Luna memejamkan matanya erat-erat ketika melihat senyuman di wajah Rishi terlihat sangat menakutkan, seluruh tubuhnya merinding, ia memegang erat kepalanya dan menggigit bibirnya kuat-kuat, siap dengan apa yang akan ia hadapi.
Mungkin setelah ini ia akan mengalami luka tusuk yang dalam sampai kehilangan banyak darah, lebih buruknya mungkin saja ia harus mengalami operasi atau mungkin ia bisa lebih cepat pergi ke pemakaman dan batu nisan yang belum ia pesan akan dipasang seadanya.
Sedetik, dua detik ….
Tidak terjadi apa-apa.
Luna dengan pikirannya yang kacau, perlahan-lahan membuka matanya dan melihat cahaya kuning yang jatuh dari langit, menyilaukan dan membuat pandangannya buta sesaat.
Suara petir yang nyaring menyambar ke bumi hingga telinganya berdengung.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com