"Apa yang kau katakan, Abigail?!" Istvan menatap Abigail, sadar kalau situasinya semakin buruk kalau sang Kakak Tertua semakin marah. "Aodan, minta maaflah pada Abigail!"
Aodan melotot, ia melirik Istvan yang terengah-engah. Lalu melihat Larson yang masih memegangi lehernya sambil berusaha bernapas dengan benar.
"Berlutut."
"TIdak mau!" Aodan berteriak menatap Abigail. "Aku tidak akan pernah mau berlutut untuk orang seperti dia!"
Istvan berdiri, menendang lutut Aodan dan mendorong kepalanya untuk bersujud ke lantai, tidak hanya Aodan tapi ia juga bersujud di bawah erangan Larson.
Aodan merasakan amarahnya hampir meledak, ia melihat ujung sepatu Abigail yang ada di depannya dan dahinya terhentak ke lantai akibat didorong Istvan.
"Bagus, kau tahu ... aku tidak pernah suka dengan orang yang membangkang." Abigail meludah dengan jijik, mengangkat sepatunya menginjak pundak Aodan sebentar lalu berjalan pergi kembali ke kamarnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com