, dengan begitu kau bisa memenuhi keinginanmu dan kita dapat memiliki basis untuk bertahan di sini, tanpa basis yang kuat kita hanya akan terus diusik, Bro," ujar Buya berusaha meyakinkan Hagin untuk membentuk sebuah kelompok.

Mereka berdua kembali ke kelas setelah makan siang, setelah itu mereka belajar hingga sore hari. Setelah sekolah hari itu selesai mereka segera pergi bergegas menuju distrik pertokoan untuk mencari pekerjaan paruh waktu, di distrik pertokoan banyak toko-toko yang menjual berbagai hal, ada yang menjual peralatan sekolah, makanan, hingga aksesoris.

Setelah berputar-putar di distrik pertokoan hingga malam hari, namun mereka tidak menemukan satu pun toko yang membuka lowongan pekerjaan. Setelag itu pun mereka segera meninggalkan distrik tersebut lantas pergi ke sebuah supermarket yang tak jauh dari distrik pertokoan. Di sana mereka membeli makanan berupa cup ramen, saat membeli makanan tersebut, Hagin melihat sebuah lembaran yang terletak di dekat kasir lalu dia mengambilnya.

"Apa lowongan ini masih ada?" tanya Hagin pada kasir yang menjaga supermarket. Setelah satu hari berputar-putar mencari pekerjaan, akhirnya dia dapat menemukan sebuah tempat yang membutuhkan pekerja meski kesempatan dirinya diterima tidak terlalu besar.

Kasir supermarket tengah mengecek barang pun membalas dengan nada ramah dan sopan, "Lowongan ini masih berlaku dan toko ini membutuhkan dua orang yang dapat bekerja paruh waktu di malam hari, Apa kau tertarik untuk bekerja di sini? Dari nadamu tadi, aku kira kau sedang mencari pekerjaan, dan dari pakaianmu pun aku dapat menebaknya karena dirimu masih seorang pelajar."

Hagin begitu senang ketika mendengar ucapan dari kasir itu lantas dia pun kembali menanyakan persyaratan yang dibutuhkan untuk bekerja di tempat itu, "Seperti katamu... aku memang membutuhkan pekerjaan tentunya aku seorang pelajar juga, jadi apa saja yang harus aku miliki untuk bekerja di sini, maksudku syarat apa saja yang kubutuhkan."

"Tidak ada kriteria khusus hanya identitasmu saja yang perlu kita ketahui dan tempat tinggalmu, sedangkan untuk yang lainnya tidak ada karena ini hanya pekerjaan paruh waktu saja. Apa temanmu itu juga ingin bekerja di sini, jika memang benar itu akan lebih baik lagi," ujar si kasir sambil mengepak beberapa barang yang Hagin beli selain cup ramen.

Hagin menoleh ke Buya dan menanyakannya, "Hei Bro... ini ada lowongan, aku akan mendaftar di tempat ini, apa kau akan ikut juga?" Hagin memberikan lembaran kertas yang berisi informasi tentang lowongan pekerjaan itu.

"Tentu saja, mengapa tidak. Aku membutuhkan uang bro... dan gaji yang ditawarkan juga lumayan bagus, dengan gaji sebesar 20.000 DS, tentu saja aku akan mengambilnya. Dilihat dari pekerja yang dibutuhkan pun kita akan berada di shift malam," seru Buya dengan gembira ketika mengetahui bayaran yang akan dirinya terima.

"Kau sudah mendengarnya sendiri bukan, kami akan mendaftar dan mendapatkan pekerjaan ini. Di masa depan kami membutuhkan bimbinganmu, jadi tolong jaga dan ajari kami," ujar Hagin lantas dia dan Buya meninggalkan supermarket bernama 9 Zero.

Mereka berdua berada dalam suasana hati yang bagus ketika kembali ke Apartemen Ichidori, mereka tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk mempersiapkan keperluannya dan mereka tidur setelah menyelesaikannya.

Di hari berikutnya tidak ada hal yang menarik kecuali mengirim lamaran pekerjaan di supermarket 9 Zero, dan mereka dapat langsung bekerja keesokan harinya karena mereka telah melakukan interview pekerjaan dengan pemilik Supermarket yang ternyata adalah sang kasir.

Hari-hari mereka berlalu dengan damai baik di sekolah ataupun di tempat kerja tanpa adanya hal yang aneh hingga suatu hari Hagin bertemu seorang gadis muda yang menawan dan cantik yang berada dalam situasi berbahaya dimana gadis itu di kelilingi sekelompok pria. Hagin melihat gadis itu ketika dirinya baru saja pulang dari tempat kerjanya dan kebetulan melewati gang yang sangat sepi, dirinya melihat ada sekelompok pria tengah menyudutkan gadis muda yang cantik dengan seragamnya yang imut.

"HEI!!! Apa yang kalian lakukan, kecoa-kecoa ini biarkan gadis itu pergi," teriak Hagin dengan suaranya yang keras namun dingin, dia melangkah dengan cepat seakan-akan waktu terhenti dan dia berada di depan salah satu pria yang mengelilingi gadis itu lantas dia melayangkan tinju yang sangat kuat.

Tinju yang Hagin layangkan dengan akurat menghantam wajah pria itu dan membuatnya jatuh tak berdaya, lantas Hagin menggunakan kakinya untuk merobohkan pria lainnya dan menyisakan dua orang yang diam karena terkejut akan kecepatan Hagin dalam melumpuhkan teman-temannya.

Hagin bergerak lebih cepat lagi untuk menyerang kedua pria yang masih berdiri, salah satu dari mereka harus menerima tinju yang menyakitkan, pria itu memegangi perutnya terus menerus seraya mencoba untuk tidak berteriak, Hagin hanya melihat dingin ketiga pria yang terbaring di tanah dan menoleh ke pria terakhir.

"Jangan... jangan macam-macam... apa kau tahu siapa aku? Aku adalah anggota dari Rixple... jika kau berani meletakkan jarimu padaku... KAU AKAN MENYESAL!!!" teriak pria yang berwajah culun dan berambut keriting itu dengan patah-patah.

Hagin menghiraukan ucapannya dan menendang kepala pria itu dengan telak dan membuatnya pingsan, awalnya dia ingin terus menghajar pria itu tanpa berhenti namun melihat orang itu pingsan dan tak sadarkan diri membuat Hagin mengurungkan niatnya, lantas dia menghampiri gadis muda yang gelisah dan ketakutan itu.

Chapitre suivant