"Apakah ada masalah?"
Sang Raja mengerutkan kening tidak senang, selama perjamuan makan siang, tidak pernah ada yang berani menjatuhkan gelas ke lantai hingga pecah berkeping-keping seperti itu.
Jenderal menatap tajam Aodan, jelas ia tahu kalau Aodan masih tidak bisa menghapus ingatannya tentang Tuan Putri.
Semua orang menunjukkan raut wajah yang tegang, menyorot Aodan dengan tatapan menuduh.
Meski Raja mereka bukan Raja yang tiran, semua orang tahu bahwa sang Raja sangat mengutamakan aturan, salah sedikit saja mereka mungkin akan mengalami hal yang tak terduga.
Aodan meremas kain serbet, memperlihatkan wajah tanpa daya dan tersenyum dengan konyol.
"Maaf, tanganku licin."
Aodan menundukkan kepalanya dalam-dalam, lalu menyenggol kaki Larson di sampingnya.
"Ah, maaf … Yang Mulia!" Larson mengerti situasi Aodan dan buru-buru menundukkan kepalanya. "Kami tidak terbiasa minum hal seperti ini di medan perang, kami terlalu bersemangat sampai gemetar meminumnya!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com