"Apa yang sebenarnya kau inginkan?!" Luna berdiri, mungkin karena ia sudah tahu siapa yang ada di depannya ini, ia tidak terlalu takut lagi. "Apa kau pikir dengan memisahkan aku dan Aodan, akan membuatmu bisa melakukan sesuatu padaku?"
"Ya." Abigail menjawab tanpa basa-basi. "Untungnya kau tidak bersama Aodan, aku beruntung."
"Persetan denganmu," umpat Luna, karena langit yang semakin gelap, wajah Abigail tidak terlihat dengan jelas, Luna hanya bisa melihat sebelah matanya yang berwarna merah.
Cahaya biru berkeliaran di sekitar tubuh Luna, membuat hutan yang gelap itu bersinar. Di saat itulah Luna bisa melihat bahwa setengah wajah Abigail telah rusak dan sebelah matanya telah tertutup dengan kain hitam yang diikat secara asal-asalan.
Wajahnya yang rusak itu bukan rusak karena terbakar atau terkena pukulan seseorang, lebih seperti rusak karena tersiram air kimia.
"Apa yang terjadi padamu? Kau mengalami hal yang buruk?!" tanya Luna.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com